Pustaka
Bahasa Indonesia

Pelatih Gym Gila

4.0K · Tamat
Revana
10
Bab
26
View
9.0
Rating

Ringkasan

Aku datang ke gym dengan penuh harapan, mengenakan riasan lengkap untuk mengikuti sesi kelas percobaan dengan pelatih pribadi. Namun, setelah itu, aku memutuskan untuk tidak mendaftar dan justru mendapatkan ejekan dari pelatih. "Kenapa pakai make up tebal sekali? Jangan-jangan kamu ke sini untuk menggoda pria, ya?" katanya dengan nada menghina. Malam itu, aku bahkan menerima pesan teror anonim. "Apakah kamu mau berada di ruang ganti pria yang penuh dengan tubuh kekar dan menggoda?" "Dengar-dengar kamu menarif dua ratus ribu per malam?" Aku marah, sangat marah. Keesokan harinya, aku membawa spanduk besar dan berdiri di depan pintu gym. "Pelatih di gym ini menggoda suami orang! Jangan datang ke sini!" "Suamiku menghabiskan 160 juta lima hari di tempat ini. Semua karena bujuk rayu pelatih itu!" Fitnah? Kalau soal itu, aku lebih ahli!

TeenfictionModernPsikopatPembullypembunuhanThrillerGAY

Bab 1 Ketika Harapan Berubah Jadi Kemarahan

Sebenarnya, peristiwa ini berawal seminggu sebelumnya. Karena gym langgananku yang lama bangkrut, aku terpaksa mencari gym baru di sekitar sini. Agar lebih yakin, aku memutuskan untuk mengikuti sesi kelas percobaan gratis dengan pelatih pribadi sebelum memutuskan untuk mendaftar.

Aku datang dengan penuh harapan, namun tidak menyangka kata-kata pertama dari pelatih membuatku jijik.

"Kamu memakai pakaian ketat seperti ini? Apakah kamu sudah pernah berlatih sebelumnya? Dada kamu terlihat besar, bagaimana bisa sampai seperti itu?" kata Arjuna sambil memegang dadanya dengan cara yang sangat tidak sopan.

Aku menatapnya dengan dingin. "Kenapa tanya hal itu?"

"Aku ini pelatihmu, itu prosedur untuk memahami kondisi tubuhmu agar bisa membuat program latihan yang tepat," jawabnya sambil menggosokkan tangannya.

Lalu dia berjalan mengelilingiku, berhenti di belakangku dan berkata, "Hmm, pantatmu cukup kencang. Sebelumnya latihan di mana? Bisa coba tunjukkan bagian mana yang perlu dilatih lebih?" sambil menggosok-gosokkan tangannya.

Aku terkejut, hampir tidak percaya mendengarnya. Ketika aku berniat untuk menjawab, tiba-tiba ada tangan yang menepuk punggungku.

"Enak sekali ya rasanya," kata Arjuna sambil bersiul, dengan ekspresi wajahnya yang penuh ejekan.

"Aku ini pelatih terbaik di sini, pilih aku saja, kamu tidak akan menyesal," lanjutnya sambil mengusap dagunya. "Kalau kamu ikut programku yang harganya delapan puluh juta, itu program lengkap untuk tubuhmu."

Aku tidak berbicara, tapi dia semakin lancang. "Ngomong-ngomong, untuk perempuan berprofesi seperti kalian bukankah semakin seksi semakin menghasilkan lebih banyak uang? Kalau kamu mau, aku bantu kamu promosi."

Melihat sikapnya semakin keterlaluan, aku langsung pergi ke meja resepsionis tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Permisi, saya ingin ganti pelatih wanita, pelatih pria ini melecehkan saya dengan kata-kata tidak senonoh," ujarku dengan tegas.

Petugas resepsionis segera bergerak dengan cekatan, memanggil pelatih wanita. Namun, pelatih yang bernama Arjuna Surya ini tidak terima. Dia keluar dengan wajah marah, lalu menarik kerah bajuku dan berteriak, "Dasar kau pelacur, datang ke sini cuma buang-buang waktuku, ya?!"

"Apa kamu belum dapat pelanggan, jadi tidak punya uang untuk mendaftar?" ujarnya dengan nada mengejek.

Entah apa yang tiba-tiba dia pikirkan, dia melepaskanku dengan lembut dan berkata, "Begini saja, kamu temani aku dua hari, aku kasih diskon setengah harga, bagaimana?"

Aku tak menjawab dan malah menoleh ke pelatih wanita yang baru datang. "Aku mau pelatih wanita yang ini, ganti sekarang."

Wajah Arjuna langsung berubah bingung, dan dia langsung mendekati pelatih wanita yang baru datang, berkata dengan nada tak percaya, "Aku lebih kuat, latihan denganku lebih baik daripada dia, kenapa kamu pilih dia?"

"Karena kamu tidak layak," jawabku dengan lantang.

Arjuna langsung marah, dan sepertinya dia ingin memukulku. Namun, seseorang datang dari belakang dan memegang tangannya dengan kuat, mencegahnya bergerak.

"Bos!" Petugas resepsionis segera berdiri dan membungkuk.

Ternyata, karena situasi di meja resepsionis menjadi kacau, pemilik gym harus terpaksa ikut turun tangan.

"Bos, aku ingin mengganti pelatih," kataku.

Aku kira setelah pemilik datang, semuanya akan menjadi lebih mudah. Tapi ternyata, situasi tidak seperti yang aku bayangkan.