Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pendekar

Zhang Xiang Zhe berlari sekuat tenaga keluar dari paviliun untuk menghindari ketiga pamannya yang samar-samar terdengar sangat kencang memanggil namanya dari dalam paviliun. Tetapi hal itu tidak membuat Zhang Xiang Zhe menghentikan langkahnya, bahkan rasa nyeri dan darah bercucuran menembus jubah yang ia kenakan tidak menjadi penghalangnya untuk terus berlari. Zhang Xiang tidak peduli kemana ia akan pergi, ia hanya menuruti kemana kakinya akan membawanya. Hingga hampir tiga puluh menit ia berlari dan ia rasa sudah lumayan jauh dari paviliun, Zhang Xiang menghentikan langkahnya tepat di sebuah hutan. Entah hutan apa, dan dimana sekarang ini ia berada, yang ia perlukan saat ini hanyalah beristirahat sejenak.

Zhang Xiang memegang perutnya yang terasa nyeri. Begitu ia menunduk, menyibak sedikir jubah yang ia kenakan, rupanya luka akibat tusukan pedang dari iblis kalajengking kembali terbuka. Baru saja Zhang Xiang hendak mengusap darah itu dan menggantinya dengan kain baru, ternyata terdengar segerombolan orang tengah memanggil namanya. Dengan segera Zhang Xiang kembali berlari, namun sayangnya gerakannya kurang cepat, beberapa prajurit menghadangnya, kemudian mereka mengepung Zhang Xiang.

"Tuan muda, kami mohon kembalilah! Tuan Zhang Yong sudah menunggu anda di paviliun,"

Zhang Xiang menggelengkan kepalanya dengan tegas, sembari mengepalkan kedua tangannya. "Nggak! Aku tidak mau kembali ke paviliun!" Ujarnya dengan tegas.

Tanpa basa-basi, beberapa prajurit maju dan mencekal kedua pergelangan tangan Zhang Xiang dengan erat. Dengan gerakan yang secara tiba-tiba itu, Zhang Xiang terus memberontak menghentakkan kedua tangannya ke udara berusaha untuk melepas cekalan tersebut, akan tetapi nihil. Tenaganya tidak begitu kuat untuk melawan prajurit suruhan pamannya itu.

"Hahahahha..!!! Tuan, tuan, sudahlah! Lebih baik  kembali bersama kami, daripada memberontak sekalipun tidak akan bisa, karena tenaga tuan tidak kuat untuk melawan kami!" Ejek salah satu prajurit kepada Zhang Xiang.

"TIDAK! SAYA TIDAK MAU IKUT DENGAN KALIAN! LEPASKAN!"

"Bawa tuan muda!"

"Jangan bawa dia..!!!"

Seorang pemuda yang datang secara tiba-tiba entah darimana asal mulanya, yang jelas sekarang ini pemuda dengan pakaian jubah berwarna putih dengan pedang di belakang punggungnya tengah berdiri di depan Zhang Xiang.

"Siapa kamu? Jangan ikut campur!"

Pemuda itu tersenyum sengit kearah prajurit. Ia tidak akan takut dengan seorang pria, apalagi hanya dengan peringatan dari mulut saja. Selama ini puluhan ribu orang meninggal di tangannya, bahkan semua prajurit yang berada di bawah naungannya mati di tangannya secara langsung. Pemuda ini adalah Jin Long, ketua dari sekte kaypang yang berasal dari Danau lima bunga. Jin Long sendiri sangat terkenal akan keganasannya dalam membunuh lawan, ia tidak memandang kasta dan aliran, karena membunuh orang adalah hobinya. Seharusnya prajurit Hua San mengenali siapa pemuda yang ada di depannya ini, akan tetapi pada kenyataannya mereka semua tidak mengenali sama sekali.

Jin Long tersenyum sinis kala menyadari bahwa mereka tidak mengenali dirinya, hal ini bisa ia manfaatkan untuk menyelamatkan pemuda yang ada di depannya itu.

