BAB 11 Keluarga Hasan Pindah kekalimantan
Beberapa tahun kemudian ketika lestari Kelas 4 SD dan Ratih kelas 1 SD mereka pindah semenjak pindah Hasan dan Nilam hubungan mereka kembali renggang entah apa yang ada di kepala Hasan tidak menyentuh Nilam sedikitpun memang satu kamar agar anak anak tidak tahu hubungan mereka sudah mulai renggang dan tetap terlihat mesra,ketika dikantor mungkin ada setan jahat merasuki tubuh Hasan meminta Susan sekertarisnya untuk mencarikan dia obat kuat
Susan mengetuk pintu "Tok...tok...Tok..."
"Iya masuk "
"Baik Pak"
"San coba saya dicari kan obat kuat "
Dengan wajah tercengang Susan
" Ba..Baik pak.. untuk bapak? "
" Iya.. buat saya Terserah dalam bentuk apa saja ya dan tolong sekalian saya boking 1 kamar untuk istirahat besok dan carikan saya teman untuk menemani istirahat besok sore setelah saya metting "
"Bukannya bapak sama ibu besok istirahat disana kenapa harus mencari teman lagi pak" ujar susan
" Sudah carikan saja tidak perlu banyak tanya sediakan apa yang saya minta besok"
"Baik pak"
Dengan hati bertanya tanya dan penuh rasa heran Susan meninggalkan ruangan Hasan
Namun tetap saja Susan memenuhi keinginan atasan itu setelah Susan memenuhi permintaan atasannya dan Hasan memberi sedikit uang untuk Susan dimasukan diamplop putih
Setelah selesai metting Hasan menghampiri Susan
" Apakah sudah siap yang saya minta kemarin"
"Su..Su... sudah siap pak" ujar susan
" Ambillah san dimeja saya amplop putih itu buat kamu"
"Baik pak .. terimakasih
Hasan pun mengangguk
"Oh ya san,Jangan bilang sama ibu saya istirahat dihotel ya kalo ditanya saya kemana bilang saja saya sedang meeting"
"Baik pak"
"Nanti saya tlp ibu biar tidak merepotkan kamu"
"Baik pak"
Hasan tlp kerumah dan kebetulan Nilam yang angkat
Tut...Tut...tut
Haloo ...
Iya mas
Iya aku ada metting cabang dikantor jadi aku pulang telat kalo mau makan makan lah dulu dengan anak anak
Baik mas nanti aku sampaikan ke anak anak agar tidak terlalu mencarimu
Telpon ditutup
Hasan pun segera bergegas menuju hotel yang dpesan sekertarisnya dan menikmati istirahat dengan teman kencannya dihotel tersebut
Setelah puas menikmati istirahatnya Hasan pun meninggalkan hotel tersebut dan kembali rumah setelah kejadian itu berlalu Hasan melakukan aktivitas seperti biasanya Hasan sering kali bersikap acuh tak acuh dengan istrinya Nilam selalu arogan dengan lestari dan Ratih melaksanakan kehendak kepada anak anaknya pernah suatu ketika lestari ingin beli tas baru karena sudah rusak dan lestari suka model tas itu Nilam pun setuju...tp tidak dengan Hasan lalu Hasan menunjukan model tas sesuai selera Hasan Mungkin karena saking takutnya lestari kepada Hasan dengan terpaksa lestari setuju.
"Gimana lestari kamu sukakan tas yang bapak pilih?
Dengan wajah antara kecewa dan takut dimarahin lestari terpaksa mengatakan
"iya pak tari suka kok"
"Beneran ya suka tp jangan cepat dirusakin lagi ini tasnya kayaknya awet dech tas ini kelihatan mahal tapi tak apa harganya 165 RB hati hati yang makenya bapak ga punya uang lagi untuk beli tas semahal ini
"Iya pak ujar lestari dengan ekspresi ketakutan
Nilam pun mendelik begitu Hasan bicara kepada anak sulungnya Hasan pun menunduk dan mencari perhatian kearah lain sambil menuju kasir membayar tas yang dipilih ya tadi dan mereka berempat pulang saat itu sebelum pulang Nilam, lestari dan Ratih ingin sekali sekali makan di restoran Hasan menurutin tp ketika semua sedang makan Hasan menghitung berapa dibayar dikasir tadi
" Ini tadi untuk makan kita berempat sudah 250 RB ini sih uang bensin bapak sebulan belum lagi tadi beli tas baru kamu tari 165 RB"
mendengar pembicaraan seperti Itu Nilam dan anak anak berhenti makan dan ingin segera pulang setelah sampai di rumah dan anak anak tidur
Nilam bicara dengan Hasan
" Mas apa maksudnya kamu bicara seperti itu didepan anak anak td "
"Yang mana sich dengan wajah polos Hasan
" Yang tadi menyebutkan soal harga waktu makan restoran dan ketika lestari membeli tas harga mahal
"Kan aku cuma ngasih tau ke anak anak supaya hemat jangan suka jajan berlebihan udah itu aja kok "
"Tapi tidak gitu mas caranya kasihan anak anak mas kalo begitu"
" Ah... Sudahlah tau apa kamu aku cuma ngajarin anak anak hidup hemat apa itu salah?"
Nilam pun diam dan Hasan memilih pergi tidur diruang tamu untuk menghindari keributan
Pagi pun tiba seperti biasa semua sarapan dan selsai sarapan lestari berangkat diantar Hasan sedangkan Ratih lebih mandiri dia berangkat ke sekolah naik sepeda kebetulan sekolah lestari dan Ratih berbeda, Ratih diterima disekolah yang lebih dekat dengan rumah sedangkan lestari dia memang ada kekurangan fisik diterima sekolah yang agak jauh dari rumah tapi satu arah dengan kantor Hasan jadi berangkat sama Hasan namun tak jarang Ratih minta diantar ke sekolah dengan kakaknya
Dan setiap pagi rajin membangun anak anak walaupun akhirnya Hasan tidur kembali disalah satu tempat tidur anaknya ketika anak anak bergegas untuk siap siap berangkat ke sekolah sedangkan Nilam sibuk menyiapkan sarapan pagi walaupun ada bibi dirumah
Jam Pulang sekolahpun tiba lestari sudah dijemput oleh Hasan didepan gerbang sekolah seperti biasa sambil nganter lestari pulang kerumah makan siang dirumah kalo tidak ada metting dikantor
Lestari dan hasanpun sampai dirumah Ratih juga berada dirumah mereka makan berempat dimeja makan Nilam pun bertanya pada kedua anaknya
" Kakak,adek ada PR tidak hari ini?"
" Ada Bu jawab Ratih"
"Dek,kamu bobok siang dulu setelah bobok kamu kerjakan PR nya "
" Iya Bu jawab Ratih
"Kak gimana ada PR tidak?"
" Tidak Bu"
"Oh baiklah kakak bobok siang dulu ya nanti belajar buat besok diulangi lagi yang kemarin"
"Baik bu"
Setelah makan siang selesai Hasan pamit kembali kekantor dengan Nilam sedangkan tari dan Ratih tidur siang sudah menjadi rutinitas setiap hari keluarga itu
Namun disini awal sebuah kejadian dimana keluarga Hasan terusik oleh adik adik Hasan yang suka menghubungi Hasan ketika jam kantor dan minta sejumlah uang kepada Hasan padahal adik Adik Hasan sudah menikah punya anak dan tergolong mampu dalam mencari nafkah ntah apa maksud mereka seperti itu
Diam diam Hasan mentransfer sejumlah uang kepada adik tanpa sepengetahuan Nilam tanpa disadari Hasan sudah memangkas kebutuhan rumah tangga juga
Itu hanya sesekali Hasan lakukan ketika adik nya meminjam sejumlah uang Hasan menolak nya dengan alasan pengeluaran bulan ini sudah habis karena melihat adiknya sudah mapan namun entah terkena bujuk rayunya sang adik hati hasan luluh.