Ringkasan
Kehancurannya adalah ketika Wu Shi menjadi cacat dan keluarganya terbunuh dengan cara mengenaskan. Tetapi, sebuah keajaiban muncul dan Wu Shi mendapat kesempatan kedua dengan kembali ke masa lalu. Mengetahui masa depan yang begitu mengerikan, akhirnya Wu Shi bertekad untuk menjadi lebih kuat sebagai pendekar bertongkat. Demi melindungi keluarga serta mencari musuh yang akan datang, Wu Shi bahkan rela jika harus berjalan di atas api.
Bab 1. Kembali ke Masa Lalu
Dalam penglihatannya secara samar-samar, terbayang seorang wanita berwajah pucat. Sosok perempuan lemah gemulai sedang tersenyum sembari mengelus wajahnya.
"Maaf, karena kamu harus menikah denganku." Satu kalimat yang terucap padanya membuat sesosok pria terguncang.
Begitu terbangun, ia mendapati dirinya berada di pinggir laut. Pasir berwarna terang dan panas menjadi alas tidur, lalu langit yang kebiruan di atas adalah salah satu hal yang paling disukainya.
Mata berwarna hitam, segelap rawa di dasar laut itu terus memandangi langit seakan ia sedang menunggu sesuatu datang. Padahal sudah jelas tidak ada siapa pun atau apa yang akan datang kepadanya.
"Eh?"
Ketika melihat kedua tangan dan kakinya, segera ia sadar bahwa tubuh ini tidak seperti tubuhnya yang selama ini ia ketahui.
"Tubuhku terasa lebih kecil dari yang aku tahu. Tunggu, apa?! Ini 'kan—!"
Dalam beberapa waktu kemudian, lelaki itu tersadar sepenuhnya. Kemudian beranjak dari sana dan lekas mencari tahu daerah apa yang ia singgahi saat ini. Ia merasa familiar.
"Seingatku, aku berada di sini saat usiaku masih 25 tahun. Aku terdampar ke wilayah yang tidak aku kenali karena orang-orang itu membuangku ke laut!" amuknya kesal seraya melirik ke segala arah di sekitar.
Rupanya ia ingat ada kejadian itu. Lantas mengapa sekarang kembali terjadi? Tidak, setelah dipikir kembali, lelaki itu kemudian menyadari ada kemungkinan hal lain yang tidak masuk akal.
"Aku kembali saat sebelum kehancuran keluargaku? Kenapa bisa? Ini tidak masuk akal! Tapi kalau melihat pemandangan ini semua dan tubuhku yang seolah sedikit menyusut, maka mungkin ini terjadi!"
Sosoknya terpantul di air laut yang jernih, memastikan bahwa dirinya benar-benar kembali ke masa sebelum kehancurannya nanti. Orang ini adalah mantan pendekar pedang dan ahli chi. Setelah setahun menikah dengan seorang gadis, putri dari orang biasa yang bangkrut, Ayah, Ibu, lalu istri dan anaknya terbunuh oleh sekelompok berjubah dengan simbol di punggung.
"Aku ingat jelas, harusnya aku mati di tangan kelompok itu! Tapi sebelumnya aku dengan tetangga kurang ajar itu saling lempar batu lalu kemudian kejadian itu terjadi begitu saja."
Ia berjalan mondar-mandir seperti orang yang kebingungan. Sesaat setelah lama berpikir di sana, ia kemudian berhenti karena mengingat sesuatu lain.
"Aku rasa tidak mungkin karena saling lempar batu dia jadi dendam dan ingin membunuh sekeluargaku. Tapi aku rasa dia juga ada di situ meskipun hanya mengejek dari belakang. Lalu apa yang sebenarnya terjadi?"
Kehancurannya di masa mendatang, di mana dirinya dan sekeluarga terbunuh dengan sadis justru bukan menjadi akhir baginya. Lelaki ini kembali ke masa lalu, entah apa penyebab yang sebenarnya.
"Kenapa bisa aku kembali ke masa lalu setelah mati? Dua tahun ke depan pun aku baru menikah, lalu setahun setelah pensiun aku mati di tangan kelompok itu."
Ingatannya di masa depan tidak hilang, kini ia menjadi seseorang di masa lalu yang mengetahui masa yang akan datang. Suatu keajaiban ia kembali hidup seakan anugrah datang dan memberinya kesempatan kedua.
SRAKK!
Lelaki itu memukul pasir dengan amarah lantaran kematiannya begitu mengenaskan. Terlebih saat itu ia hanya bisa duduk pasrah tanpa bisa melawan mereka karena cacat.
"Kurang ajar. Awal dari kehancuranku sudah dimulai semenjak aku dibuang ke laut. Beruntung aku tahu siapa pelakunya, aku akan temukan dia dan menghabisinya sebelum dia membuatku cacat nanti!"
Di masa kali ini, lelaki itu berencana mengubah masa depan yang jauh lebih baik agar kehancuran itu tidak akan terjadi dalam keluarganya. Dan titik awal kehidupannya saat ini adalah satu kejadian yang menjadi pemicunya.
"Awas kau, Wang Ji!"
Tap!
Tiba-tiba saja seseorang datang dari belakangnya sembari menepuk pundak. Betapa ia sangat terkejutnya karena sama tidak bisa merasakan hawa keberadaan orang ini.
"Musuh?!"
Secara reflek, lelaki itu berbalik badan dan siap akan menyerang namun lagi-lagi ia dibuat terkejut karena orang yang datang adalah orang buta.
"Hei, apa kau mau kurma? Ini salah satu buah yang bisa dipanen di padang pasir. Ini enak loh."
Lelaki buta yang sudah lansia mengatakan sesuatu yang tidak ia pahami sembari menawarkan suatu makanan kecil di tangannya. Ia tersenyum dan menunggu respon dari lelaki muda ini.
"Kau bicara apa?" tanya lelaki itu dengan bingung, sikapnya masih waspada.
"Oh, tunggu. Ternyata kau bukan dari daerah ini. Ya itu sudah kuduga. Seharusnya dari awal aku bicara seperti ini."
Akhirnya lelaki buta mengatakan sesuatu dengan bahasa yang dipahami olehnya.
"Ini kurma. Buah kehidupan yang manis, cocok untukmu yang sedang letih. Ambilah," ucapnya sambil menawarkan kembali.
"Oh ya. Siapa namamu, bocah?" imbuhnya bertanya.
"Aku Wu Shi. Lalu kau sendiri siapa?" Setelah menjawab, Wu Shi lalu bertanya.
Lelaki buta kembali tersenyum dan menjawab, "Aku Asyura. Aku juga punya nama lain Wang Yongchun. Lalu aku juga sering disebut Pendekar Buta, tapi untuk sekarang kebanyakan orang menyebutku sebagai, Raja Pengembara."
"Sekarang adalah masa jahiliyah, masih banyak orang-orang bodoh di wilayahku. Lalu bagaimana denganmu yang terdampar sampai ke sini?" imbuhnya kembali bertanya.
"Aku dibuang ke laut oleh orang-orang yang iri denganku. Makanya aku harus cepat pulang dan mengurusi mereka."
Kurma yang ditawari tidak disentuh olehnya sama sekali. Raja Pengembara itu lantas duduk di bebatuan sekitar sembari memakan buah-buahan tersebut.
"Aku akan membantumu, tapi dengan kondisi tubuhmu sekarang itu tidak mungkin."
"Kenapa?" tanyanya kaget.
"Tubuhmu lemah. Kau yakin bisa pergi sendirian? Karena sehabis naik kapal kau belum tentu langsung sampai ke kampung halaman 'kan?"
Wu Shi sejenak diam dengan mata terbelalak. Apa yang dikatakan Raja Pengembara benar adanya. Tempat ia berada seharusnya sangatlah jauh dari tempat ini maupun daratan di seberang.
"Lalu aku harus bagaimana?! Aku tidak bisa mengulur waktuku terlalu lama!" Wu Shi meninggikan nada suara.
"Mudah saja. Aku akan memperkuat fisikmu selama 7 hari."
Sesuai perkataannya, Raja Pengembara membuat Wu Shi berlatih keras demi menambah kekuatan fisik, stamina dan mentalnya secara otodidak. Terlebih ia harus berlatih di bawah sinar matahari yang panas.
7 hari pun berlalu, Raja Pengembara beranjak dari bebatuan, tempat duduknya.
"Tunggu sebentar! Apa aku hanya akan memperkuat fisik saja seperti ini? Aku tidak merasa ada perubahan sama sekali!" protesnya.
"Mengangkat beban berat, berlari di atas pasir, berenang dan lain halnya. Kita sudah melakukan itu semua."
"Jangan memutarbalikkan fakta. Selain membuat fisikku kuat, aku juga membutuhkan seseorang untuk mengajariku teknik bela diri."
Alasan mengapa Wu Shi meminta diajari teknik bela diri adalah karena ia yakin bahwa dari awal bertemu dengan Raja Pengembara, sosok pria itu sangatlah kuat meski tidak bisa melihat. Tapi, respon Raja Pengembara di luar dugaan.
"Alasan mengapa aku membuatmu bekerja keras adalah agar racun di dalam tubuhmu ternetralisir." Ia berkata sambil menunjuk Wu Shi dan tersenyum.
Dan dalam sekejap, Raja Pengembara menghilang di depan mata. Tiba-tiba saja ia sudah berada di belakang Wu Shi dengan ujung kelima jari menyentuh lehernya.
"Kau sudah kuat. Sungguh kau tidak merasakan apa-apa?"
Siang itu, Wu Shi tak menyangka akan dikalahkan oleh Raja Pengembara dalam sekejap mata. Terlebih, kekuatan yang meluap-luap di luar dan dalamnya, aliran chi meningkat cukup pesat.
"Ah, begitu. Tanpa aku sadari tenaga dalamku meningkat pesat dari yang seharusnya." Wu Shi sadar, pelatihan kerasnya bukanlah pelatihan sepele.
"Tapi guru, teknik—" Meski begitu ia masih meminta diajari.
Raja Pengembara menyahut sebelum kalimat Wu Shi selesai, "Lagi pula, aku sudah kehilangan ilmu semenjak kembali ke negeri asalku."
'Apa? Kehilangan ilmu tapi masih bisa mengalahkan aku?' batinnya bergidik, perasaan aneh ada pada dirinya.
BRUK!!
Wu Shi berlutut di hadapan Raja Pengembara sambil berkata dengan keras, "MAAFKAN AKU GURU! AKU SUDAH SALAH MENILAIMU. SELAMANYA TAKKAN AKU LUPAKAN HUTANG BUDI INI!"