Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9

Pagi keesokan harinya, tidak ada awan yang menghiasi langit biru, matahari memancarkan cahaya berwarna emas.

Banyak orang berlalu-lalang di jalanan yang diselimuti dengan salju putih. Farrel berjalan ke arah toko bahan obat dengan kantong yang dipenuhi dengan koin emas, bisa dibilang ini adalah semua tabungan yang dimilikinya.

Setelah mendapatkan Tinju Pemecah Gunung kemarin malam, Farrel langsung mempelajarinya lebih lanjut, karena dia mau memahaminya terlebih dahulu sebelum mulai mempraktikannya.

Dia menemukan, yang terpenting dari Tinju Pemecah Gunung bukanlah masalah tangan, tapi bahan obat.

Teknik bela diri ini harus dipadukan dengan bahan obat, dia memerlukan bahan obat dengan efek penyembuh luka yang baik, yaitu Rumput Api. Kalau dia hanya meninju batu tanpa memiliki bahan obat ini, itu berarti dia adalah orang yang bodoh.

Oleh karena itu, Farrel langsung keluar pagi-lagi untuk membeli bahan obat ini.

Farrel memahami sedikit tentang Rumput Api, bagaimanapun juga dia berasal dari keluarga bela diri, dia harus mengetahui apa kegunaan dari berbagai macam bahan obat, Keluarga Tantra juga memiliki bisnis toko bahan obat, hanya saja harganya sangat mahal, anggota Keluarga Tantra yang mau membelinya bahkan tidak mendapatkan potongan harga.

Di jalan utama yang besar ini, suasana sangat ramai.

Cuaca yang dingin ini tidak bisa mengurangi niat semua orang untuk berjalan-jalan di sini, pedagang-pedagang kecil di tepi jalan di toko-toko yang berderet tetap dipenuhi dengan banyak pelanggan.

Sambil berjalan, Farrel terus mencari Rumput Api, dia berharap bisa menemukan pedagang kecil di luar yang menjual Rumput Api, karena harga jual mereka akan jauh lebih murah dari yang dijual di toko, selain itu, di situasi tertentu dia masih bisa menawar harga, sangat cocok bagi Farrel yang uangnya terbatas.

Setelah melewati setengah jalan, Farrel masih tidak menemukan Rumput Api.

Rumput Api adalah bahan obat berwarna merah api, yang terbaik adalah yang berakar putih, di peringkat kedua adalah yang berakar biru, dan yang terburuk adalah yang keseluruhannya berwarna merah.

Farrel mencarinya di semua pedagang kecil yang ada di tepi jalan, akhirnya, ketika hampir sampai di toko senjata, dia melihat setumpuk Rumput Api berwarna merah yang dimiliki oleh seorang pedagang kecil.

Farrel langsung merasa senang, dia berjalan menghampirinya dengan santai, mondar-mandir di depan pedagang kecil ini sambil melihat-lihat, lalu menunjuk salah satu Rumput Api, "Yang ini berapa?"

Pedagang kecil berkata, "Satunya lima koin perak."

Kening Farrel mengerut, lima koin perak setara dengan pengeluarkan satu keluarga beranggotakan tiga orang selama satu bulan, sekarang dia hanya memiliki belasan koin emas, jadi dia tidak bisa membeli setumpuk Rumput Api yang ada di depannya ini.

Farrel meletakkan Rumput Api di tangannya, "Mahal sekali, kalau begitu aku lihat-lihat di tempat lain saja."

Ketika Farrel mau pergi, pedagang kecil memanggilnya lagi, "Kalau begitu empat koin perak saja, kalau kamu beli banyak, aku bisa memberimu potongan harga lagi. Tuan muda, Rumput Api ini sulit untuk dipetik, kalau mau membelinya di tempat lain, harganya tidak akan semurah ini."

Farrel menoleh ke belakang, melihat-lihat setumpuk Rumput Api ini lagi sambil menghitung jumlah Rumput Api yang ada di tumpukan ini, agar dia tahu Rumput Api ini cukup untuk digunakan selama satu bulan atau tidak.

Ketika sedang menghitung, tiba-tiba dia menemukan beberapa Rumput Api berakar putih.

Jantungnya langsung berdebar-debar, Rumput Api berakar putih jauh lebih berharga 10 kali lipat daripada Rumput Api yang keseluruhannya berwarna merah. Berdasarkan yang dimuat di buku Tinju Pemecah Gunung, kalau menggunakan Rumput Api berakar putih, maka kecepatannya akan meningkat dua kali lipat.

Farrel berusaha menahan rasa senangnya, agar wajahnya tidak berubah sama sekali.

Setelah menenangkan emosinya, Farrel mengulurkan tiga jarinya pada pedagang kecil, "Kalau harganya tiga koin perak, akan kubeli ini semua."

Pedagang kecil berpikir selama beberapa saat, lalu berkata, "Baiklah."

Farrel langsung membayarnya, lalu mengambil setumpuk Rumput Api ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel