Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Setelah itu dia mengeluarkan sebuah cincin dari kantongnya dan melemparkannya kepadaku.

Cincin itu terjatuh di lantai, aku menggenggam erat cincin itu di tanganku, rasa sakit dan kecewa yang dirasakanku selama semalaman ini pun akhirnya tak terbendung lagi.

"Raphael, bolehkah kamu menjelaskan kepadaku sebenarnya apa yang terjadi?"

"Kalian berdua adalah kakak adik, kalian berdua adalah sepasang, mengapa kamu mau bertunangan denganku?"

Raphael mengerutkan alisnya dan wajahnya berubah gelap.

Saat ini Sherlyn menarik napas yang dalam, "Maksumu adalah aku tidak pantas berada di sampingnya?"

Dia menatap ke arah Raphael dan dengan suara bercampur tangisan bertanya, "Kak Raphael, apakah aku tidak pantas berada di sampingmu? Apakah aku bahkan tidak boleh memakai cincin yang sama denganmu?"

Seketika emosi Raphael pun meledak, dia menatapku dengan tatapan penuh benci, "Sudah cukup! Sherlyn adalah seorang pasien, kondisinya baru mulai membaik, untuk apa kamu membuatnya emosi? Bukankah hanya sebuah cincin? Apakah perlu dipermasalahkan sampai sebesar ini!"

"Bukankah hanya sebuah cincin?" Aku tertawa dingin.

Raphael sepertinya sadar bahwa dia telah salah berbicara, dia melembutkan nada bicaranya, "Aku akan menebusmu mengenai masalah yang terjadi hari ini, kamu jangan marah lagi, kita harus baik-baik saja."

"Tidak perlu lagi."

Aku mundur dua langkah dan menjaga jarak dengannya.

"Karena hubungan kakak adik kalian sangat baik, maka lebih baik kalian bersama saja, lagipula kalian berdua tidak mempunyai hubungan darah apa pun."

Aku menahan rasa sakit di dalam hatiku untuk mengangkat kepala dan menatap Raphael, menatap pria yang sudah kucintai bertahun-tahun.

"Raphael, kita putus!"

Setelah itu, aku berjalan keluar sambil membawa koperku yang sudah tersusun rapi.

Di hari-hariku dengan Raphael, aku juga sudah mengenal jelas dirinya.

Setiap kali hubungan kami membaik, Sherlyn akan keluar, kalau tidak terluka, maka sedang sedih, kalau tidak maka depresinya kambuh, intinya dia terus membuat hubungan kami hancur berantakan.

Awalnya aku juga merasa kasihan kepadanya, bagaimanapun juga, Raphael hanya memiliki seorang adik.

Tetapi setelah beberapa saat kemudian, aku pun sadar bahwa Sherlyn benar-benar sangat menyebalkan, tidak peduli apa pun yang sedang kami lakukan, dia pasti bisa menghancurkannya.

Di acara pertunangan kami, dia juga bisa membuat masalah, aku benar-benar tidak sanggup untuk memaafinya, terutama sikap Raphael yang semakin membuatku kesakitan.

Saat aku berjalan sampai depan pintu, Raphael menarik tanganku.

"Katrina, hanya karena masalah ini? Kamu mau putus denganku?"

"Jangan bercanda lagi, kedua keluarga kita sudah sangat dekat, bahkan semua orang juga sudah tahu kita sudah bertunangan."

Aku dengan tenang melihatnya, "Ya, tetapi semua orang juga tahu bahwa kamu meninggalkanku di hari tunangan, acara pertunangan kali ini tidak dihitung."

"Putus."

Setelah itu aku berjalan pergi.

Raphael yang berdiri di belakang pun marah, "Katrina!"

"Sherlyn adalah adikku! Kita berdua tidak mungkin bersama!"

"Dia adalah seorang pasien, mengapa kamu tidak bisa mengalah padanya."

Aku sudah tidak ingin mendengar penjelasannya lagi, setiap kali dia akan mengucapkan jawaban yang sama.

Aku memutar kepalaku dan menatapnya untuk terakhir kali, "Baik, aku akan mendengar ucapanmu, aku mengalah padanya dan memberikanmu untuknya."

"Raphael, aku sudah tidak menginginkanmu lagi."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel