Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#08. Asal Usul Wangji

Setelah selesai berbincang, Wangji kembali ke gubuk miliknya dan mulai mengemas barangnya. Stevy bingung Wangji hendak pergi kemana, lalu ia menyusul dan menanyakan padanya. Di gubuknya itu, Wangji nampak terburu-buru merapikan beberapa barang miliknya.

"Kau mau kemana? apa kau mau pergi dari sini?" tanya Stevy.

"Aku ada beberapa urusan, kau tetaplah di sini, tempat ini aman untukmu, nanti setelah masalahku selesai aku akan menemuimu di sini, apa kau mengerti? jangan berbuat macam-macam, menurutlah dengan arahan ketua di desa ini" ujar Wangji.

"Apa kau akan pergi lama sekali?" ujar Stevy sedih.

"Kenapa kau bertanya begitu? aku ada urusan penting, tidak bisa membawa seorang wanita bersamaku" ketus Wangji.

Stevy mulai murung dan kesal menatap Wangji yang selalu saja bersikap dingin padanya.

"Lagi pula tempat yang akan kuhadapi sangat keras, kau pasti tak akan betah, tetaplah di sini dan jangan kemana-mana" ujar Wangji.

"Sekeras apa tempat itu? aku pasti berani, kau tak perlu khawatir, aku ingin ikut denganmu, kumohon! aku janji tak akan merepotkanmu" ujar Stevy memohon pada Wangji. Kemudian salah satu teman Wangji menghampiri mereka.

"Nona tetaplah di sini, di luar sana sangat berbahaya untukmu, lagi pula tuan Wangji sedang ada misi penting yang harus ia selesaikan, setelah selesai dia pasti akan menemuimu" ujar pemuda itu.

Stevy hanya menunduk dengan raut wajah sedih, kemudian Wangji pergi dari situ. Stevy menatap kepergian Wangji dengan berlinang air mata. Ia tak tau kapan Wangji akan datang kembali untuk menemuinya, karena di desa itu tak ada yang Stevy kenal satupun. Lalu ia duduk sendirian di sana dan mulai merasa bosan.

"Huuff.. baru saja bertemu dengannya eh.. dia malah pergi, akukan tidak mengenal satupun orang di sini, rasanya sungguh tidak enak sekali" gumam Stevy kemudian Cufeng datang menghampirinya.

"Hey nona cantik? aku belum tau siapa namamu?" ucap Cufeng sambil mengedipkan matanya pada Stevy.

"Namaku Yunxi" jawab Stevy terdengar murung.

"Ooh.. Yunxi, nama yang indah, oiya namaku Cufeng, kau berasal dari mana?" tanya Cufeng.

"Emm.. aku berasal dari desa sebrang, hehehe.." ujar Stevy.

"Bagaimana kau bisa berjumpa dengan tuan Wangji? apa kalian sudah lama saling mengenal?" ujar Cufeng merasa ingin tau lebih tentang Stevy.

"Tidak, aku baru 2 hari yang lalu bertemu denganya untuk pertama kali" ujar Stevy.

"Pasti dia sangat baik dan lembut padamukan? apa kau tau dia sangat berjasa bagi kami semua penduduk di sini. Dia melindungi kami dari pembantaian prajurid kerajaan Fhuang Li yang terkenal sangat kejam, tapi semenjak kedatangan Wangji kami merasa terlindungi, dia membantu kami bersembunyi di sini dari kejaran para prajurid itu, dia sangat hebat sekali" jelas Cufeng membuat Stevy tak menyangka jika Wangji sehebat itu.

"Benarkah? sebenarnya dari manakah asalnya?? apa kau tau? dan aku ingin tau saat pertama kali kau bertemu dengannya itu di mana Cufeng?" ujar Stevy penasaran.

"Saat itu sebelum desa Wuxi pindah kemari, kami di serang oleh sekelompok prajurid, semua kerabat dan keluarga kami di bantai di depan mata kami, termasuk ayahku, mereka semua mati di depan mataku sendiri, kalau mengingatnya kembali rasanya tidak sanggup, karena saat itu pun nyawa kami juga akan melayang dan saat itulah Wangji datang seorang diri menolong kami" ucap Cufeng.

"Seorang diri? benarkah? sulit di percaya!" ujar Stevy tak menyangka.

"Ya begitulah, kami melihat Wangji melawan para penjahat itu sendirian, dengan baik dan dermawannya dia membantu kami mencari tempat yang aman yaitu di sini, di tempat ini" ujar Cufeng.

"Waah.. dia sangat-sangat hebat, aku tak menyangka ternyata dia sehebat itu, aku yakin dia pasti bukan kesatria biasa" ujar Stevy.

"Tentu saja, dia membantai semua penjahat itu seakan dendamku terbalaskan, walau masih terasa sedikit mengganjal" ujar Cufeng.

"Apanya yang membuatmu merasa mengganjal?" tanya Stevy.

"Selagi Raja dari kerajaan Fhuang Li belum mati, maka kita tidak akan bisa hidup dengan damai" ujar Cufeng.

"Hhhh.. bersabarlah Cufeng, orang yang melakukan kejahatan pasti kelak akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya, dan?? kau belum menjawabku, siapa dan dari mana asal Wangji??" tanya Stevy lagi lalu Cufeng menatapnya sambil tertawa kecil.

"Pufft.. aku tidak tau pasti, namun saat kami bertanya siapa dia, dia mengatakan bahwa ia adalah orang yang di utus oleh pangeran YING XHUCIN dari kerajaan CHUNG XHUA untuk melindungi kami, maka dari itu dia sangat di hormati di sini, apa kau melihat bagaimana penduduk di sini memperlakukannya?" ujar Cufeng.

"Hmm.. benar juga, dia bagaikan pahlawan bagi kalian, benarkan? lagi pula dia juga sangat tampan, aku melihat wanita di sini begitu bahagia dan sedikit gatal padanya!" ucap Stevy sedikit ngegas di kata terakhir. Cufeng langsung tertawa mendengar perkataan Stevy.

"Hahaha!! kenapa kau jadi cemburu begini Yunxi??" ujar Cufeng tertawa melihat ekspresi kesal Stevy.

"Apa?? aku? tidak sama sekali, bukan begitu Cufeng" ujar Stevy terlihat malu.

"Hahaha! kau tidak bisa berbohong, mana mungkin pria setampan Wangji kau tak tertarik sama sekali padanya, mustahil dan memang semua wanita di sini suka padanya, mereka selalu menanti kedatangan Wangji ke sini" ujar Cufeng.

"Tapi aku lihat ekspresi wanita di sini saat melihatmu datang bersama Wangji sepertinya nampak kesal, kusarankan kau harus hati-hati" ujar Cufeng menakut-nakuti Stevy.

"Benarkah? matilah aku, bagaimana jika nanti mereka menjambakku atau memukulku??" ujar Stevy takut.

Cufeng hanya geleng kepala melihat tingkah polos Stevy yang terlihat lucu seperti anak kecil.

"Tentu saja tidak, aku hanya bercanda, di sini kami tidak berani seperti itu, atau tuan Wangji akan marah, dia tidak suka ada keributan di sini, lagi pula kau harus mulai terbiasa dan sering-seringlah keluar berkumpul dengan kami, agar kau tak kesepian" ujar Cufeng.

"Baiklah, terima kasih ya Cufeng, infomu ini sedikit membantu" ucap Stevy tersenyum.

"Sama-sama nona Yunxi" balas Cufeng.

"Wangji, aku akan menggali lebih dalam lagi tentangmu" batin Stevy.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel