Bab 5 Menawarkan Bantuan
Mata Vincent menyipit saat membaca misi dari sistem. 'Jadi, sistem akan memberikan misi ketika kriteria atau peristiwa tertentu terpenuhi ya...' pikir Vincent sambil mempelajari detail misi baru yang ditampilkan di hadapannya.
'Ini bukan hanya sebuah misi sederhana, tetapi misi yang melibatkan potensi bahaya dan tanggung jawab yang besar... aku memang sudah tidak asing dengan tantangan, tetapi kali ini taruhannya lebih tinggi, ini melibatkan nyawa yang nyata dan bukan hanya kelangsungan hidupku.' Pikir Vincent lagi.
Vincent mengalihkan perhatiannya kembali ke Luminova, yang mengawasinya dengan tatapan penuh harap, dia mungkin merasakan perubahan sikapnya.
"Jadi, Luminova. Apa rencanamu?"
"Aku akan pergi setelah sarapan ini dan mencari jalan kembali ke Kerajaan Eldoria," Ungkap Luminovia . "Tapi untuk melakukan itu, aku butuh bantuanmu. Aku tidak tahu di mana aku saat ini, jadi aku harap kamu bisa memandu ku kembali ke sana..."
Luminovia berhenti, seolah-olah menyadari bahwa dia telah mengambil keuntungan dari kebaikan Vincent. "Mm ... maaf, seharusnya aku tidak berfikir bahwa kamu akan membantuku begitu saja."
Vincent tersenyum meyakinkan. "Tidak apa-apa, Luminova. Aku sudah memutuskan untuk membantumu."
"Kamu sudah memutuskan?" Luminova mengulangi.
"Ya, hutan itu berbahaya bagi orang sepertimu. Bagaimana jika para bandit masih berkeliaran dan menemukanmu? Apa kamu bisa melindungi dirimu sendiri?"
Luminova menunduk dengan wajah murung. Vincent benar, dia tidak memiliki kemampuan bertarung atau sihir untuk melindungi dirinya sendiri.
"Aku akui, aku memang tidak berdaya Tuan Vincent. Jadi, apakah tidak apa-apa jika aku meminta bantuan mu lagi? Aku akan membalasnya saat kita sampai ke Kerajaan Eldoria," janji Luminova.
"Oke, tidak masalah. Kita akan berangkat sore nanti. Aku akan menyiapkan perlengkapanku dan kamu juga harus mandi. Aku akan melihat apakah ada pakaian yang bisa kamu gunakan."
"Aku sangat menghargainya, pak Vincent," kata Luminova lembut, pipinya ikut memerah karena malu.
***
Setelah sarapan, Vincent bersiap untuk perjalanan mereka, dia mulai mempersiapkan senjatanya.
Dia memutuskan untuk menyimpan senapan serbu G36 dan pistol SIG Sauer M17 miliknya. Setelah itu Dia membuka sistemnya dan melihat bahwa ada barang gratis di dalam inventorynya. Dia mendapatkan sebuah kantong magasin yang diikatkan di pinggangnya untuk menyimpan magasin G36 dan pistol M17.
Selanjutnya dia membeli rompi yang bisa digunakan untuk menyimpan lebih banyak magasin. Dia mempertimbangkan untuk membeli rompi antipeluru yang sebenarnya, tetapi karena senjata yang digunakan di dunia ini bukanlah senjata api, jadi dia memilih untuk tidak membelinya.
"Untuk persiapan senjata ku sudah aman. Sekarang saatnya beralih ke kebutuhan Luminova. Walaupun dia tidak memiliki pelatihan dalam pertempuran, tapi setidaknya aku harus memberinya senjata yang mudah digunakan." Ucap Vincent sembari menelusuri sistem dan menemukan berbagai macam pistol. "Sepertinya Glock 19 cocok, ini adalah pistol yang bagus dan dapat diandalkan" Ucapnya
Dan untuk pakaiannya, itu tidak ada masalah karena sistem ini juga memiliki berbagai jenis pakaian. Ia memilih salah satu yang sudah tidak asing lagi baginya, yaitu dirndl dengan warna yang sama dan menyerahkannya kepada Luminova.
