Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Iblis vampir

"Sebelumnya kamu tidak pernah keluar?"

Zhang Xiang menggeleng polos.

"Apakah kamu tidak tau bahwa dunia luar sangat berbahaya? Apakah kamu tidak takut mati?"

Zhang Xiang terdiam, ia hanyalah seorang remaja berusia empat belas tahun yang takut akan kematian. Bahkan sebenarnya pada saat ada serangan Zhang Xiang sendiri takut, hidup selama empat belas tahun ini selalu di sembunyikan oleh ketiga pamannya dan baru beberapa tahun belakang ini setelah dirinya menginjak usia dewasa sering melihat orang berkelahi. Sebelumnya dengan darah saja Zhang Xiang takut, akan tetapi mulai sekarang Zhang Xiang akan berusaha untuk membiasakan diri agar tidak takut dengan darah lagi.

"Untuk menjadi seorang pendekar harus tidak takut mati!"

"Hah, si-siapa yang takut? Aku tidak takut sama sekali dengan mati!"

Sring....

"Zhang Xiang awas!"

"Akhh..!!"

Sebuah pedang melayang di udara, entah darimana pedang itu berasal. Untungnya Jin Long dengan gesit menarik pergelangan tangan Zhang Xiang, sehingga pedang itu meleset kemudian menancap di sebuah pohon besar. Jin Long masih menatap pedang itu, sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari siapa pemiliki pedang tersebut. Beberapa detik kemudian sebuah kipas melayang keudara melewati leher Jin Long, dengan sigap Jin Long menarik Zhang Xiang ke belakangnya berjaga-jaga ketika ada sedangan dadakan lagi. Hingga beberapa detik kemudian seorang pemuda dengan jubah berwarna ungu datang sambil mengibaskan kipads yang sudah berada di dalam genggamana tangannya tersebut.

Keadaan yang gelap membuat wajah lelaki itu tidak bisa terlihat dengan jelas, tetapi jika di lihat dari penampilannya saat ini, memang dia bukan pemuda sembarangan. Bahkan dilihat dengan caranya  memainkan kipas, bukan sembarang kipas. Ternyata pemuda itu tidak sendirian, beberapa detik setelahnya dua prajurti pengawal dengan pakaian aneh berdiri di samping pemuda berjubah ungu.

Zhang Xiang yang berdiri di belakang Jin Long, sedikit mengintip pemuda itu karena merasa penasaran.

"Paman, mereka siapa?"

Jin Long tidak menjawab pertanyaan Zhang Xiang, ia fokus menatap pemuda yang semula berdiri di sebrangnya itu kini mendekat, hingga berdiri di depannya. Tanpa persiapan apa pun, pemuda berjubah ungu itu menyerang Jin Long, dengan senang hati Jin Long meladeninya hingga sebuah peperangan pun berlangsung hingga beberapa menit. Jin Long belum mengeluarkan pedang putih andalannya, hanya memakai beberapa jurus-jurus yang pernah ia pelajari sebelumnya, hingga semua jurus yang ia kuasai hampir terpakai semua barulah ia hendak mengeluarkan pedangnya, teenyata pemuda berjubah ungu itu menghentikan aksinya. Kemudian berdiri tepat di depan Jin Long hendak menyentuh pundaknya namun dengan segera Jin Long menepisnya dengan kasar.

"Siapa kamu?" tanya Jin Long sambil berjaga-jaga.

"Seharusnya aku yang bertanya, kalian siapa? Berani sekali datang ke hutan hantu, apakah kalian sudah bosan hidup?"

Jin Long mengernyitkan dahinya. Samar-samar ia pernah mendengar istilah goa lembah hantu, apakah ada hubungannya dengan hutan hantu? Kemudian Jin Long menatap kedua pengikuti pemuda itu, terlihat dua pemuda dengan pakaian jubah serba hitam, dengan topeng putih dan tanda dalip di bagian depan dadanya. Layaknya sebuah hantu, hal itu membuat Jin Long percaya bahwa mereka berdua tengah terjebak dalam hutan hantu. Dan pemuda yang ada di depannya itu adalah Fu Jiu Yun yang pernah ia dengar sebelumnya.

"Fu Jiu Yun!"

"Hahahah..!!! Jin Long, rupanya kau mengenaliku," ujar pemuda berjubah ungu dengan sebutan Fu Jiu Yun, berjalan mendekati Jin Long. Namun dengan cepat Jin Long dan Zhang Xiang memundurkan diri berjaga-jaga.

"Jangan berani menyentuhku!"

"Ck! Rupanya kau angkuh,"

"Tapi ilmu bela dirimu baik juga, kalau di lihat dari jurus yang kamu pakai sepertinya aku mengenalinya," ujar pemuda bernama Fu Jiu Yun itu.

Jin Long mengeluarkan smirknya. "Jangan sok tau,"

"Pengemis, angkuh pemberantas nyawa!" gumam Fu Jiu Yun.

Mendengar itu seketika Jin Long tercengang. Ia melirik sekilas ke arah Zhang Xiang yang tengah menyimak pembicaraan mereka, karena Jin Long tidak ingin jika anak polos itu lebih banyak mendengar pembahasan yang tidak penting, Jin Long mengalihkan pembicaraan tersebut dengan bertanya kepada Fu Jiu.

