Prolog Dan Bab 1
“Aku hanya menginginkan tubuhmu saja, Bella! Jangan berharap aku akan memberikan hatiku padamu!”
Isabella mengganggukkan kepalanya, tanda mengerti atas ucapan Edo barusan. Bella yang saat ini sangat membutuhkan banyak uang untuk biaya pengobatan mamanya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dia tidak mungkin menolak dengan keputusan laki-laki yang ada di hadapannya itu, yang mengajaknya menikah secara kontrak dengannya.
Pernikahan ini hanya akan diisi dengan sebuah gairah saja di dalamnya. Tidak dengan cinta dalam pernikahan kontak ini.
“Baiklah. Aku mengerti. Aku akan menerima pernikahan ini. Aku juga akan menerima kapan pun kamu akan membuangku.” Ucap Bella pasrah pada Edo.
Edo menyeringai. “Baiklah kalau kamu sudah setuju dengan kesepakatan ini. Kita akan menikah seminggu lagi. Aku sudah tidak sabar ingin menikmati tubuh indahmu itu.” Bisik Edo dengan sensual sambil menjilat telinga Bella dengan penuh gairah.
Dengan sekuat tenaga Bella menahan desahan gairahya. “Sial!” Pikirnya. Selama ini dia belum pernah merasakan sensasi seperti ini. Bisa dikatakan bahwa dirinya adalah wanita yang hidup di zaman purba yang masih virgin sampai usianya yang sekarang.
Edo tersenyum sinis melihat Bella menahan desahannya. “Aku harap permainanmu nanti akan sangat memuaskanku di atas ranjang. Aku sangat menyukai tubuhmu.” Tangannya merambat meremas p******a Bella dan seketika itu juga gadis itu memejamkan kedua matanya.
Beberapa menit kemudian, Bella membuka kedua matanya. Menarik napas kemudian membuangnya dengan perlahan-lahan. “Aku harap jangan sampai aku mencintainya!” Katanya dalam hati.
***********
Bab 1
Edo mendesah kasar ketika melihat majalah-majalah yang penuh gosip mengenai dirinya. Sebentar lagi pasti orang tuanya akan menelpon dirinya. Dan sebentar lagi pastilah kedua orang tuanya akan segera menelpon lalu memarahi dirinya. Padahal dia hanya bersenang-senang saja dengan wanita-wanita malam itu. Dia tidak bermaksud untuk membuat nama keluarganya jadi tercemar seperti sekarang ini.
Bagaimana bisa dikatakan tidak buruk, di koran-koran atau majalah-majalah ditulis kalau dirinya bukanlah sebuah contoh yang baik untuk keluarga Dirgantara. Malah mereka bilang kalau dia tidak punya pendirian dan hanya mempermainkan hati para wanita saja. Entah dari mana mereka bisa mengatakan kalau dia mempermainkan hati para wanita itu?
Dia tidak pernah merasa menjalin hubungan serius dengan satu wanita pun.Wanita-wanita sialan itu hanya membuat dia berada dalam kesulitan seperti sekarang. Bagaimana mungkin mereka sampai mengatakan hal separah itu pada media sosial? Mereka mengatakan bahwa dia telah selingkuh dari mereka dan mengkhianati cinta mereka.
Pada akhirnya reputasi keluarga Dirgantara yang selama ini baik-baik saja, sekarang telah dirusak oleh wanita-wanita sialan itu. Keluarga Dirgantara pasti tidak akan menerima tuduhan itu. Karena keluarganya dikenal dengan kesetiannya pada para wanita.
“Sial!” Serunya dalam hati. Dia ingin melemparkan majalah-majalah itu, Tapi, ponselnya tiba-tiba saja berbunyi dan sangat memekakkan telinganya. Dia melihat siapa yang sedang menghubunginya. “Papa!” Pria itu pasti akan memarahinya habis-habisan setelah mengetahui berita dari media sosial itu.
Segera dia mematikan ponselnya. Dia malas mendengar kemarahan dari papanya dan keluarga yang lain. Mama juga pasti akan ikut-ikutan menceramahi dirinya habis-habisan, pikirnya.
“Kamu kenapa? Wajahmu kelihatan kusut begitu.” Tiba-tiba terdengar suara yang menyapanya.
Dia melihat sahabatnya masuk ke ruangannya. Orang itu adalah sahabat sekaligus sekretarisnya. Sebenarnya dia tidak mau mempekerjakan sekretaris wanita. Dia berpikir wanita yang akan menjadi sekretarisnya itu bukannya mengerjakan tugas mereka, namun pasti mereka akan menggoda dirinya.
“Aku tidak menyangka kalau gosip murahan itu cepat sekali menyebarnya!” Kata Edo sambil melemparkan majalah-majalah itu di hadapan Edo, sahabatnya.
Ivan langsung mengambil majalah yang dilempar Edo dan membacanya. Dia menahan tawanya. Pasti papa Edo sudah menelpon dan memarahi puteranya itu. Dia tahu kalau keluarga Dirgantara sangat tidak suka dengan hal-hal yang seperti itu. Apalagi dengan gosip murahan seperti itu.
“Apa kamu sudah diteror oleh keluargamu?” Tanya Ivan.
Edo mengganggukkan kepalanya. Dia meremas kuat majalah yang berada di tangannya. Dia sangat kesal dengan wanita-wanita sialan itu. Karena ulah mereka, dia harus menghadapi kemarahan keluarganya sekarang.
“Do, kenapa kamu tidak menikah saja? Kalau kamu menikah, siapa tahu gosip-gosip murahan ini akan lenyap dari peredaran.” Ujar Ivan memberikannya sebuah ide bagus.
Edo menyeringai mendengar ide bagus dari sahabatnya itu. Sebuah ide bagus itu akan membawa nama keluarganya menjadi baik kembali dan dia tidak akan dimarahi oleh keluarganya.
Namun, pastinya dia harus mencari seorang wanita yang benar-benar mau dia nikahi sementara. Dia tidak mau terikat seumur hidup dengan sebuah pernikahan. Menikah bukanlah gayanya. Baginya menikah dan menjalaninya seumur hidup itu membuat dirinya menjadi terkekang, tidak bebas melakukan hal-hal yang dia inginkan.
“Ehm….! Idemu bagus juga. Tapi, dimana aku bisa mencari seorang wanita yang mau aku nikahi sementara saja?” Tanya Edo bingung.
Ivan sangat tercengang mendengar perkataan Edo barusan. Sahabatnya itu hanya mau menikah untuk sementara waktu saja. Bukan untuk selamanya. Alangkah kasihan istrinya kelak.
“Hah?! Edo, kamu sudah gila ya?! Kalau begitu aku tidak bisa membantumu. Kamu cari saja sendiri.” Ujar Ivan berdiri kemudian melangkah keluar dari ruangan Edo.
Edo hanya terdiam menatap kepergian sahabatnya itu. Terlihat dia sedang berpikir dimana dirinya akan menemukan wanita yang mau menikah sementara dengan dirinya. Dan yang pastinya wanita yang bisa diatur olehnya.
*************
Isabella yang sering dipanggil Bella itu menatap sedih pada mamanya yang sedang dirawat di rumah sakit. Seluruh uang tabungan mereka semuanya sudah habis untuk biaya pengobatan mamanya. Namun, tekad Bella sangat kuat. Dia ingin mamanya cepat sembuh dan sehat kembali seperti dulu.
Bella rela bekerja siang dan malam, agar mamanya bisa sehat kembali dan mendapatkan perawatan yang terbaik di rumah sakit itu.
Sudah tiga hari mamanya dirawat di rumah sakit itu. Dan selama tiga hari itu juga dia terus bekerja keras demi untuk mencari uang. Dirinya hanya beristirahat beberapa jam saja.
Bella melirik jam dinding di ruang rawat mamanya sudah menunjukkan jam satu siang. Sudah waktunya da bekerja. Dari pagi sampai sore, dia bekerja di sebuah restoran. Dia segera bergegas berangkat ke restoran tempat dia bekerja.
Dari jam enam pagi sampai jam sebelas siang, Bella bekerja di toko bunga. Sedangkan dari jam satu siang sampai jam enam sore, dia akan bekerja di restoran. Sedangkan dari jam tujuh malam sampai jam tiga subuh, dia bekerja di sebuah klub malam sebagai pengantar minuman.
Bella sekarang sudah tiba di restoran, tempat dia bekerja. Dengan senyuman manisnya, dia menyapa rekan-rekan kerjanya. Selama dia bekerja di restoran ini, da tidak pernah mendapat perlakuan buruk dari atasannya mau pun dari rekan-rekan kerjanya. Bahkan sangat menyenangkan baginya bekerja di restoran ini.
Sedangkan saat dia bekerja di sebuah klub malam, sering kali dia mendapatkan perlakuan buruk dan tidak pantas dari pelanggan-pelanggan klub malam itu. Mereka sering kali mengganggu, menggoda, bahkan mengajak Bella untuk tidur bersama mereka. Tapi, dia mempunyai prinsip yang sangat kuat dan tidak tergoyahkan. Demi apa pun dia tidak akan menjual tubuhnya.
Apa yang akan dilakukan Bella untuk mencari uang demi pengobatan mamanya?