Bab 2. Titik Awal
Di masa yang sebenarnya, Wu Shi tidak bertemu dengan Raja Pengembara sehingga ia tidak tahu kalau dirinya sudah terkena racun dengan efek yang sangat lambat. Lalu, ia akan kehilangan guru dari perguruan bela diri tingkat rendah serta dua guru dari perguruan tingkat menara dalam peringkat 2 & 3.
Penyebab hilangnya mereka tidak diketahui olehnya sampai kehancuran dirinya itu terjadi. Tapi, sekarang ia memiliki kesempatan untuk mencari tahu serta memperbaiki apa pun yang tak sempat ia lakukan di masa sebelumnya.
Wu Shi bertekad akan menguak keseluruhan janggal, termasuk melacak pergerakan kelompok berjubah dengan simbol di punggungnya.
Setelah satu pekan hanya memperkuat fisik saja, Wu Shi memutuskan untuk tidak menaiki kapal untuk pulang. Berhubung tenaga dalamnya jauh lebih kuat dari yang seharusnya, sekalian saja ia menggunakan chi pedang.
Pedang yang dialiri chi-nya sendiri, Wu Shi berdiri di atas pedang yang melayang itu guna menyebrangi lautan lebih cepat. Sesampainya di daratan dan tenaganya pun sudah habis, akhirnya Wu Shi berjalan kaki.
"Menyeberangi laut dengan chi pedang adalah hal terburuk. Jika aku kehabisan energi maka aku akan tenggelam ke lautan lagi."
Butuh waktu sekitar 3 hari untuk berjalan kali. Berbeda dengan menggunakan chi pedang, di mana waktu seolah tidak berlaku. Itu memang sangat melelahkan namun Wu Shi tidak punya waktu untuk mengulurnya lebih lama.
"Nian!"
Sampai di suatu wilayah besar dalam timur, sang Ibu memanggil dari kejauhan dan segera mendatangi putranya itu yang akhirnya kembali.
"Ibu?"
"Nian, kau ke mana saja? Kenapa tidak pulang secepatnya?"
"Maafkan aku bu. Aku sempat dijahili oleh beberapa orang. Tapi sekarang tidak apa."
Wu Shi tersenyum selagi berbohong agar sang Ibu tidak perlu khawatir.
'Sebelumnya, aku pulang sekitar hampir 2 mingguan lebih. Lalu racun itu akhirnya aku sadari setelah sampai ke rumah. Tapi sudah terlambat dan kemudian berakhir menjadi cacat setelah aku berguru di tingkat menara,' batin Wu Shi, merasa kesalahan di masa lalu bisa diperbaiki berkat Raja Pengembara.
"Ibu, aku sungguh bersyukur kerana bisa pulang lebih cepat. Tapi sebelum aku masuk ke rumah, ada satu hal yang harus aku selesaikan."
"Kau mau ke mana dengan pakaian lusuh begitu? Ayo cepat masuk, ibumu akan membuatkan teh herbal," ujarnya.
"Tidak, Ibu."
Beberapa orang di sekitar tampak memperhatikan Wu Shi dan Ibunya dengan tatapan sinis. Entah apa yang terjadi namun satu hal yang pasti bahwa mereka tidak suka kalau Wu Shi ternyata masih hidup.
'Mereka sama saja dengan orang itu. Berharap aku cepat mati. Bahkan aku menikah dengan gadis biasa pun karena mertuaku mengincar harta kekayaan keluargaku,' rutuk Wu Shi membalas tatapan mereka.
"Ada apa nak? Apa yang membuatmu tergesa-gesa?"
"Ini hal yang penting. Kalau tidak dilakukan sekarang, nanti aku lupa," ucap Wu Shi membujuk Ibunya agar diperbolehkan pergi sambil tersenyum lebar.
"Baiklah kalau memang sedang buru-buru. Tapi cepatlah pulang ya," kata Ibunya.
"Iya. Tentu saja. Urusan ini takkan lama."
Begitulah, Wu Shi pamit untuk pergi menuju ke perguruan bela diri tingkat rendah guna menemui seseorang yang sudah meracuninya.
***
Perguruan Bela Diri tingkat rendah.
Tempat ini masih seperti biasa sampai 3 tahun ke depan. Guru Lan San yang merupakan satu-satunya guru di sini akan menghilang sekitar beberapa hari ke depan.
"Tujuanku ada dua. Satu, guru, dan yang kedua adalah orang kurang ajar itu."
Wu Shi membuka pintu ruangan dengan membantingnya, sontak membuat para murid bela diri dan guru terkejut. Mereka semua menatap ke seseorang yang membuat mereka terkejut itu.
"Kau!"
Salah satu dari murid, terlihat amat terkejut saat melihat Wu Shi berdiri di belakangnya.
"Untuk apa kau melakukan itu?" Lantas Wu Shi bertanya dengan tatapan tajam seraya menarik kerah pakaiannya.
"Apa ...apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti!"
"Kau 'kan yang melakukannya? Kau pikir aku tidak tahu kalau kau berusaha untuk membunuhku. Hei, katakan kenapa kau melakukan itu, Wang Ji?" tanya Wu Shi.
"Hah! Memangnya aku harus menjawab bagaimana?"
Kesal karena beberapa hal, orang yang memiliki nama Wang Ji mengenggam pergelangan tangan Wu Shi yang menarik kerahnya.
"Ayahmu bukan ahli taichi, jangankan begitu, fisiknya saja sangat lemah. Tapi kau malah kuat dan bahkan melampaui semua murid di sini. Jadi aku putuskan untuk mengakhiri era keluargamu itu!" pekiknya.
BRAK!!
Wu Shi membanting tubuh Wang Ji ke lantai, lalu mengeluarkan sebilah pedang pemberian Raja Pengembara ke hadapan pria itu.
"Aku tidak akan segan bila harus melakukan ini pada adik seperguruanku. Tapi tindakanmu sudah kelewatan hanya karena iri, Wang Ji!"
Pedang itu bukanlah pedang spesial, hanya pemberian biasa dan pedang itu juga sangatlah biasa. Tidak ada warna khasnya, namun saat Wu Shi mengaliri pedangnya dengan chi, hawa di sekitar mendadak berubah menjadi sangat berat. Semua murid bahkan guru ikut tertekan karenanya.
"Heh, iri ya? Itu tidak salah sih. Tapi kenapa kau masih bisa bergerak?"
"Oh, kau cemas karena aku tidak terlihat sedang sakit."
"Harusnya kau tidak memiliki energi sebanyak itu. Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku tidak sudi memberitahumu bahwa ada sesuatu dalam perjalanan pulangku. Lalu sekarang, aku akan mengusirmu dari perguruan ini!"
"Memangnya kau siapa? Mau mengusirku begitu saja?!"
Semakin lama Wang Ji semakin menyahut dengan nada tinggi. Suasana di antara mereka memanas, tampaknya kekacauan akan terjadi dalam ruangan ini. Segera guru datang dan melerai.
"Wang Ji, Wu Shi, kalian berdua lebih baik diam dan jangan menganggu pelajaran ini."
Guru dengan mata sipit itu melirik Wang Ji lalu berkata, "Tetaplah di ruangan ini sampai guru lainnya datang."
Tidak lama setelah itu, giliran Wu Shi yang dilirik. Guru itu kembali berkata, "Dan kau, Wu Shi. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu dengannya. Berhubung kau sering bolos, ikut denganku ke ruangan lain sekarang juga."
"Baik, guru." Hanya dengan mendengarkan perkataan guru ini saja, Wu Shi menurut.
Ia menyimpan pedang pemberian di balik jubah, sesaat sebelum akhirnya pergi mengikuti langkah guru.
***
Ruangan sebelah.
"Sebenarnya ke mana saja kau? Aku tahu kau murid yang suka bolos. Sudah lebih dari 10 tahun kau belajar di sini, tapi aku tidak pernah tahu kalau kau orangnya suka melarikan diri."
"Guru, jika aku diperkenankan untuk berkata jujur. Sebenarnya aku telah diracuni lalu dibuang ke laut saat aku tidak sadarkan diri. Kemudian aku terdampar dan ditemukan oleh seseorang yang membantuku pulang dengan selamat."
"Hm, jadi selama 11 hari ini kau terdampar ke suatu tempat?"
"Ya, aku tidak tahu lebih tepatnya ada di wilayah mana. Lagipula aku tak berniat mengatakan itu. Guru, apa kau percaya padaku?" tanya Wu Shi.
Gurunya kemudian mendekat, ia berdiri di belakang punggung Wu Shi selagi mengulurkan kedua telapak tangannya ke depan.
"Tidak ada racun. Sepertinya kamu sudah baik-baik saja."
"Guru ....,"
"Tapi yang benar saja. Padahal ada petinggi kultus yang berniat mengajarimu langsung, dua orang dari tingkat menara. Kau tidak bisa menemui mereka sementara masalahmu belum selesai."
Wu Shi ingat, keesokan harinya adalah awal mula ia akan belajar di perguruan bela diri menara tingkat tinggi.
"Maafkan aku guru. Muridmu ini sungguh tak becus."
"Ada alasan mengapa aku mempertahankanmu yang sudah kelewat batas. Itu karena kau kuat, tapi jujur saja aku tidak menyangka bahwa hanya dengan kepergianmu selama 11 hari, kau sudah jauh lebih kuat dari bayanganku."
"Orang yang telah menyelamatkanku juga berkata begitu. Sayangnya aku tidak merasakannya."
"Aneh jika kau sendiri tidak merasakannya. Tapi itu kenyataan, Wu Shi. Kau bahkan mungkin sudah dianggap setara satu tingkat di bawah para tingkat menara," ungkap sang guru dengan serius.
Guru menatap Wu Shi dengan tatapan yang sedikit tidak menyenangkan, rasanya seperti bertatapan dengan musuh. Namun Wu Shi berpikir dalam batin, 'Ini hanya perasaanku saja 'kan?'