"Aku tidak tahu ukuran mu, tapi ini seharusnya muat," kata Vincent sambil meletakkannya di rak di sebelah pintu kamar mandi.
"Terimkasih," jawab Luminova dari balik pintu kamar mandi sambil berganti pakaian dengan dirndl yang baru.
Saat Luminova bergabung dengan Vincent di ruang tamu, ia menyerahkan Glock 19 kepadanya.
"Apa ini?" tanyanya, sambil membalikkan pistol itu di tangannya, dia berhati-hati untuk tidak mengarahkannya ke dirinya sendiri atau Vincent.
"Ini pistol, alat untuk perlindungan. Aku akan menunjukkan cara menggunakannya," Vincent menjelaskan. Dia kemudian menuntunnya ke luar, di mana mereka memiliki lebih banyak ruang dan keamanan untuk berlatih.
Di halaman belakang, Vincent memasang target sementara di sebuah pohon. "Lihat kulit kayu di sana? Saya ingin kamu membidik dan menembak ke arahnya. Saya akan menunjukkan cara memegang pistol, cara berdiri, dan cara menarik pelatuk dengan aman."
Luminova mendengarkan dengan saksama saat Vincent mendemonstrasikan dasar-dasar memegang pistol. Dia menunjukkan kepadanya cengkeraman yang tepat, posisi berdiri, cara mengisi ulang, dan pentingnya untuk tidak meletakkan jarinya di pelatuk sampai siap untuk menembak. Semua itu terasa sangat asing baginya, tetapi ia memperhatikan dengan saksama, bertekad untuk belajar.
"Oke, sekarang kamu coba," kata Vincent, melangkah mundur dan mengamati saat Luminova mengarahkan pistol ke kulit pohon.
Luminova menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan saraf dan tangannya.
Dengan jari yang hati-hati, dia menarik pelatuknya. Ledakan keras membuatnya tersentak, tapi ia berhasil menembak tepat sasaran.
"Bagus! Itu sangat bagus untuk percobaan pertama," kata Vincent memberi semangat. "Ayo kita coba beberapa kali lagi. Lalu ini akan menjadi sempurna."
Mereka menghabiskan satu jam berikutnya untuk berlatih, dan Luminova perlahan-lahan merasa lebih nyaman dengan pistol itu.
"Oke, kamu sudah siap. Sekarang mari kita pergi ke Kerajaan Eldoria," Ucap Vincent. "Pimpinlah jalannya."
Ketika dia mengatakan itu, Luminova hanya menatapnya. "Uhm... kamu benar-benar tidak tahu di mana letak Kerajaan Eldoria?"
"Aku tidak tahu di mana itu, aku juga baru di tempat ini," kata Vincent.
"Tunggu, kalau kamu tidak tahu bagaimana cara kembali ke Kerajaan Eldoria, lalu bagaimana kita bisa sampai ke sana? Aku pikir kamu sudah tahu di mana tempatnya saat kamu mengatakan akan membantu ku ," Ucap Luminova.
"Ahh... aku lupa memberitahumu tadi," Vincent tertawa kecil. "Kalau begitu, kita harus pergi ke tempat aku menemukanmu. Kemungkinan besar akan ada rekan dari bandit yang telah kubasmi kemarin."
"Tapi itu berbahaya!" Luminova memperingatkan. "Mereka terlalu banyak... lagi pula itu adalah basis operasi mereka. Jika kita menghadapi mereka..."
"Ssst..." Vincent menyibak Luminova. "Kamu harus percaya padaku dalam hal ini. Lagipula, ini adalah
kesempatan terbaik kita untuk menemukan majikanmu." Ucap Vincent meyakinkan Luminova.