"Apa yang kau inginkan dariku?"

Fu Jiu tersenyum sinis kearah Jin Long, sembari mengibaskan kipas yang ada di dalam genggamannya.

"Ingin bertarung denganmu! Sudah lama aku menantikan ini!"

Jin Long merasa tertantang dengan ucapan Fu Jiu. "Siapa takut?"

Fu Jiu tersenyum iblis, seraya mempersiapkan jurus yang akan ia gunakan untuk menguji Jin Long, apakah dugaannya terhadap Jin Long benar atau salah. Menurut pengetahuannya perihal jurus-jurus yang telah digunakan oleh Jin Long adalah jurus dari sekte pengemis yang pernah ia ketahui, tetapi Jin Long masih tidak mengakui bahwa dirinya adalah bagian dari sekte tersebut. Dengan itu Fu Jiu semakin merasa penasaran dengan pemuda yang ada di depannya itu, untuk memperkuat dugaannya itu, Fu Jiu memilih untuk mengujinya dengan cara bertarung. Selain jurus yang akan ia gunakan sebagai titik terang rasa penasarannya, permainan pedang yang menjadi andalan dari sekte itu belum diperlihatkan oleh Jin Long.

Mereka berdua bersiap untuk menerima serangan maupun menyerang satu sama lain. Melihat bahwa si iblis vampir masih diam di tempat, Jin Long merasa tidak sabar sehingga ia memilih untuk menyerang terlebih dahulu. Rupanya si iblis sudah berjaga-jaga, memang ia sengaja menunggu di musuh menyerang terlebih dahulu. Cara licik Fu Jiu di sadari oleh Jin Long, ia semakin tertantang dengan aksi Fu Jiu, semakin lama semakin memancing emosi. Jin Long merasa di permainkan dengan gerakan tarung Fu Jiu yang terus meladeninya dengan santai tanpa mau mengeluarkan jurusnya, padahal Jin Long sendiri sangat ingin melihat seberapa hebat Fu Jiu.

Malam semakin larut, udara semakin dingin. Angin bertiup pelan mengiringi setiap hantaman demi hantaman yang mereka keluarkan. Keringan bercucuran seakan tidak menjadi pengganggu mereka, mereka sama-sama kuat untuk mengadu keahlian mereka dalam bela diri. Langkah demi langkah mereka lakukan hingga menyisakan bekas di tanah akibat pergerakan kaki mereka.

Fu Jiu merasa kecewa karena Jin Long tidak kunjung mengeluarkan jurusa yang lainnya, hingga pandangannya mengarah kepada seorang pemuda yang tengah berdiri sambil menyaksikan mereka berdua sedang bertarung. Siapa lagi pemuda itu kalau bukan Zhang Xiang, sedari tadi ia hanya diam sambil kenatap pamannya yang tengah mengeluarkan jurus-jurus yang sangat ia tidak kenal. Bahkan Zhang Xiang sendiri pusing melihat setiap gerakan yang di lakukan oleh Jing Long.

Disaat Zhang Xiang tengah fokus memperhatikan mereka berdua, dengan gerakan secepat kilat Fu Jiu menyerang Zhang Xiang. Untungnya serangan itu di sadari oleh Zhang Xiang, karena ia sudah memperhatikan mereka secaar teliti setiap pergerakannya. Sehingga dengan sigap Zhang Xiang menghindari serangan dari iblis itu.

Awalnya Jin Long hendak membantu Zhang Xiang, namun melihat cara Zhang Xiang menghindari serangan membuatnya sedikit tertarik. Terlihat gesit, dan langkah yang dilakukan Zhang Xiang juga bukan langkah biasa, dari sini Jin Long yakin bahwa sebenarnya ada kekuatan tersembunyi dari Zhang Xiang yang tidak pernah di asah.

'Dari keturunan mana anak ini? Jika dilihat sepertinya bukan anak biasa,' batin Jin Long sambil mengamati.

Hingga beberapa detik kemudian...

Sregg...

Bugh...

"Akkhhh...!!!"

"Zhang Xiang..!!"

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Jin Long dengan khawatir.

Zhang Liang memegang dadanya sambil mengangguk. "Aku baik-baik saja paman,"

"Bagus! Ternyata anak kecil ini memiliki keahlian juga, aku pikir dia hanya anak kecil yang lemah,"

Jin Long tidak memperdulikan ucapan Fu Jiu, ia memilih untuk memapah Zhang Xiang, kemudian membawanya pergi dari tempat itu dengan segera. Sementara Fu Jiu terpaku menatap kepergian mereka yang secara tiba-tiba itu.

"Hey..!!! Pertarungan belum selesai..!!! Aku belum melihat jurus pedangmu" teriak Fu Jiu.

"Jin Long...!!! Mengaku saja kalau kamu raja pemberantas nyawa!" Teriak Fu Jiu dengan sangat kencang. Tetapi Jin Ling tidak mendengar teriakan itu sama sekali.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel