Bab 1. Malam Pertukaran.
24 Desember 2023, Anhui.
Hari itu menjadi dingin yang mencekam dan mengerikan.
Setelah membuat lawan kaok dengan bersimbah darah, Ya Fei terhuyung-huyung melangkah mundur sambil tersenyum puas.
Ya Fei merupakan pembunuh bayaran nomor satu di Anhui. Berbagai cara membunuh telah dia lakukan, mulai dari cara terkejam sampai cara paling sederhana sekalipun.
Setelah menyelesaikan misinya kemarin sore, dia berencana pensiun lalu pergi ke Yunnan untuk bertani. Namun siapa sangka, dalam perjalanan kembali malah dihadang pembunuh bayaran nomor dua di Anhui.
Salah satu di antara mereka harus mati!
Ya Fei tidak ingin mati secepat itu, semuda itu. Tentu saja dia mengerahkan seluruh energi dan keahliannya demi melawan pembunuh bayaran nomor dua tersebut.
Setelah hampir dua jam pertarungan, kemenangan akhirnya menjadi milik Ya Fei. Namun sekarang, gadis itu juga tidak baik-baik saja. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka dan darah yang dia sendiri tidak bisa menghitung, sepasang mata tenang yang selama ini sulit ditaklukan setiap orang kini tampak redup bagai lentera di ujung fajar menyingsing, wajah tanpa ekspresi signifikan yang menjadi ciri khas nya juga kini tampak kuyu dan pucat pasi.
Ya Fei bak mayat hidup berjalan!
Melewati lorong gelap selangkah demi selangkah lalu melambaikan tangan di tepi jalan.
Untungnya malam yang dingin ini masih ada taksi berkeliaran. Taksi itu menghampiri Ya Fei, bahkan tak menghiraukan penampilannya.
Ya Fei tidak tahan. Gadis itu segera memasuki taksi, duduk dengan mata terpejam menahan sakit kemudian hanya merasakan taksi mulai berjalan tanpa meninggalkan berisik.
Kesadaran Ya Fei berada di ambang batas!
Bagaimanapun juga dia harus menyebutkan alamatnya pada supir taksi. Dia tampak berusaha membuka matanya, mencoba mengeluarkan suara yang entah kenapa terasa tercekat di tenggorokan.
"Ada apa?" batin Ya Fei bertanya-tanya.
Ya Fei ingat pertarungannya dengan pembunuh bayaran nomor dua tak sama sekali meninggalkan luka di leher, maupun cidera apapun.
"Kenapa... "
Belum sempat Ya Fei melanjutkan kalimatnya, taksi mendadak berhenti.
Kemudian seseorang berkata, "Nona, ban keretanya rusak. Ini harus diatasi sebelum kita menaiki pegunungan."
Dalam keadaan terpejam, Ya Fei mengerutkan kening.
"Kereta? Roda? Pegunungan?" Pertanyaan demi pertanyaan seketika memenuhi otaknya.
"Nona, anda harus ke luar lebih dulu." Suara yang sama lagi.
Deg!
Jantung Ya Fei berdetak kencang. Matanya terbuka lebar seolah baru saja didorong sangat keras.
Ya Fei terkejut!
Barusan dia menaiki taksi tapi kenapa malah mendadak ada di kereta?
Tepatnya kereta kuda dengan dua jendela bertirai di tiap sisi, juga sebuah pintu bagian depan yang tertutup tidak begitu rapat sehingga dengan ketajaman matanya, Ya Fei dapat melihat pemandangan remang-remang di depan sana.
"Apa yang terjadi?" Ya Fei membuka pintu tak sabar.
Matanya membelalak!
Gadis itu secara naluriah ke luar kereta, berdiri di kawasan kusir, mengedarkan pandangan dengan tatapan bingung beradu cemas.
"Di mana ini?"
"Kita masih di bawah kaki gunung Xi Li, untuk sampai kediaman Pangeran kedua harus melewati pegunungan itu." Seorang pria dewasa berkumis tipis, berkulit putih namun tampak tak terawat muncul di sisi kanan kereta.
Ya Fei terdiam.
Pria di hadapannya itu tak sama sekali dia kenal, juga tak sama sekali pernah dilihatnya.
Pria itu mengucapkan banyak kata namun tak ada yang dimengerti Ya Fei.
"Apa itu tadi? Pangeran kedua?" Ya Fei tak habis pikir, di jaman seperti sekarang ini masih ada seorang pangeran di negaranya.
"Nona... " Pria berkumis itu malah turut bingung.
Sementara Ya Fei kembali mengedarkan mata lantas secara tak sengaja menyentuh pakaiannya dan...
"Hah!" Ya Fe memekik kaget.
"Ada apa, Nona?" Pria yang sama sigap memperhatikan Ya Fei dari ujung ke ujung dengan tatapan khawatir.
Saat ini Ya Fei berpakaian kuno!
Gaun hanfu merah dengan pernak-pernik perhiasan yang indah tapi terasa berat.
Bukan hanya itu saja!
Ya Fei juga tak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya, bahkan rembesan darah yang ke luar dari mana saja tak sama sekali meninggalkan jejak.
Pokoknya saat ini Ya Fei baik-baik saja!
Gadis itu menjadi semakin bingung sampai kepalanya sedikit kelingan.
"Anda terlihat kurang sehat," tebak si pria berkumis.
Ya Fei tak bisa berkata-kata, dia memasuki keretanya kembali lantas menemukan sesuatu ketika baru saja bokongnya terhempas.
Itu adalah botol keramik seukuran ruas ibu jari!
Ya Fei mengendus tutup botolnya kemudian menutup hidung rapat-rapat.
"Sialan! Ini racun mematikan." Ya Fei mengetahui masalah ini secara jelas.
Dan tiba-tiba saja...
Sebuah kejadian demi kejadian muncul di kepalanya seperti pemutaran film.
Itu merupakan ingatan lama pemilik tubuh Lin Ya Fei. Yakni seorang nona ketiga keluarga Lin yang bernasib malang.
Ya Fei mengerjap!
Pada akhirnya dia tahu sesuatu.
Tubuh yang saat ini disemayami Ya Fei merupakan tubuh Lin Ya Fei. Wajah mereka sama persis seperti pinang dibelah dua.
Lin Ya Fei merupakan nona pertama di keluarga Lin, tetapi kehidupannya tidak berjalan baik karena kehadiran ibu tiri setelah kematian ibu kandungnya di saat gadis itu berusia tiga tahun.
Ibu tiri dan adik sambungnya pintar bermain trik. Berkat trik jahat mereka, Ya Fei selalu terkesan buruk di mata ayahnya sehingga sang ayah tak menyayanginya lagi.
Seakan belum puas, ibu tirinya menginginkan Ya Fei meninggalkan kediaman Lin selama-lamanya. Jadi pada hari dimana pangeran kedua mengirimkan undangan pencarian pengantin ke keluarga Lin, ibu tirinya secara bersemangat menyarankan Ya Fei.
Sayangnya pangeran kedua tinggal di daerah perbatasan. Di sana selain terkenal dingin, rawan, kekurangan pangan juga terkenal dengan kekejaman pangeran kedua nya.
Konon, pangeran kedua bisa membunuh siapapun yang tidak mematuhi ucapannya atau bahkan tidak memenuhi keinginannya.
Dalam dua tahun terakhir sudah banyak gadis-gadis yang dikirim sebagai calon pengantin pria itu tapi tak satu orangpun mendengar kabar pernikahan mereka, melainkan kabar kematian secara mengerikan.
Ibu tiri Ya Fei tentu saja mustahil menyerahkan putrinya sebagai calon pengantin.
Tapi ayah Ya Fei juga mustahil tak menyerahkan siapapun sebagai calon pengantin atau keluarga Lin dalam bahaya besar.
Jadi mau tak mau mengirim Ya Fei sebagai perwakilan, dengan harapan gadis itu akan selamat.
Sayangnya ini belum bisa dipastikan!