Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Prolog

Bab 1 Prolog

Jika kembarannya terlalu bar-bar namun tidak baginya. Dia terlalu kalem sampai-sampai orang memandangnya skeptis . Dia yang selalu berada di sisi adik kembarnya memang bisa terlihat segala emosi di mimik wajahnya karena kekesalannya pada kembarannya. Tidak lagi dan tidak bukan ini menyangkut Afsheena.

Setelah Afsheena, adiknya dijodohkan sekarang dia kesepian, Aarav yang berprofesi menjadi chef celebrity malah cuti panjang hanya untuk berkeliling dunia dan menghabiskan uang, setelahnya dia meninggalkan restaurant miliknya yang ada di Italia dan diurus oleh partnernya.

Belum lagi soal ibunya, Kanaya yang menginginkan dia membuka usaha di Bali saja, agar dekat dengan orangtuanya, kadang-kadang ibunya selalu bersikap melankolis sekali.

Bahkan Afsheena sampai dibuat takluk oleh Fatimah, aunty mereka di Garut dan berujung pada pernikahannya dengan seorang ustadz. Dia tertawa terbahak-bahak karenanya, apa-apaan itu, gadis yang sukanya ke club, berpesta, shopping menjadi dijodohkan!

Bahkan saat mereka melakukan penjajakan, Aarav terkadang dijadikan pelarian oleh adiknya, bercerita panjang lebar dengan wajah sewot yang berapi-api, namun sedetik kemudian bisa senyum-senyum bagai kesetanan akibat si calon suaminya.

Itu sekelumit kisah hidupnya. Tidak ada yang menarik tentangnya, tidak ada yang spesial di kehidupannya, hanya saja dia dikelilingi orang-orang yang spesial, dia yang terlampau dingin dan tak beremosi selalu jadi bahan olok-olok adik dan kakaknya. Asal itu bukan orang lain, dia tak masalah.

Melihat soal hubungan mainstream sudah sering terjadi selama dia hidup di Italia 18 tahun lamanya, soal pasangan muda mudi yang tak menikah tinggal bersama, penyuka sesama jenis (homo ataupun lesbian) atau… entahlah gold digger, sugar daddy dan lain sebagainya sudah sering dia saksikan.

Itu menyebabkannya tak bisa melakukan hubungan bersama gadis lain, bukan tak bisa karena dia tak normal, tetapi karena memang dia bingung, bagaimana seharusnya berhubungan dengan baik itu? Apa harus seperti Afsheena?

Benar saja, belum lama dia sampai di Jakarta dan membangun bisnisnya, dia hampir dijodohkan. Namun, gagal, dia harus bersyukur dengan kemampuannya soal menghilang di saat-saat genting.

Tapi…

Saat dia menjadi kepala koki, barulah menjadi sebuah skandal yang menghebohkan.

Ada wanita yang tiba-tiba mengaku hamil karenanya dan meminta tanggung jawabnya, tentu saja Aarav mengelak namun yang menonton tidak mau tahu termasuk mamanya yang ngotot untuk tetap menikahi gadis belia itu.

Ayolah si perempuan bahkan baru berusia 20 tahun, Apes sekali nasibnya. Perempuan itu adalah Gusti Raden Ajeng Maharani Cahyaningsih, si gadis keturunan jawa yang sengaja mengaku-ngaku hamil agar dia lepas dari kungkungan keluarganya yang penuh adat kental Jawa yang membuatnya lelah setengah mati.

“Apa maksudmu mengaku hamil?” Itulah pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Aarav.

Gadis berusia 20 tahun itu hanya terdiam saja melihat chef selebriti yang terkenal pada jarak sedekat ini.

Auranya yang dingin semakin menguar namun Maharani malah semakin takut bukan main, otaknya terlalu sulit untuk mencari solusi atas apa yang telah ia lakukan.

Aarav yang dididik penuh unsur keislaman tak bisa berkutik saat tak sengaja mereka berpelukan karena dia menyangga Maharani agar tidak terjatuh saat kakinya tersandung. Buruknya adalah mamanya menyaksikannya yang membuat semakin menggebu-gebu untuk mengadakan pernikahan.

Sudah pusing dengan segala ocehannya jadi ya sudahlah, dia turuti kemauan mamanya, mereka mengkhitbah Maharani lalu mengadakan pernikahan secepatnya. Setidaknya dia akan mengenal cinta dari gadis jawa yang kebiasaannya adalah bersendawa saat makan!

***

Aarav sedang meninggalkan dapurnya karena kedatangan mama dan calon mantu, katanya! Dia sedikit sebal dengan karakter anak kecil yang dimiliki Maharani.

“Loh… kemana si Raden Ajeng itu?” tanyanya kepada mamanya.

“Kamu ini manggil calon istri kok gitu sih…” dan bla bla bla, semuanya menjadi begitu aneh sekarang, ceramah ibu pada putranya yang akan menikah.

Namun, dari dapur terdengar teriakkan kencang dan melengking.

“Akkhhhh!!! Om!!! Dapurnya!!!” Itu suara si Maharani?!

Aarav blingsatan, berlari menuju dapurnya. Setengah mati dia menahan emosi saat satu bagian dapur terbakar.

“KELUAR SEKARANG!!!” teriaknya.

Dia hanya mengambil perkakas mahal miliknya, alat pemotong atau pisau berdesain khusus bahan makanan yang ada dalam tasnya.

“Ta-tapi om… dapurnya…” Maharani merengek.

“Kau mau jadi daging panggang?!!! AYO!!!” Aarav menarik gadis remaja itu keluar, dan dia segera mengambil alat pemadam kebakaran.

Staf mereka sedang libur kerja.

“Bawa mama keluar!” perintah Aarav sambil menyerahkan tas perkakas dapur andalannya.

Dia berusaha memadamkan apinya namun terlanjur membakar sebagian dapur, napasnya semakin tercekat karena menghirup asap-asap kebakaran.

Kanaya cemas bukan main, dia dipeluk oleh Maharani yang berharap Aarav keluar dari dapur segera. Pemadam kebakaran tiba dalam 10 menit.

Maharani segera menopang tubuh Aarav yang limbung, dadanya sesak dan dia sudah jatuh tak sadarkan diri.

“Om!!! Om bangun dong!!!” Gadis itu menepuk-nepuk pipi Aarav berharap segera sadar, airmatanya merebak hebat menahan tangisan.

Aarav segera dibawa ke rumah sakit, dan setidaknya, bangunan kesayangan Aarav masih bisa diselamatkan, kalau tidak, habislah Maharani.

***

Pria berumur hampir 25 tahun itu melotot pada Maharani yang menunduk, kalau bukan ada ibunya, Gusti Ratu Ajeng, dia akan membuat gadis itu menangis histeris. Bisa-bisanya dapurnya jadi kacau karena perempuan jawa itu.

“Piye toh ndo, kok yo iso kamu masuk ke kebakaran?” Suara halus yang berasal dari si calon mertua benar-benar tertata, mungkin kalau Aarav tidak memiliki stok sabar dia tidak akan mau mengobrol panjang lebar.

Luwes, lemes, lembut, dan halus. Seluruh kriteria sifat feminim benar-benar ada pada sang Ratu Ajeng, lalu kenapa putri bungsunya itu bar-bar bukan main?

Saat mereka hanya tersisa berdua di ruang rawatnya, barulah Aarav mengintrogasi Maharani.

“Apa kau tahu berapa kerugiannya?”

Tentu saja Maharani melotot, apa-apaan, dia harus menggantinya?

Uang dari mana kalau begitu?

Wajahnya sudah pias dan bersiap menangis, Aarav yang menahan kekesalannya semakin malas untuk melakukan pendekatan pada si calon istri.

Masa remajanya terlalu sembrono baginya, apa-apaan dia itu, ini dapurnya sudah habis terbakar, menikah bisa-bisa rumah juga yang dilibas.

“Mulai besok pakailah jilbab.”

Perkataan itu teramat mutlak terdengar di telinga Maharani. Rambutnya yang biasa disanggul sekarang harus ditutupi kerudung? Dia bahkan sangat ingin berpakaian seksi setelah di rumah pakaiannya diatur sangat ketat.

“A--aku tidak mau!” elaknya.

Aarav menatap datar Maharani, “apa kau tidak belajar agamamu sendiri? Sampai kau tak mau berjilbab? Lalu apa saja yang kau pelajari dalam keluarga aristokrat mu itu?”

BOMM!!!

Bagai senjata nuklir yang dijatuhkan di kota Nagasaki, Maharani merasa direndahkan saat ini oleh Aarav. Pria itu benar-benar memiliki mulut bon cabe level 10!

Matanya menyorot tajam pria yang dengan santainya membuka ponselnya. Dia sudah terlanjur diikat oleh para tetua untuk dijodohkan dengan Aarav. Sialan!!

Perjodohan paling mencengangkan abad ini, Aarav, si pria muslim asli Italia yang dinikahkan dengan wanita jawa aristokrat pemegang ada istiadat, Raden Ajeng Maharani.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel