3 Pengalaman Luar Biasa
Mendengar bisikan manja dari Eva itu, Nathan semakin bersemangat untuk mengulas kekenyalan di hadapannya ini dengan lidahnya.
"Keluarkan lidahmu panjang-panjang dan jilatin ini-ku," perintah Eva lagi sambil menunjuk kekenyalan kecilnya.
Nathan mengangguk. Dia mengeluarkan lidahnya dan mulai menjilati kekenyalan yang ditunjuk Eva tadi.
"Aduh ... enak banget. Ahhhh ... terasa banget.
Nathan terus menjilati bagian atas dari empal klimis yang tercukur rapi milik Eva.
Nathan merasa kejantanannya semakin kencang karena merasakan gairah yang sangat saat dia mengulas permukaan liang kewanitaan milik Eva ini.
"Aduh, Nathan. Ehhh ... terusin Nathan. Terusin. Lidah kamu enak banget, terasa banget di itilku. Aduh. Enak banget."
Eva menarik tangan Nathan untuk dibawanya menuju ke arah buah dadanya.
Sambil terus menjilati kekenyalan yang terlihat sangat nikmat itu Nathan mulai memilin tonjolan di buah dada Eva.
"Masukin jarimu, sayang. Ugh, masukin tanganmu," pinta Eva.
Nathan menghentikan jilatannya. Dia agak bingung dengan keinginan Eva ini. Dia menatap ke arah tangannya dia tidak tahu jari mana yang harus dia masukkan.
Eva membuka matanya. Dia melihat kebingungan pemuda polos di depannya ini. "Masukin jari tengahmu supaya panjang. Ayo cepat."
Eva langsung membuka lebar-lebar pahanya siap untuk dimasuki oleh jari tangan anak muda ini.
Nathan mengangguk. Kemudian dia menekuk empat jarinya dan hanya membiarkan jari tengahnya saja yang mengacung.
Setelah itu, Nathan mulai memasukkan jari tengahnya di kedalaman liang surga milik Eva.
Eva langsung menjerit tertahan saat jari tangan Nathan mulai masuk ke dalam liang sempitnya.
"Oh, enak banget, Nathan. Ini enak banget."
Nathan mulai memasuk-keluarkan jarinya ke dalam lubang surga ini. Dia merasakan rongga-rongga yang di dalam sana. Dia mulai merasa enak dengan apa yang dia lakukan ini.
"Nathan! Oh enak Nathan. Oh."
"Iya, kak. Ini enak banget. Aku suka ini, kak."
"Iya, Nathan. Mulai hari ini, kamu boleh menikmati ini. Owh ... enak banget. Nikmat eeee. Kocok terus, Nathan. Kocok terus."
Nathan melakukan apa yang diinginkan oleh Eva. Pemuda yang baru sekarang melakukan hal ini itu, terus diajarkan oleh Eva akan cara melakukan tusukan yang baik.
Karena itu, beberapa saat kemudian tusukan-tusukan Nathan mulai terasa enak bagi Eva.
"Aduh, ini enak bangets. Enak banget. Terusin kocok, terus. Lebih cepat lagi."
Eva semakin blingsatan. Tubuhnya kelojotan dalam kenikmatan yang amat sangat. Dia terus ceracau tidak karuan.
Gerak tubuh Eva ini semakin membuat Nathan lebih bersemangat untuk mempercepat gerakan tangannya.
Tangan Nathan masuk keluar di dalam liang surga Eva, memberikan rasa yang tidak terperi bagi Eva, sehingga Eva semakin berteriak dalam nikmat.
Akhirnya Eva berteriak panjang karena dia telah berhasil mencapai puncak kenikmatan yang dia cari sejak tadi.
Tusukan Nathan membuat Eva mencapai puncaknya.
Sementara Nathan kebingungan saat dia merasakan ada cairan yang membanjiri jari tengahnya.
Tiba-tiba terdengar suara bunyi panggilan handphone di kamar ini yang membuat Eva yang masih ngos-ngosan karena baru habis mencapai puncak langsung bergerak, berdiri untuk menuju ke arah lemari makeup untuk mengambil handphonenya.
"Halo, sayang," kata Eva memulai kata-katanya. "Aku sudah yakin kalau kamu akan menelponku lagi. Ternyata kamu masih mengingat aku."
Eva nampak mendengar sesaat. Kemudian dia berkata, "gimana? Apa kamu meneleponku untuk kembali padaku?"
Kata-kata Eva itu membuat Nathan kecewa. Karena sejak tadi, sejak dia mendapatkan perlakuan khusus dari Eva, Nathan mulai menyukai Eva.
Kini, saat Nathan mendengar percakapan Eva yang terdengar sangat mesra dengan orang yang menelponnya maka hati Nathan menjadi panas.
Nathan tidak mau lagi berada di tempat ini. Dia segera mencari semua bajunya. Dia cari semua bajunya hingga keluar dari kamar ini.
Setelah itu, tanpa berpamitan lagi, Nathan segera keluar dari apartemen yang disewa Eva ini.
Saat Nathan keluar dari apartemennya Eva, seorang wanita yang sedang menyapu apartemennya yang berada tepat di depan apartemennya Eva, melihat tingkah-laku Nathan itu.
Nathan terlihat gugup saat dilihatin oleh wanita itu.
Nathan berjalan terus untuk menuju ke apartemen tantenya. Ada dua orang wanita yang sedang bercakap-cakap di depan pintu di samping pintu apartemennya Eva yang melihat tingkah Nathan yang agak kikuk itu sehingga gosip pun mulai menyebar.
Nathan pun sampai ke apartemennya dan langsung masuk ke dalam untuk langsung menuju ke wastafel. Dia langsung mencuci bersih mulutnya yang tadi dipakai untuk memberikan service kepada Eva.
Seorang wanita keluar dari kamar dan melihat Nathan. Dia langsung berkata, "kenapa kamu baru datang? Kan tante cuma nyuruh kamu nganter tempat puding ke Eva."
Nathan tidak langsung menjawab. Dia bingung untuk menjawab pertanyaan Mila ini.
"Apa Eva-nya lagi tidur terus pintunya kamu ketuk-ketuk dan kamu tunggu sampai dia keluar rumah, apa begitu?"
"Iya, Tante Mila," bohong Nathan.
"Ya sudahlah. Berikut kalau Tante menyuruh kamu untuk memulangkan barang-barang atau memberikan barang-barang kepada tetangga, kamu cukup mengetuk pintu 3 kali kalau nggak ada juga jawaban, kamu langsung pulang aja dan nanti dicoba lagi nanti. Ngerti?"
"Iya, tante. Nanti akan Nathan ingat-ingat."
"Bagus. Tante mau ke arisan kamu yang jagain rumah ini, oke?"
"Iya, tante."
Setelah itu, Mila yang sudah berpakaian rapi itu langsung keluar dari apartemen untuk meninggalkan Nathan sendirian di dalam apartemen ini.
Mila memang adalah seorang perawan tua yang belum pernah menikah. Dia sempat mengalami broken heart parah di masa kuliah dan juga di masa di pertama kali bekerja.
Karena itu, Mila tidak pernah lagi berminat untuk berumah tangga. Kehidupannya hanya bekerja dan bekerja saja. Dia bekerja di sebuah kantor perusahaan asing yang berpusat di jalan Sudirman Jakarta.
"Tutup pintunya, ya?" pesan Mila sebelum dia keluar dari apartemen.
Nathan mendengarnya. Tapi Nathan tidak langsung menutup pintu apartemennya. Dia masih teringat akan peristiwa mengagetkan yang tadi dia alami.
Peristiwa yang sangat luar biasa baginya di mana dia mendapatkan kesempatan untuk mengulas dan menusuk-nusuk liang surga dari seorang gadis yang sangat cantik
Nathan cuma pernah tertarik kepada seorang wanita sepanjang hidupnya yaitu kepada Grace teman sekolahnya saat SMA
Nathan cuma bisa menyimpan perasaannya karena dia takut untuk menyatakan perasaannya hingga akhirnya dia harus berpisah dengan gebetan.
Kini setelah sekian lama tidak tertarik lagi pada seorang gadis, akhirnya Nathan tertarik pada Eva, gadis yang langsung memberinya kesempatan untuk memegang buah dada, memilin tonjolan di buah dada bahkan juga menghisap liang surga wanita itu.
Pengalaman ini terasa sangat luar biasa bagi Nathan. Pengalaman ini masih terngiang-ngiang hingga dia tidak sadar seseorang sudah masuk di dalam apartemennya.
Orang ini adalah wanita yang sebelumnya menyapu di depan apartemennya Eva.
Wanita itu terus memandangi Nathan dari arah belakang. "Boleh juga brondong ini. Hmmm, aku ingin memakainya sekarang juga."