Luminova mengangguk, meski ekspresinya menunjukkan bahwa dia sangat gugup. "Baiklah, Pak Vincent.Aku percaya padamu."
Vincent tersenyum, menghargai kepercayaannya.
Dan kemudian mereka berangkat ke tempat di mana Vincent menemukan Luminova. Tempat itu dekat dengan mereka dan ketika mereka tiba di sana, Vincent segera memberi isyarat kepada Luminova untuk berjongkok dan bersembunyi ketika dia melihat tiga bandit sedang menyelidiki area di mana dia pertama kali menemukannya.
"Biar aku yang menangani ini..." Vincent berbisik sambil menarik pistol M17-nya dan membidik dengan hati-hati, lalu melepaskan dua tembakan cepat. Dua bandit pertama terkena tembakan di kepala dan langsung tumbang. Bandit ketiga, yang terkejut, mencoba untuk lari tetapi Vincent menembaknya di kaki. Pria itu menjerit kesakitan, kemudian jatuh ke tanah sambil memegangi kakinya.
Luminova memperhatikan dengan mata terbelalak dan membeku.' Jadi, begitulah cara kerja senjata misteriusnya. Itu seperti jenis sihir proyektil tetapi sangat cepat dan terlalu cepat untuk dilihat orang.' Pikirnya Dalam Hati.
Vincent bergerak cepat ke arah bandit yang terluka itu, sembari mengarahkan pistol yang masih tertancap di tangannya. "Jika kau tidak ingin berakhir seperti rekan-rekan mu yang ada di sana, maka jawab pertanyaan dariku. Di mana markas operasimu?"
"..... " Bandit itu tidak menjawab.
Vincent meletakkan satu kaki di area luka bandit itu dan menekannya "Arrghhhh..." . Bandit itu berteriak lagi, wajahnya meringis kesakitan.
"Oke, oke! Itu di utara, dua kilometer dari sini!" Ucapnya terengah-engah, mencoba untuk mengurangi tekanan.
Vincent mengangguk, sambil menjaga senjatanya tetap terarah pada pria itu. "Berapa banyak temanmu yang ada di sana?"
"Sekitar empat puluh... Tolong, kakiku sakit" Ucap bandit itu memohon sambil meringis.
Vincent menoleh ke arah Luminova, memberi isyarat agar dia tetap diam. Dia kemudian mengalihkan perhatiannya kembali ke bandit itu.
"Bagaimana caranya untuk memastikan bahwa itu bukan jawaban omong kosong?" Suara Vincent tegas sembari menjaga kakinya dengan kuat di kaki bandit yang terluka, kemudian memberikan tekanan yang cukup untuk mengingatkan pria itu akan situasi genting.
Bandit yang meringis kesakitan itu mengangguk dengan cepat. "Aku bersumpah, di situlah kamp kami! Tolong, aku sudah mengatakan yang sebenarnya!"
Vincent mengurangi tekanan pada kaki bandit itu, namun tetap mengarahkan pistolnya tepat ke arahnya. "Sepertinya kau mengatakan yang sebenarnya, kerja sama mu sangat aku hargai."
Ketika bandit itu berpikir bahwa dia akan hidup, suara tembakan segera menghapus pikiran itu.
[Anda telah mendapatkan: 300 poin pengalaman dan 1.500 koin emas!]
Luminova tersentak kaget.
Vincent berjalan kembali ke tempat Luminova berdiri dan dia bertanya.
"Mengapa kamu membunuhnya? Kamu berjanji akan membiarkannya hidup?"
Vincent melirik ketiga mayat bandit itu an menjawab, "Orang-orang itu mencari nafkah dengan merugikan orang lain. Mereka tidak pantas untuk hidup."
Luminova tampak gelisah, tetapi mengangguk perlahan.
"Kita harus bergerak cepat sekarang," Ucap Vincent, sambil memeriksa senjatanya dan melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada bandit lain di dekatnya.