Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

10 Ingin Memenangkan Hati Nathan

"Kak Marlyn? Mengapa?" Nathan secara refleks menutup benda kebanggaan berukuran jumbonya yang masih tegak perkasa itu.

"Aku ... aku ingin mencari surat lamaran itu," bohong Marylin.

"Oh. Tunggu di sini." Nathan bergegas masuk ke dalam kamar untuk meraih pakaiannya yang berserakan di lantai kamar.

Sambil menggapai baju-bajunya, Nathan berpikir tentang keberadaan wanita muda yang muncul tiba-tiba ini. "Apa arti tatapan matanya tadi? Apakah dia juga ingin seperti Stella. Hmmm."

Sementara itu, saat Nathan masuk ke dalam kamar, Marylin menuju ke arah pintu tempat Stella tadi keluar. Marylin langsung mengunci pintu dari dalam agar supaya tidak ada orang yang bisa masuk lagi di kamar ini. Dia takut kalau Stella tahu kalau dirinya dibohongi, maka, Stella akan balik lagi ke sini.

Setelah mengunci pintu keluar, Marylin mulai melangkah pasti menuju ke arah kamar sambil membuka bajunya satu-persatu.

Hasrat Marylin belum pernah turun. Dia ingin menyerahkan dirinya pada Nathan sambil menawarkan sebuah hubungan khusus pada Nathan. Dia sedang kosong dan tidak punya pacar, dia ingin mengambil Nathan sebagai pacar barunya dan menjauhkan Nathan dari Stella.

Itulah rencana yang ada di benak Marylin. Sekarang ini, dia akan mulai melaksanakan rencananya dengan cara menggoda Nathan.

Nathan sudah memakai pelindung segitiganya. Dia masih memikirkan akan kehadiran gadis yang sekarang ini berada di ruang tamu aparteman tantenya ini. Nathan memikirkan pandangan mata gadis bernama Marylin itu dan juga memikirkan hasratnya yang belum tuntas itu.

Baru saja Nathan duduk di pinggir ranjang dengan maksud untuk memakai celananya, tiba-tiba Marylin sudah masuk kamar dan berdiri di depannya.

Bukan hanya itu. Kedua kaki Marylin, kini sudah berdiri tepat di depan Nathan. Mengangkang di sana dan sengaja menghalangi tangan Nathan yang hendak memasukan kakinya di celana jeans-nya.

Ini membuat Nathan menatap ke arah Marylin. "Apa yang kamu inginkan?"

"Aku ingin merasakan seperti yang kamu lakukan kepada Stella tadi."

"Dari mana kamu tahu soal itu?" tanya Nathan heran.

"Aku melihat semuanya dari awal. Aku berdiri di situ sejak tadi, saat ruangan di sana itu masih gelap." Marylin menunjuk ke arah pintu ruang tamu.

"Berarti kamu sudah ada di sini sejak awal?"

"Tentu saja. Dan aku melihat semuanya." ngotot Marylin. "Kamu jangan pura-pura lagi.

Leon memperhatikan wajah gadis di depannya ini. Wajah gadis di depannya ini sangat manis dan dia masih terlihat lebih polos dari Stella. Wajahnya cantik, tidak kalah dengan Stella. Hanya saja, baik Stella maupun Marylin ini, masih kalah cantik dari Eva.

Nathan kembali teringat akan Eva. Dia teringat kalau Eva tidak menuntaskan permainan dengannya dan itu kemungkinan karena Nathan yang masih polos dalam hal bercinta, kalah dari mantannya Eva yang sudah pengalaman.

Nathan teringat kalau dia harus bisa mendapatkan pengalaman cinta yang banyak supaya dia nanti bisa memuaskan Eva, gadis yang paling menarik hatinya di aparteman ini.

Karena Nathan ingin mencari pengalaman bercinta sebanyak-banyaknya dan ditambah Nathan belum klimaks, maka Nathan mengangguk dan berkata, "kalau begitu, bagaimana kita memulainya?"

"Kamu yang mulai. Aku akan mengikutimu," tandas Marlyn.

Nathan mulai menanggalkan segitiga pengamannya yang baru saja dia pasang tadi, sehingga benda besar yang ada di dalam segitiga pengaman itu mulai tegak lagi.

Marylin menatap ke arah benda besar yang kini mulai menegak di depannya ini. Benda milik Nathan ini kembali tegak karena Nathan memang belum mencapai puncak satu kali pun saat bersama Stella.

Saat ini karena kehadiran gadis bernama Marylin di depannya ini, membuat miliknya sudah tegak tanpa Nathan kendalikan.

Dengan penuh minat, Marlyn terus menatap ke arah rudal milik Leon yang seolah mengundangnya untuk terus mendekati dan menyentuh benda itu.

"Bolehkah aku menyentuhnya?" tanya Marlyn sambil terus menatap dengan penuh minat ke arah pusaka milik Nathan ini.

"Tentu saja kamu bisa melakukannya."

Dengan penuh minat, Marylin segera memegang benda yang sejak tadi membuat dada Marylin naik turun itu.

Marlyn mulai memegang benda itu dengan dua tangan. Sejak tadi, benda ini sudah membuat nafas Marlyn tidak karuan, membuat Marlyn blingsatan dalam nafsu membara.

Karena itu, begitu mendapatkan lampu hijau dari Nathan, maka dengan penuh minat, Marylin segera memegang dan mengelus-elus rudal milik Nathan ini dengan penuh kerinduan.

Kerinduan ini sudah dirasakan Marlyn sejak tadi. Sejak dia melihat pergerakan-pergerakan rudal milik Nathan saat Nathan masuk keluarkan di tubuh Stella.

Ditambah dengan keinginan besar dari Marlyn untuk menyenangkan dan memenangkan hati Nathan agar supaya Nathan menjadi pacar barunya Marylin, membuat Marylin sangat meminati permainan ini.

Sebelumnya Marlyn pernah disuguhi pengalaman memegang juniornya para mantannya. Tapi semuanya tidak membuat Marlyn ngiler.

Tidak ada dari kejantanan milik para mantannya yang berkesan bagi Marlyn. Karena itu, Marlyn tidak mau saat diajak untuk berbuat di luar batas dengan satu pun dari para mantannya itu.

Hanya saja pada malam ini, saat melihat milik Nathan yang besar, melihat tubuh Nathan yang macho, melihat wajah Nathan yang tampan rupawan, ada sesuatu yang terjadi pada Marlyn.

Sesuatu yang bergemuruh di dada Marlyn dan ini membuat Marlyn ingin memasrahkan dirinya, ingin memasrahkan miliknya yang paling berharga untuk Nathan.

Sekarang ini, dengan penuh minat Marlyn mulai mengelus-elus pusaka milik Nathan dengan mata melotot ke arah benda di depannya ini.

Ekspresi wajah Marlyn dan mata melototnya ini membuat Nathan tersenyum, karena ekspresi Marylin seperti sedang melihat suatu barang yang sangat berharga.

Ini membuat Marlyn tersenyum dan berkata, "kamu bisa melakukan apa yang kamu inginkan pada milikku ini.

"Benarkah?"

"Ya. Tentu saja. Kamu bisa melakukan semua yang kamu mau."

Mendengar kata-kata Nathan ini, Marlyn mulai memasukkan kepala dari benda perkasa milik Nathan ini ke dalam mulutnya. Marlyn menghisap benda ini dengan penuh perasaan.

Marlyn mulai menikmati apa yang dilakukannya ini. Walaupun mulutnya harus dibuka lebar-lebar saking besarnya benda yang sedang dia kulum dan pegang ini, tetapi Marlyn merasa gairahnya naik tinggi sehingga dia sangat menikmati ini.

Marlyn terus menikmati apa yang ada di dalam mulutnya, apa yang sedang dia kulum, dia hisap, seperti pisang besar yang biasa dia hisap itu.

Marlyn menikmati apa yang ada di dalam mulutnya dan dia merasakan tangan Nathan mulai membelai-belai rambutnya sambil Nathan terus menatap Marlyn.

Nathan melihat gadis belia berwajah manis, cantik mempesona yang membuat, tanpa bisa Nathan kendalikan, miliknya semakin besar dan semakin membesar di dalam mulut Marlyn.

Nathan menelan salivanya. Dia merasa keenakan dengan apa yang dilakukan Marlyn ini, dia merasa keenakan dengan permainan lidah dan mulut Marlyn yang mempermainkan terong miliknya ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel