Pustaka
Bahasa Indonesia

Rahasia Seorang Milyader

77.0K · Ongoing
Alleta Mei
101
Bab
1.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Kevin adalah seorang pelayan di sebuah restoran. Dia bertunangan dengan anak dari pemilik restoran itu dan sudah dianggap sebagai keluarga Sayangnya ketika Lelano meninggal, istri dan anak perempuan Lelano yang juga tunangan Kevin, malah terus saja merendahkannya. Akhirnya Kevin diusir dari rumah itu. saat di usir, Kevin bertemu dengan Susan yang akan mengungkapkan siapa diri Kevin yang sebenarnya. Siapakah sebenarnya Kevin? Dan apa yang akan dia lakukan saat dia sudah mengetahui jadi dirinya yang sebenarnya?

actionRomansaBillionaireRevengeDewasa

Pelayan Yang Direndahkan

"Kevin! Cepat ke meja nomor lima, ada tamu mau komplain!" bentak Tuti sambil melotot ke arah Kevin.

"Iya, tante." Kevin segera menuju ke meja nomor 5. Sebagai pelayan di restoran ini, Kevin harus sigap, setiap kali ada perintah dari Tuti, sebagai pemilik restoran Bunga Bakung ini."

Kevin segera mendekati meja 5 dan langsung mengeluh dalam hati saat dia melihat siapa saja yang ada di meja nomor 5 itu.

Karena yang berada di situ, adalah teman-temannya Lisa, tunangannya Kevin.

Sejak dulu, teman-temannya Lisa ini selalu mengganggu Kevin, hanya karena Kevin adalah tunangannya Lisa. Karena mereka tidak pernah suka dengan pertunangan antara Kevin dan Lisa, Lisa sendiri adalah anak dari Tuti dan Indro Lelono.

Setahun yang lalu Indro lah yang membawa Kevin ke rumah yang menyatu dengan restoran ini. Saat itu, Kevin berada dalam keadaan blank. Dia tidak memiliki ingatan sama sekali akan masa lalunya, hanya Indro yang tahu siapa Kevin, tapi Indro sengaja menyimpan rahasia tentang siapa sebenarnya Kevin itu.

Indro berjanji kalau dia akan mengungkapkan semuanya tentang siapa sebenarnya Kevin pada satu tahun sesudahnya, tetapi sayangnya, pada 3 bulan yang lalu, setelah Indro meminta Kevin dan Anaknya yang bernama Lisa untuk bertunangan, Indro meninggal dunia karena stroke.

Pertunangan antara Kevin dan Lisa itu tidak disukai oleh teman-temannya Lisa, karena itulah Kevin yang bantu-bantu di restoran Keluarga Lelono ini, sebagai pelayan restoran tanpa gaji, selalu menjadi sasaran bully dari teman-temannya Lisa.

Karena Kevin takut dimarahi Tuti kalau tidak menuruti perintah Tuti, maka Kevin terpaksa mendekati meja nomor 5 dan bertanya, "Selamat malam, tuan. Ada yang bisa kubantu?"

Victor yang selama ini sangat menyukai Lisa langsung berkata, "Begini, kami memesan minuman bersoda tetapi ternyata, minumannya memiliki rasa yang aneh, karena itu, kami mau komplain soal itu."

"Baik biar aku ganti minuman itu."

"No! Kamu harus meminumnya karena tadi, aku sudah mencicipinya dan rasanya tidak terlalu bagus. Karena kamu bekerja di sini, kamu harus mencoba minuman ini, supaya tahu bagaimana rasanya minuman yang kamu berikan kepada kami ini!" paksa Victor.

Kevin sudah memegang minuman itu, tapi dia tidak mau meminum minuman itu, karena sebelumnya, Victor dan kawan-kawannya sudah pernah melakukan hal seperti ini. Mereka juga menolak minuman mereka dan meminta Kevin mencicipi minuman itu.

Saat Kevin meminum minuman yang mereka berikan, terasa sangat aneh dan memuakkan hingga Kevin hampir muntah dan sesudah itu, mereka tertawa-tawa dan mengaku kalau minuman itu sudah dicampur dengan kotoran dari hidung mereka juga dari gigi mereka untuk mengerjai Kevin.

Kevin pernah mendapatkan pengalaman seperti itu, maka saat ini, Kevin menolak untuk meminum minuman ini. Kevin tahu pasti kalau restorannya pasti tidak akan memberikan minuman yang aneh dan kalau sudah ada minuman yang aneh, itu pasti karena sudah dikerjai oleh Victor dan kawan-kawannya.

"Tidak usah, Tuan Victor. Biar aku yang mengganti minuman ini dengan minuman yang baru." Kevin memang harus menyebut dengan panggilan "tuan" kepada Victor, karena itu adalah tuntutan dari Victor.

Karena Kevin tidak mau mengikuti perintahnya, maka Victor langsung berteriak-teriak sehingga Tuti langsung datang.

"Ada apa, Nak Victor?" tanya Tuti sambil tersenyum-senyum karena walau bagaimanapun, Victor ini adalah anak orang kaya di kota A ini, yang selalu menjadi tamu di restoran ini, selalu mentraktir teman-temannya di restoran ini, karena itu, Tuti sudah langsung senyum-senyum ke arah Victor.

"Begini, pelayan tante ini memberikan minuman yang rasanya aneh. Aku sudah meminum minuman itu, karena itu, aku minta pelayan ini untuk meminum minuman yang tadi dia berikan kepadaku," kata Victor sambil menunjuk-nunjuk wajah Kevin.

