Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Di kehidupan terakhirku, sebelum orang-orang Istana Kemara datang, Janila sudah mengincar Alares yang keturunan bangsawan. Ditambah lagi, sikap Ayah begitu pilih kasih, jadi langsung menikahkan Janila dengan Alares.

Sedangkan aku, harus menerima nasib menikah dengan Hugase, yang hanya dari keluarga biasa.

Kaisar menetapkan bahwa siapa pun di antara aku dan Janila yang bisa melahirkan Naga Langit, akan menjadi penguasa Istana Kemara di masa depan, yang bertanggung jawab atas Enam Dunia!

Janila sangat yakin anak keturunannya dari Alares, darah bangsawan, akan membawa garis keturunan paling murni.

Namun, dia salah.

Alares terlahir dengan penyakit yang tidak diketahui dan tidak dapat melakukan hubungan di tempat tidur. Sementara Hugase, dia memiliki keturunan rubah, lebih energik di tempat tidur daripada manusia lainnya.

Kemudian, Janila menggunakan segala cara untuk bisa mengandung seorang anak.

Kami melahirkan pada hari yang sama.

Namun, anak-anak yang kami lahirkan sangat berbeda.

Anak-anak Janila lahir mati, kalaupun hidup, yang dia lahirkan tikus abu-abu rendahan. Hal ini membuat Kaisar murka, tetapi tetap mengukuhkan Alares sebagai Putra Mahkota.

Ketika anakku lahir, Enam Dunia berguncang, muncul awan berwarna-warni dan lima bintang. Ini merupakan pertanda baik akan datangnya Naga Langit.

Janila dipenuhi kecemburuan yang membara. Dia membunuhku ketika aku lengah.

Namun, di kehidupan ini, dia langsung memilih Hugase, berharap Hugase bisa membantunya melahirkan Naga Langit.

Sayangnya, dia tidak berpikir panjang. Dari seorang putri rendahan, yang lahir dari gadis bordil dan seorang bangsawan, mana mungkin dia bisa melahirkan Naga Langit? Apalagi kalau dia memilih rubah abu-abu rendahan!

Tidak lama kemudian, tibalah hari pernikahan.

Ayah memberikan mas kawin yang besar kepada Janila sebagai kompensasi, mengosongkan semua yang ada di kas.

Sementara aku hanya diberikan sebuah kotak perhiasan yang sudah usang, peninggalan dari ibuku.

Janila menjadi lebih bangga akan hal ini. Lalu, dia mengejek, "Kak, apa kamu tidak takut kehilangan harga diri karena hanya membawa mas kawin itu saja untuk menikah dengan Putra Mahkota Istana Kemara?"

Aku tersenyum datar, menertawakan kebodohan dan ketidaktahuan Janila. Aku juga menertawakan ketidakcerdasan Ayah.

Istana Kemara adalah tempat yang dibangun oleh banyak makhluk abadi Dunia Langit. Penghuninya adalah mereka yang mendedikasikan hidup pada kultivasi dan kedamaian. Mereka adalah makhluk yang menjunjung tinggi kemurnian pikiran dan integritas moral.

Semua perhiasan emas dan perak yang dipenuhi dengan udara busuk hanya akan membuat para makhluk abadi merasa jijik.

Wajah Janila berubah muram melihatku tak menjawab ejekannya.

Namun detik berikutnya, dia tersenyum lagi. "Kak, aku juga bisa mengerti perasaanmu saat ini. Bagaimanapun juga, belum pasti siapa yang akan melahirkan Naga Langit. Jadi, Kakak dan Putra Mahkota harus bekerja keras."

"Jika tidak, jika kamu melahirkan sesuatu yang rendah, posisi Alares sebagai Putra Mahkota akan hilang dan hari-hari baikmu akan berakhir."

Di kehidupanku sebelumnya, ketika aku pertama kali memasuki Istana Kemara, aku mendengar para pelayan mendiskusikan beberapa hal secara pribadi. Mereka mengatakan bahwa Alares tidak dalam keadaan sehat dan memiliki penyakit yang tidak diketahui.

Rumor ini semakin kuat setelah Janila melahirkan banyak bayi yang lahir mati.

Karena Kaisar mempercayai rumor tersebut, dia merasa Alares tidak mampu menjalankan tugasnya dan menghilangkan status Putra Mahkota.

Aku teringat pada apa yang terjadi pada Alares di kehidupanku yang lalu. Hatiku merasa kasihan.

Mengangkat kepalaku, aku menatap Janila dengan senyum dingin. "Seperti yang kamu tahu, belum tentu siapa dari kita yang akan bisa melahirkan Naga Langit. Tapi saat ini, aku adalah Putri Mahkota. Jadi, jika kamu berbicara padaku dengan nada seperti ini, bukankah kamu melakukan kejahatan kepadaku dengan sengaja menyinggung perasaanku?"

"Jadi aku sarankan, Janila. Ke depannya, lebih baik kamu bersikap lebih patuh di depanku."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel