Pustaka
Bahasa Indonesia

Reborn : Billionaire's Pet

74.0K · Tamat
CHERRY BLOSSOM
63
Bab
2.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

⚠️ Reborn/Reinkarnasi ⚠️ Bukan terjemahan! "Panggil namaku," bisik Tian seraya mendesakkan pinggulnya lebih dalam. Gigi Shashi menancap di bibir bawahnya, pipinya bersemu merah. "T-tuan Li," gumamnya ragu-ragu. "Bukan begitu cara memanggilku." Tian menyibak rambut yang menutupi kening Shashi dan tatapanya lembut menyorot wanita di bawahnya yang terlihat lemah dan mendambakannya. "Christian," erang Shashi. Tian tersenyum puas kemudian mempercepat gerakan pinggulnya, menerima tawaran Shashi dengan sengit sampai-sampai terkesan dirinya seperti binatang serakah yang kelaparan.

RomansaFantasiBillionaireDewasaPengembara WaktuMemanjakanSweetTuan MudaSalah PahamZaman Kuno

Prologue

Prologue

"Tolong selamatkan aku, Tuan."

Tubuh kurus itu ambruk di dadanya. Tian mundur satu langkah, enggan untuk menolong perempuan yang entah dari mana datangnya.

"Serahkan perempuan itu padaku!" teriak salah satu laki-laki yang berlari mendekati Tian.

Tian mengamati sekeliling area pemakaman dan alisnya terangkat. "Ambil saja kalau kau mau."

"Tuan, kumohon jangan lakukan itu padaku," rintih perempuan kurus itu di antara napasnya yang tersengal-sengal.

"Pelacur itu milik bos kami," ucap pria bertubuh cukup gempal sembari terengah-engah mengatur napasnya setelah berlari.

"Dia melarikan diri dari rumah bordil!" timpal pria yang lebih kurus dari pria gempal. Tapi, hanya sedikit bedanya.

Tian mendorong tubuh perempuan itu, jijik setelah mendengar penuturan pria di depannya. Tetapi, tangan perempuan itu mencengkeram dengan kuat jas yang dikenakan Tian dan ia merasakan tubuh perempuan itu bergetar hebat. Sekilas Tian mengamati perempuan itu dan alisnya berkerut, mustahil perempuan lemah itu seorang pelacur. Terlalu kurus, tidak menarik, dan masih sangat muda. Tian menebak usianya mungkin lima belas tahun.

"Rumah bordir kalian memperkerjakan anak di bawah umur, ya?" Tian menaikkan sebelah alisnya.

"Itu bukan urusanmu!" bentak pria bertubuh gempal.

Memang bukan. Namun, ia adalah manusia yang memiliki rasa iba. Tian mungkin akan dihantui rasa bersalah jika tidak menolong seorang perempuan belia yang di depan matanya dipaksa menjadi pelacur. "Katakan pada Bos kalian jika menginginkan anak ini, datanglah ke rumahku."

Dengan gaya pongah pria agak kurus berludah ke tanah. "Jangan sombong atau kau akan berhadapan dengan Tuan Rong!"

Tian mengangkat bahu. "Aku tidak pernah mendengar nama Rong."

"Bedebah, kau. Tuan Rong pemilik tempat bordil terbesar di wilayah ini!" ucap si gempal.

Bibir Tian mengulas senyum miring. "Siapa yang peduli dengan penguasa pinggiran kota seperti dia?"

"Serahkan pelacur kecil itu, atau nyawamu sebagai gantinya?"

Tian menyipitkan matanya. Berani sekali dua orang sampah masyarakat mengancamnya. "Apa kau tidak pernah mendengar nama besar keluarga Li?"

Tian kemudian tersenyum dengan cara yang sangat dingin dan angkuh khas miliknya, seolah menunjukkan siapa dirinya. Bahwa dia adalah Christian Li, satu-satunya keturunan laki-laki keluarga Li yang tahun ini masuk ke dalam jajaran seratus keluarga terkaya di dunia versi majalah Forbes.

Ia merangkul tubuh kurus perempuan yang masih bergetar ketakutan kemudian menekan kunci mobilnya dan lampu sebuah Aston Martin Limited Edition dengan plat nomor khusus berkedip. "Aku, Christian Li."

Mata kedua pria itu membelalak, kulit wajah mereka memucat ketakutan kemudian berlutut di jalanan. "Tuan Li, maafkan kami. Ampuni kami."

Tian melangkah meninggalkan kedua pria itu kemudian membawa wanita yang sepertinya telah pingsan itu menuju mobilnya. Direbahkannya tubuh kurus itu di jok belakang kemudian atas inisiatifnya, Tian melepaskan jasnya untuk menyelimuti tubuh perempuan malang itu lalu mengemudikan mobilnya menuju klinik milik sahabatnya.

"Di mana kau menemukan gadis itu?" tanya Wen Kai, sahabatnya sekaligus pemilik klinik yang berprofesi sebagai dokter.

Tian mengedikkan bahunya. "Di jalanan." Tepatnya di jalanan sekitar makam ibunya saat hendak meninggalkan tempat itu.

"Kita harus melaporkan ini kepada polisi," ucap Kai.

"Kurasa tidak perlu."

"Dia jelas saja korban kekerasan. Lihat luka-lukanya dan aku khawatir jika anak ini juga korban pemerkosaan."

Lebam-lebam dan memar baru di wajah dan sekujur tubuh perempuan kurus yang masih pingsan itu memang mengenaskan, dan dugaan Kai tentang korban pemerkosaan juga bisa saja benar.