"Makanya aku akan mengganti minuman ini kalau memang minuman ini berasa aneh," timpal Kevin.

"Tidak. Kamu harus meminum minuman ini di depan mataku!"

"Tapi minuman ini juga bukan aku yang bikin."

"Aku tidak peduli! Pokoknya kamu harus meminum minuman ini!"

Melihat kekehnya Victor ini, maka Tuti langsung melotot ke arah Kevin. "Kamu harus meminum ini, ingat, kata-kataku kepadamu! Tamu adalah raja, apa yang menjadi kehendak tamu, harus diikuti oleh kamu sebagai pelayan di restoran ini. Mengerti?"

"Mengerti, bu. Tapi, sebelum-sebelumnya kan mereka suka mencampur sesuatu seperti tahi hidung dan sebagainya dan mereka mengakuinya sendiri akan campuran itu sesudah aku meminumnya. Aku takut sekarang ini kejadian yang sama juga akan terjadi," kata Kevin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu berani memfitnah aku, hah?! Kamu pasti belum tahu siapa bapakku, hah?!"

"Aku tidak memfitnah, saat itu kamu dan teman-temanmu sendiri yang mengakui kalau minuman yang kalian suruh untuk aku minum itu, memang mengandung tahi hidung kalian. Iya kan?"

"Aku sudah lupa! Dan aku tidak peduli! Pokoknya kamu harus meminum minuman ini!"

Melihat keadaan semakin ricuh, Tuti berkata kepada Kevin, "Kamu harus meminum minuman ini. Kalau tidak, kamu akan segera aku usir dari rumah dan restoran ini. Mau aku lihat, kamu mau makan apa kalau sudah tidak tinggal di sini lagi!"

Mendengar itu, Kevin jadi sangat takut. Karena selama ingatannya selama setahun ini, dia hanya tinggal di rumah ini, hanya bekerja di restoran ini, lagi pula dia juga harus mengikuti amanat terakhir dari Indro untuk bertunangan dan pada saatnya nanti menikah dengan Lisa dan Kevin sangat menghormati Indro, karena itu, Kevin terpaksa meminum minuman yang disodorkan oleh Victor tadi.

Begitu gelas minuman itu sudah berada di bibir Kevin, Kevin yang berencana cuma akan minum sedikit, terpaksa harus menelan banyak karena Victor sudah menekan gelas itu sehingga minuman itu tumpah semuanya masuk ke dalam mulut Kevin.

Kevin merasakan suatu rasa yang sangat tidak enak, Kevin merasakan kalau minuman ini, kandungan sodanya hanya tersisa sedikit, selebihnya adalah air seni atau air kencing.

Kevin langsung menampar tangan Victor yang sedang tertawa-tawa bersama rekan-rekannya. Sehingga gelas itu terlempar jatuh ke bawah dan hancur. Kemudian Kevin langsung muntah-muntah Karena rasa yang sangat tidak enak di tenggorokannya.

Tuti sangat marah saat melihat Kevin muntah-muntah di dalam restorannya, sehingga para tamu semuanya langsung berdiri dan komplain kepada Tuti.

"BERSIHKAN MUNTAHANMU ITU!!! SETELAH ITU KELUAR DARI SINI!!!"

Kevin terpaksa membersihkan muntahannya diiringi dengan tawa berderai dari Victor dan teman-temannya.

"Usir saja dia, Tante. Dia akan bikin restoran ini tidak punya pembeli lagi, karena wajah jeleknya itu tidak boleh lama-lama berada di tempat ini," kata Victor yang langsung diamini oleh rekan-rekannya.

Saat itu Lisa datang. Kevin langsung mendekati Lisa. "Lisa, tolong minta ibumu untuk tidak mengusirku. Ingat, kita akan segera menikah."

Mendengar itu, bukannya meluluskan permintaan Kevin, Lisa malah mendekati Victor, langsung memegang tangan Victor dan berkata, "aku dan Victor sudah pacaran semalam dan karena sudah lewat masa perkabungan atas kematian ayahku dan hanya ayahku yang menghendaki hubungan kita, maka, mulai saat ini, kamu bukan lagi tunanganku."

"What? Please, ingat, Lisa. Pertunangan kita ini adalah perintah dari mendiang ayahmu kepada kita."

"Saat ayahku masih hidup, aku akan mengikuti perintahnya tapi sekarang aku tidak perlu lagi mengikuti perintahnya. Aku tidak mau tunangan dengan orang yang tidak punya apa-apa seperti kamu! Huh, harusnya kamu sadar diri, tau!!!"

"Lisa. Please."

"Pokoknya hubungan kita putus dan kamu harus enyah dari kehidupanku!"

Kevin ternganga tidak percaya dengan apa yang terjadi pada saat ini. Dia juga tidak memberi perlawanan saat Victor menyuruh teman-temannya untuk mendorong tubuh Kevin keluar dari restoran dan ditendang oleh keluar oleh teman-temannya Victor.

Baru saja Kevin berdiri, seorang wanita cantik jelita berumur 20 tahunan mendekati Kevin. "Tuan muda, akhirnya aku menemukanmu."

Kevin celingukan ke belakang, dia berpikir wanita ini sedang berbicara dengan orang yang berada di belakangnya tapi ternyata tidak ada orang di belakangnya. "Tuan muda? Siapa yang kamu maksud?"

"Tentu saja Anda, Tuan Muda Kevin Gregorius. Anda adalah pemilik dari Gregorius Grup, perusahaan terbesar di dunia.