Bab 2
Mobil meluncur pelan menuju rumah diiringi canda, tawa sampai akhirnya mereka memasuki perkarangan rumah.
“Selamat malam bapak, ibu, tuan muda”
“Ibu, sepertinya bibi harus dapat khursus tambahan dari selkie” (ibu hanya tersenyum)
“Maaf Tuan, maksud bibi selamat malam selkie”
“Itu baru bener bibi, malam juga bibi” (tersenyum)
“Mau minum apa? Nanti bibi bikinin”
“Tidak usah, kami sudah ngantuk jadi mau tidur bi, capek (tersenyum). Bibi juga sudah boleh tidur ”
(Keesokan harinya)
Ayu membuka kamar Selkie dan memandang putra tunggalnya yang masih tertidur. Ayah, kapan anak kita menggunakan fasilitas yang kita berikan untuknya. Ibu bingung dengan kebiasaan anak kita, disatu sisi ibu bangga karena anak kita tidak sombong, disisi lain ibu ingin mengenalkan kepada teman-teman kalau ini anak ibu. Tapi ini? jangankan kenalan, yang tahu dia anak kita hanya 3 orang temannya.
Astaga bu, bukan ibu saja yang bingung, ayah juga lebih pusing dengan tingkah laku selkie yang aneh-aneh. Minta diijinkan khursus karate, tapi apa? sampai sekarang hobinya mengalah terus. Kan jadinya ayah yang geram sendiri bu.
Nach kalau yang itu ibu setuju, mengalah kan bukan berarti kalah. Karate hanya untuk keadaan terdesak saja, bukan untuk digunakan sembarangan. Kan kalau setiap ada masalah terus diselesaikan secara kekerasan itu tidak baik ayah, yang ada masa depan anak kita itu rusak total.
Apanya yang bagus, ayah pengennya melihat selkie melawan teman-teman yang suka jahil sama dia.
“Apa?......” Ayu memandang suaminya tajam
Ayah hanya bercanda bu, beneran dech…… (Meski kadang gemas dengan sikap selkie yang selalu mengalah kepada teman-teman yang suka ngerjain dia, tapi ayah tak bisa berbuat apa-apa karena kata-kata ibu tidak dapat diganggu gugat. Kalau di perusahaan dia bosnya tapi kalau di rumah Ayu istrinya yang menjadi bos. Bukan karena takut pada istrinya tapi karena dia benar-benar sayang sama anak dan istrinya. Dia akan melakukan apa saja asalkan anak dan istrinya bisa bahagia.)
Ayah, Ibu, ngapain dipintu kamar? Aku sudah telat?
“Tidak telat, ibu baru saja mau bangunin kamu untuk mandi dan bersiap ke sekolah”
“Aku mandi dulu ya” (Selkie menyambar handuk di kamarnya dan berlari cepat menuruni tangga menuju kamar mandi yang ada di bawah).
“Selkie…. Selkie….. (mengetuk kamar mandi)”
“Kenapa Yah?” (Selkie membuka kecil pintu kamar mandi)
Kamu kan ada kamar mandi, kenapa mandinya disini? (kata ayah, sambil menenteng handuk).
“Sama, ayah juga kan punya kamar mandi”
“Ayah dan anak sama saja” (bibi mengeleng-gelengkan kepalanya, bingung).
“Seperti kata pepatah bi, buah jatuh tak jauh dari pohonnya”
Ayu hanya memandang suami dan anaknya yang bergantian kamar mandi dan berlari ke kamar masing-masing untuk bersiap ke tempat tujuan sambil membantu bibi menyiapkan sarapan pagi untuk mereka. Setelah persiapan selesai mereka sarapan bersama.
“Selkie, ke sekolah bareng ayah saja. Kan kita searah”
“Iya ibu setuju……”
“Selkie pakai sepeda saja Yah, Bu”
Ya sudah terserah kamu saja yang penting hati-hati dijalan (ayah dan ibunya mengalah).
SMP N 1 Tareran merupakan sekolah yang mengutamakan prestasi siswa, dan guru-guru berusaha keras agar supaya siswanya memiliki budi pekerti yang baik selain prestasi. Karena itu banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya disana. Disana juga Selkie bersekolah.
“Bagi 7 kelompok, setiap kelompok memiliki 5 personil.” Kata Pak Guru
“Pak Guru, apakah kelompoknya dipilih sendiri oleh siswa atau…..” Tanya Rinto
“Menurut kalian bagaimana?.....” Pak Guru balik bertanya
“Pilih sendiri pak” Teriak siswa secara spontan
“Baik, tapi untuk ketua kelompok bapak yang akan menentukan”
“Iya pak guru”
Pak Guru:
Kelompok 1 Ketuanya Novita
Kelompok 2 Ketuanya Ferna
Kelompok 3 Ketuanya Selkie
Kelompok 4 Ketuanya Junita
Kelompok 5 Ketuanya Sintia
Kelompok 6 Ketuanya Fisher
Kelompok 7 ketuanya Mariany
Sekarang silakan kalian mencari ketua kelompok yang menurut kalian bisa diajak kerjasama. Bahas tentang satwa yang dilindungi.
“Selkie, kami gabung kelompok kamu ya?”
“Maaf, tapi kelompok kami sudah 5 orang. Kelompok Feli tampaknya masih kurang.
“Ferna, jangan ganggu selkie” kata Ana ketika melihat Ferna mendekati Selkie.
“Ana… Ana…. Sebaiknya jangan ikut campur. Aku mau menggangu Selkie atau tidak bukan urusanmu. Lebih baik kamu mengurus diri sendiri saja."