"Lepaskan pemuda ini dan pergilah!"

"Serang...!!!"

Jin Long terkejut dengan aksi mereka yang menyerang secara dadakan, dengan segera ia mengambil pedang putih yang ada di balik punggungnya, kemudian membalas serangan mereka sendirian. Namun sebelum itu, Jin Long menyelamatkan Zhang Xiang terlebih dahulu dan memintanya untuk berlari sejauh mungkin.

"Paman!"

"Pergilah anak muda, jangan hiruakan paman! Disini sangat berhaya!"

"Tapi-"

"PERGI!"

Zhang Xiang mengangguk takut, kemudian ia pun berlari sekeuat tenaga meninggalkan sang pemuda tidak di kenal itu yang sedang bertaeung melawan prajurit suruhan pamannya. Ternyata kedua prajurit tidak melepaskan Zhang Xiang begitu saja, dua prajurit mengejar Zhang Xiang yang tengah berlari. Akan tetapi tidak berlangsung lama dua prajurti itu berhasil di serang oleh Jin Long, hingga pertempuran satu lawan enam pun berlangsung hingga panas. Membunuh puluhan orang dalam hitungan menit saja mudah, apalagi melawan enam orang. Sungguh itu adalah hal yang sangat mudah bagi Jin Long, pedang putih yang menjadi saksi banyaknya nyawa meninggal di tangannya kini beraksi.

Dalam satu gerakan mengenai kulit seorang manusia, maka darah segar akan mengalir sangat deras dari dalam daging tersebut. Beberapa prajurit sudah merasakan perihnya sebuah pedang putih mengenai kulitnya, hingga sampai pada seorang pimpinan prajurit tak hentinya menyerang Jin Long. Mereka sama-sama mengeluarkan pedang mereka untuk bertarung, hingga sampai pada suatu titik pimpinan prajurit ambruk ke tanah karena pucuk pedang menancap pada bagian perutnya.

Srek..

Sring...

"Jangan pernah meremehkan orang lain! Kau pikir sudah hebat?"

Jin Long meninggalkan mereka yang tengah tergeletak dengan darah bercucuran dari tubuh mereka masing-masing. Bahkan ada beberapa prajurit yang sudah meninggal karena ganasnya pedang yang ia gunakan. Jin Long bergegas untuk mencari keberadaan Zhang Xiang, hingga ia sampai di tepian danau yang sangat gelap gulita, hanya ada sinar rembulan yang menyinari.

Zhang Xiang tengah duduk di akar pohon yang sangat besar, begitu ia melihat kedatangan pemuda yang tengah menolongnya segera beranjak berdiri tegap kemudian membungkukkan tubuhnya memberikan hormat.

Melihat hal itu, seketika Jin Long berdehem pelan sembari membatin dalam hati mengenai pemuda yang ada di depannya itu. Berlaku sangat sopan terhadapnya, di tambah lagi parasnya yang masih terlihat sangat kecil, dengan bentuk tubuh yang tidak memiliki otot sama sekali. Namun yang membuat perhatian Jin Long teralihkan adalah bercak darah menembus pakaian yang Zhang Xiang kenakan.

"Lukamu sepertinya sangat parah," ujar Jin Long secara tiba-tiba.

Hal itu membuat Zhang Xiang seketika menegakkan tubuhnya kembali kemudian menutup luka yang ada di bagian tubuhnya menggunakan tangannya.

"Eng-enggak kok paman, aku tidak luka," jawab Zhang Xiang dengan gugup.

"Paman! Terima kasih sudah menolongku tadi, seandainya paman tidak datang entah apa yang akan terjadi terhadapku," ujar Zhang Xiang mengalihkan pembicaraan agar Jin Long tidak membahas lukanya.

"Kalau tidak bisa bela diri lebih baik jangan pergi sendirian!" Ujar Jin Long dengan nada dinginnya.

Sementara Zhang Xiang hanya diam sembari menganggukkan kepalanya patuh. Hingga beberapa detik kemudian Jin Long kembali melontarkan pertanyaannya kepada Zhang Xiang.

"Dimana tempat tinggalmu, akan ku antar. Berbahaya anak kecil malam-malam seperti ini keluar sendirian, nanti ada yang nyerang kamu tidak bisa bela diri!"

Zhang Xiang menghela nafasnya pelan. Lagi-lagi ilmu bela diri yang terdengar dalam telinganya. Dengan adanya kejadian ini Zhang Xiang semakin yakin bahwa dirinya harus belajar ilmu bela diri, untuk menajaga dirinya sendiri dari serangan musuh.

"Paman! Sebenarnya tadi adalah prajurit suruhan pamanku yang ingin membaku kembali, tapi aku tidak ingin kembali!" Jawab Zhang Xiang dengan ragu.

"Kenapa?"

"Aku ingin berkelana untuk mencari guru yang bisa melatihku bela diri. Selama ini aku sudah cukup di hina oleh ketiga pamanku karena tidak berguna, dan sudah berkali-kali juga aku terkena serang musuh tetapi tidak bisa membalasnya,"

"Apa yang membuatmu ingin belajar ilmu bela diri?"

"Aku ingin membuktikan kepada ketiga pamanku bahwa aku bukan pria lemah, aku bisa bela diri. Kelak ketika aku sudah bisa bela diri, akan ku manfaatkan kemampuanku untuk menolong orang lain, dan membela kebenaran!" Jawab Zhang Xiang dengan yakin.

Jin Long menatap iba kearah Zhang Xiang. Banyak anak kecil di luar sana yang sudah menguasai berbagai jurus untuk menajaga dirinya sendiri, tetapi pemuda yang ada di depannya ini tidak bisa apa-apa, bahkan terlihat dari fisiknya saja sudah  bisa di tebak bahwa Zhang Xiang memang tidak memiliki tenaga apa pun. Tetapi yang membuat Jin Long heran, darimana anak ini berasal? Dan aliran apa keluarganya, sehingga tidak mengenalkannya ilmu bela diri.

Tetapi Jin Long tidak ingin ikut campur dengan masalah pemuda yang ada di depannya, ia sendiri memiliki tujuan yang belum tercapai. Tujuannya berkelana hanya untuk mencari ketenangan dan menikmati kehidupan yang sesungguhnya tanpa membunuh orang lain, namun untuk kesekian kalinya ia masih membunuh orang hanya untuk menolong pemuda yang ada di depannya itu.

Jin Long menepuk pundak Zhang Xiang pelan. "Semangat anak muda! Perjalananmu masih panjang, semoga kelak kamu mwndapatkan seorang guru yang bisa membantumu!"

Zhang Xiang mengangguk yakin. "Pasti. Kalau boleh tau siapa nama paman?" tanyanya dengan berani.

"Jin,"

Setelah mengucapkan itu, Jin Long melangkahkan kakinya menjauh, namun dengan segera Zhang Xiang mengejar Jin Long dan membuntutinya di belakangnya.

"Paman Jin, apakah paman bisa membantuku belajar bela diri?" tanya Zhang Xiang sambil menyamakan langkah Jin Long.

"Aku tidak bisa, karena aku hanya orang biasa!"

"Apakah paman berbohong? Tadi aku melihat paman bisa mengatasi prajurit, jadi aku pikir paman bisa menolongku,"

Jin Long diam tidak menyahut. Ia masih fokus dengan langkahnya, dan Zhang Xiang juga tidak hentinya terus berceloteh dengan berani di belakang Jin Long.

"Paman, ayolah! Bantu aku! Aku tidak tau kemana harus pergi, ini adalah pertama kalinya aku keluar paviliun,"

Greb..

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel