Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Ada Masalah Dengan Kotak Obat

Bab 10 Ada Masalah Dengan Kotak Obat

Setelah melakukan semua itu, Ivonne sangat kelelahan, dia beristirahat di atas meja untuk sementara waktu. Dia tahu bahwa gerakannya ini sangat tidak elegan, tapi dia sudah tidak mempedulikan semua ini.

Beristirahat sejenak, dia mendengar suara cemas Bibi Linda yang terdengar dari arah luar, "Permaisuri, bagaimana?"

Ivonne berdiri perlahan dengan bertumpu pada meja, dengan datar berkata: "Masuklah."

Pintu didorong terbuka, Bibi Linda dan Letty bergegas masuk, keduanya berlari cepat untuk melihat Denis, ketika melihat napasnya sudah stabil, Bibi Linda akhirnya menghela nafas panjang dengan lega.

Ivonne membawa kotak obat dan berkata: "Maslah malam ini, kalian berdua harus rahasiakan, tidak boleh memberi tahu Raja Ronald dan siapa pun di Istana ini."

Bibi Linda dan Letty saling memandang, merasa sedikit terkejut.

Letty maju untuk memapah Ivonne, "Permaisuri, budak akan membantu memapahmu kembali."

"Tidak perlu, jaga dia, ada obat yang kutinggalkan di samping ranjang, berikan padanya tiap 2 jam sekali. Setelah makan sampai habis, cari aku untuk meminta obatnya lagi." Ivonne melepaskan diri dari tangannya, berjalan keluar dengan kesulitan.

"Permaisuri!" Bibi Linda berteriak. Tadinya ingin mengucapkan terima kasih, tapi ketika mengingat apa yang telah dilakukan Ivonne sebelumnya, kalimat terima kasih ini tidak bisa diucapkannya, hanya bisa berkata dengan datar: "Jalannya gelap, bawalah sebuah lentera."

Dia menyerahkan lentera, Ivonne mengambilnya, "Terima kasih!"

Bibi Linda terkejut!

Terima kasih? Dia mengatakan terima kasih?

Ivonne kembali ke Paviliun Serenity, menyuntik dirinya sendiri dan terkapar di ranjang.

Lukanya sebisa mungkin dicegah agar tidak terjadi peradangan, tapi karena area lukanya terlalu besar ditambah efek antibiotik, dia benar-benar sangat lemah.

Setelah demam tinggi, semua kekuatannya bagai terkuras, terkulai lemah seperti bola kapas, bahkan sulit untuk mendongak.

Setelah beberapa saat, dia terjatuh ke dalam kegelapan, tertidur.

Tidak tahu terlewat berapa lama, mendengar ada seseorang yang mendorong pintu masuk dan dengan cemas berkata: "Permaisuri, cepat bangun."

Ivonne membuka matanya dengan kesulitan, melihat raut cemas Letty, melihat arah matahari yang bersinar, sepertinya hari sudah siang.

Dia perlahan-lahan bangun, "Apa Denis kembali demam tinggi?"

"Tidak, Anda cepat bangun, ada orang istana yang datang, memintamu dan Yang Mulia untuk bergegas ke Istana." Letty melihat jejak darah di punggung Ivonne, dengan cemas berkata: "Tapi, apa Anda bisa bergerak sekarang?"

"Apa yang terjadi di Istana?" Setelah Ivonne tertidur, dia tidak merasa lebih baik, malah menjadi makin pusing, lukanya tidak dirawat tepat waktu, obatnya tidak bisa menahan luka dan mulai meradang dan demam.

Letty berkata dengan suara pelan: "Kudengar Paduka Kaisar sebelumnya sudah hampir itu."

Otak Ivonne mencari informasi dari pemiliki aslinya, Paduka Kaisar sebelumnya?

Kaisar sekarang adalah Kaisar Mikael, dia dinobatkan 5 tahun yang lalu, saat itu, Paduka Kaisar memiliki penyakit jantung dan stroke, Tabib kerajaan mengatakan bahwa dia tidak akan bisa melewati tahun itu, ketika dia masih memiliki kesadaran, dia menobatkan Pangeran makota saat itu menjadi Kaisar, tapi tidak ada yang tahu, setelah Pangeran dinobatkan, Paduka Kaisar malah berangsur-angsur membaik, hanya saja selalu berada di ranjang dan tidak bisa beraktivitas dengan nyaman.

Musim dingin tahun lalu, kondisi Paduka Kaisar kembali memburuk.

Bisa melewati sampai sekarang, sepertinya sudah tidak akan lama lagi.

Ivonne tidak mengerti aturan Istana, tapi, bahkan di keluarga sipil pun, jika kakek meninggal, maka anak, menantu dan cucu-cucunya juga harus tidur.

Perlahan-lahan dia menopang tubuhnya, lukanya masih belum dirawat, darah dan pakaiannya melekat menjadi satu, ketika dia bergerak itu sangat menyakitkan hingga dia nyaris menangis.

Tadi malam ketika pergi untuk menyembuhkan luka Denis, lukanya tergores, darahnya terus merembes keluar, dan lukanya jauh lebih serius dari sebelumnya.

Kedua tangannya sudah tidak bisa menopang, kemudian kembali terjatuh ke ranjang.

Letty melihat kondisinya, kemudian berkata: "Budak akan kembali dan berkata pada Yang Mulia bahwa Anda benar-benar tidak bisa bergerak."

Ketika Ivonne bergerak tadi, dia kemudian makin linglung, terkapar di ranjang, mendengar suara derap langkah Letty yang bergegas keluar, benaknya samar-samar berpikir, dia sudah seperti ini, tidak mungkin Raja Ronald akan membawa orang yang tubuhnya dipenuhi sekujur luka untuk pergi ke istana bukan?

Ivonne berusaha bangkit, mengambil sebuah pil penurun panas, ketika menutup kotak obat, dia malah melihat ada sebotol atropine yang tergeletak di dalam.

Di dalam kotak obatnya tidak ada atropine.

Setelah berbaring sesaat, ternyata di bagian bawah ada suntikan dopamin, dan juga sebuah alat pendorong intravena yang dirancang olehnya sendiri.

Tidak mungkin.

Dopamin dan atropine, memang ada di ruang penelitian, ini adalah obat yang digunakan untuk pertolongan pertama, dia menyiapkan beberapa di raung penelitian, tapi dia tidak pernah meletakkannya di dalam kotak obat, dan juga alat pendorong intravena itu lebih tidak mungkin dimasukkan ke dalam kotak obat.

Terlebih lagi, ketika menemukan kotak obat ini, Ivonne sudah memeriksa obat di dalamnya dan memang tidak ada alat dan obat-obat ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel