Bab 5 Jerry Si Konsultan Keuangan
Kereta super cepat.
Itulah moda transportasi yang akan mereka gunakan. Dua sedan terparkir di depan pintu masuk menuju Stasiun Moskow lima menit kemudian. Anak buah Maxim cekatan menurunkan koper-koper. Mereka melangkah memasuki stasiun. Butiran salju mulai menumpuk di beberapa titik.
Lokomotif kereta terlihat mengesankan. Seperti peluru. Ada dua gerbong di belakangnya_bukan delapan seperti kereta penumpang kebanyakan. Anthony tahu, Organizatsya menguasai semua bisnis transportasi di Rusia. Nama-nama perusahaan, juga eksekutif puncaknya memang terlihat seperti perusahaan publik atau badan usaha milik negara, tapi penguasa sejati bisnis tersebut adalah mafia penguasa Underworld. Mereka menggunakan bidak-bidak, kepanjangan tangan.
Tidak sulit bagi Organizatsya menyiapkan kereta khusus untuk mengangkut tamunya ke Saint Petersburg malam ini. Tanpa prosedur pemeriksaan formal, mereka segera naik ke dalam gerbong. Dua pramugari kereta_yang sepertinya sekaligus anggota Organizatsya terlatih menyambut ramah. Satu gerbong penumpang berisi dua belas kursi. Satu gerbong lagi adalah restoran mewah. James terkekeh melihatnya, karena semangkuk sup hangat telah menunggunya.
Kereta super cepat itu tidak menunggu penumpang lain. Persis Anthony menghempaskan punggung di kursinya yang nyaman, masinis segera mengambil alih, penanda jalan berubah menjadi hijau, rute menuju Saint Petersburg aman, masinis menggerakan tuas kemudi, kereta segera melesat dengan kecepatan 300 kilo meter per jam. Kota Moskow segera tertinggal di belakang.
Maxim benar, ini menyenangkan. Anthony tersenyum tipis, dia sudah lama tidak menumpang kereta saat bepergian. Kereta ini adalah generasi paling modern, dengan interior terbaik. Getaran dan suara di dalam gerbong minimal, lebih mirip menaiki mobil sedan yang nyaman.
"Bagaimana sup hangatnya, tuan James?" Maxim bertanya.
James mendengus pelan_sebagai jawaban. Itu bearti enak. Dia masih asyik menyendok sup. Bata duduk tidak jauh darinya. Berdiam diri. Takzim menunggu. Anak itu terlihat sangat tenang dengan segala hal baru di sekitarnya. Seolah kereta ini tidak kurang tidak lebih seperti menumpang jeepney. Biasa saja.
"Aku belum pernah menumpang kereta di Eropa, kau pernah, Tuan Besar?" Jerry mencomot topik percakapan, mengisi perjalanan.
"Satu-dua kali, tapi sudah lama." Anthony menjawab.
"Ini menarik, bukan?" Jerry menunjuk ke luar.
Kereta cepat sedang melintasi perkampungan Rusia. Jalanan, rumah-rumah khas, ladang pertanian luas. Lampu bangunan terlihat kerlap-kerlip.
Anthony mengangguk. Landscape daratan Rusia terlihat berbeda dibanding negara-negara lain.
"Omong-omong, Tuan Besar, jika kalian membutuhkan satu-dua nasihat keuangan, kalian selalu bisa menghubungiku. Dengan senang hati aku mungkin bisa memberikan satu-dua solusi yang menarik." Jerry memperbaiki posisi duduknya, tersenyum.
Anthony menggeleng, "Aku tidak lagi seorang Tuan Besar Nine Dragons, Jerry. Jadi aku tidak bisa mempekerjakanmu di Nine Dragons. Dan kau bisa memanggilku Anthony saja. Lupakan saja panggilan 'Tuan Besar'."
Panggilan "Tuan Besar" memang menjadi ciri khas bagi pemimpin mafia Nine Dragons. Bahkan yang bukan termasuk anggotanya pun sering memanggilnya dengan sapaan "Tuan Besar", seperti yang dilakukan oleh Jerry.
"Oh ya? Siapa yang menggantikanmu? Armeen atau Asad?"
Anthony terdiam sejenak. Balas menatap anak muda itu lamat-lamat.
"Bagaimana kau tahu nama-nama itu, Jerry?" Anthony menatap tajam.
"Itu mudah saja. Riset. Dalam pekerjaanku, riset adalah senjata mematikan."
Anthony menggeleng "Itu berbeda, Jerry. Sedikit sekali orang yang tahu nama-nama tersebut. Kau tidak akan menemukannya di laporan tahunan perusahaan, berita-berita, liputan, bahkan sekalipun tidak disebut di dunia maya."
"Itu berarti aku masuk dalam sedikit orang yang mengetahui tersebut, Anthony." Jerry tetap tersenyum, dia sudah terbiasa 'menghadapi' nama yang tidak pernah disebut di internet.
Anthony menatap Jerry, menilai cepat lawan bicaranya. Anak muda ini berbicara dengan intonasi lugas, dia pandai bicara dengan siapapun. Bahkan dengannya. Dia sepertinya benar-benar melakukan riset dengan baik_atau mungkin dokumen keuangan dari Inagawa-Kai(mafia terbesar di Jepang) dan Alexander menuntunnya ke banyak informasi lain. Apapun itu, dia sepertinya mengetahui semuanya. Dan menguasai informasi lebih baik dari siapapun, selalu membuat seseorang percaya diri.
"Nasihat apa yang diminta oleh Alexander kepalamu?" Anthony bertanya, dia ingin tahu.
"Dia mengalami kesulitan berbisnis di Inggris. Keluarga kerajaan mulai menyebalkan, tidak mudah diatur. Aku menyarankan solusi kecil. Brexit. Pernah mendengarnya?"
Anthony mengangguk. Tentu saja dia pernah mendengarnya. Siapa yang tidak pernah mendengarnya?. 'Tapi apa hubungan Brexit dengan bisnis Organizatsya di Inggris?' Batin Anthony.
"Sederhana." Jerry seperti bisa membaca ekspresi wajah Anthony, "Jika Inggris keluar dari Uni Eropa, itu akan memberikan posisi tawar yang lebih baik bagi bisnis Organizatsya. Panjang penjelasannya, itu tentang leverage, multiplier effect, tambahkan faktor tarif pajak dan bea masuk dalam skema baru, tapi intinya adalah, dalam jangka waktu panjang, di bottom line, garis terakhir laporan keuangan bisnis Organizatsya di Inggris, Brexit akan berdampak positif. Mungkin menambah 28 hingga 30 miliar poundsterling per tahun. Tidak buruk bukan?"
"Bagaimana jika Brexit justru kontra-produktif, menjadi bumerang bagi bisnis Organizatsya?"
"Aku tidak pernah keliru menghitung simulasi keuangan, Anthony. Jika semua asumsi berjalan seperti rencana_dan itu jelas tugas Alexander memastikan asumsi tersebut berjalan. Maka hitunganku selalu akurat, seratus persen, garansi kepalaku."Jerry menjawab mantap.
Anthony menatap Jerry. Itu mengesankan. Anak muda ini jelas konsultan keuangan level tertinggi yang pernah dia temui.
"Kau yang merancang Brexit?"
"Yeah, aku yang menyarankannya. Alexander setuju, Organizatsya yang mengeksekusinya diam-diam. Seolah itu hasil sebuah proses demokratis, hasil pendapat seluruh rakyat Inggris. Mereka tidak tahu, referendum itu hanya formalitas. Hasilnya sudah ditemukan sebelum parlemen Inggris memulai sosialisasi referendum. Aku kali ini kembali menemui Alexander untuk memastikan tahap akhir berjalan lancar. Kau tahu, politisi sialan itu berkali-kali mengacaukannya. Seolah mereka berkuasa sekali, padahal cukup diberi remah-remah kue, mereka tertawa terbahak-bahak merasa sudah paling kaya."
Dua pramugari kereta menghentikan sejenak percakapan, mereka mengantarkan minuman hangat untuk semua orang. Dua wanita cantik dengan seragam pramugari itu bergerak gesit. Tapi jangan tertipu oleh penampilan, mereka membawa belati dan pistol di balik pakaian. Tidak salah lagi, mereka adalah 'tukang pukul' Organizatsya yang menyamar menjadi pramugari kereta malam ini.
"Terima kasih." Anthony mengangguk.
"Sama-sama, Tuan." Dua pramugari itu kembali ke gerbong restoran.
Anthony dan Jerry menenggak isi gelas.
"Kau tahu, Anthony, aku selalu terpesona dengan cara penguasa Underworld bergerak tanpa suara, dalam bayang-bayang dunia nyata. Itu sangat mengesankan." Jerry kembali bicara, meletakan gelas di meja.
"Satu di antara empat kapal di perairan dunia adalah milik mafia penguasa Underworld. Satu di antara enam properti penting di dunia adalah milik kalian. Bahkan satu di antara dua belas helai pakaian, satu di antara delapan telepon genggam, satu di antara sembilan website. Media sosial raksasa tempat banyak orang memposting foto, status, atau aplikasi transportasi online misalnya, itu juga milik mafia penguasa Underworld_disamarkan lewat start-up yang sesungguhnya dimodali oleh mafia penguasa Underworld. Berapa besar bisnis kalian? Nyaris satu per empat fari GDP (Gross Domestic Product atau produk domestik bruto) dunia, bukan?"
Anthony mengangguk.
"Dan kalian, puluhan tahun berlalu, tetap tidak diketahui siapapun. Bahkan di negara-negara maju sekalipun. Ada tapi tidak terlihat. Tidak ada tapi sejatinya ada. Kalian terus bergerak senyap. Seolah itu mudah sekali dilakukan. Kecuali di negara kita, ada sebuah mobil, dibeli bulat-bulat dari negara lain, lantas diganti mereknya, dilabeli produk dalam negeri, apa yang terjadi? Mereka berbondong-bondong percaya, membelinya, seolah itu tindakan paling patriotis, seolah sedang membeli produk dalam negeri, padahal seratus persen impor. Idiot."
"Dengan realita penduduk selevel itu, apa susahnya bagi Nine Dragons menyembunyikan seluruh bisnis raksasanya. Mereka hanya melihat apa yang ada di berita-berita, internet, sosial media. Berisik sekali. Seolah tahu semua hal. Seolah paham. Berceloteh tentang demokrasi, masalah-masalah negara, utang dan sebagainya. Tapi tidak menyadari jika semuanya hanyalah semu, artifisial. Jauh di bawahnya, Nine Dragons mencengkeram seluruh negeri. Pemerintahan hanyalah kacung dari kacungnya mafia Underworld." Jerry bicara dengan semangat.
"Aku berani bertaruh, Nine Dragons menguasai 30% lebih sistem keuangan nasional, bukan? Jika Asad atau Armeen sedang kesal, satu teleponnya bisa membuat perekonomian seluruh negeri demam. Persis seperti kejadian krisis tahun 1998, bukan? Saat kalian menumbangkan rezim kuat itu. Orang tua itu bertingkah, keluarganya bertingkah, merasa paling hebat, kalian hancurkan begitu saja lewat krisis moneter. Sim salabim, semua..... "
"Hei, Jerry." James menyela percakapan_dia telah menghabiskan sup hangat.
"Iya, Tuan James?" Jerry menoleh.
"Tidak bisakah kau mencari topik percakapan lain yang lebih ringan, hah? Kepalaku pusing mendengar semua omong kosong perekonomian yang kalian bahas."
Herry tertawa. "Aku minta maaf, Tuan James. Aku sudah lama tidak bertemu dengan pemimpin mafia penguasa Underworld, eh maksudku mantan pemimpin mafia penguasa Underworld dengan latar belakang pendidikan yang sama denganku. Aku tidak bisa menahannya, ini kesempatan baik, mungkin aku bisa mendengar satu-dua pandangan menarik darinya tentang ekonomi, atau keuangan, atau tentang strategi bisnis terkini."
"Dia besok pagi bertunangan, Jerry. Carilah topik lain yang lebih ringan. Tips menjadi suami yang baik. Atau tips membina keluarga yang harmonis. Jangan membahas tentang pekerjaan sekarang."
"Aku tidak pandai soal tips berkeluarga, Tuan James."
"Banyak tips-nya, Jerry. Untuk anak muda sepintar kau, tidak sulit untuk mencarinya. Misalnya, pernah ada sebuah cerita. Ada seorang wanita yang dinasihati agar dia menerima apa adanya kesalahan terbesar yang pernah dia buat, agar wanita itu memeluk erat-erat kesalahan itu, wanita itu mengangguk, dia bergegas memeluk suaminya." James terkekeh.
Mencerna sepersekian detik_Jerry ikut tertawa.
Juga Maxim. Membuat gerbong kereta ramai.
Anthony menghembuskan napas perlahan. Dia tahu dia sedang disindir. Mulai menyesal mengajak James.
Sementara Bata masih duduk takzim di kursinya. Telinganya terus terpasang dari tadi. Percakapan Anthony dengan Jerry jelas menarik minatnya. Anak itu belajar cepat, dia pasti mulai memahami apa itu mafia penguasa Underworld. Dia sedang belajar langsung dengan orang yang sangat paham dunia tersebut, itu proses belajar yang tiada tanding.
Kereta super cepat terus membelah Rusia. Melintasi hutan pinus yang diselimuti salju putih.
