Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 4 Perfect

Dengan cepat, Zey meraih tangan Qhansa dan menggenggamnya erat. Lalu mereka pun melangkah ke luar ruangan Zey menuju ke restoran yang ada di resort itu.

Sepanjang perjalanan menuju restoran semua pasang mata, memandang ke arah keduanya. Banyak yang mencibir Qhansa yang begitu mudahnya masuk ke dalam perangkap cinta milik atasan mereka. Dan Zey merasakan itu, jika para bawahannya memandang rendah kepada Qhansa. 

"Aku harus mencari cara untuk membela Qhansa!" Tekadnya dalam hati.

Sesampai di restoran, Zey menyuruh Qhansa memesan makanan yang ia sukai. Sementara Zey naik ke atas podium. Mengambil sebuah gitar dan mulai memetik dawai-dawai gitar tersebut.

"Mohon perhatian semuanya," ucap Zey dari atas panggung.

"Selamat datang di restoran kami, selamat menikmati hidangan yang tersaji malam ini." Ujarnya lagi.

"Malam ini, saya akan membawakan sebuah lagu, lagu ini spesial akan saya nyanyikan untuk seorang gadis yang telah mencuri hati saya, wanita itu bernama Qhansa Matthew, calon istri saya. Lagu ini buat kamu sayang..," seru Zey lantang dari atas panggung.

Qhansa yang sibuk dengan daftar menu di restoran itu. Tiba-tiba menegakkan kepalanya mendengar ucapan Zey.

"What? Kok dia bisa tau nama lengkapku? Terus dia bilang apa tadi? Calon istri? Duh.., malunya aku!" Gumamnya dalam hati karena semua mata orang-orang yang ada di restoran itu menatapnya. Bagaimana tidak, Zey masih menunjuk ke arahnya.

Mau tidak mau, Qhansa pun melambaikan tangannya ke arah Zey.

Zey mulai bernyanyi lagunya Ed Sheeran, 'Perfect.'

I found a love for me

Oh darling, just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl, beautiful and sweet

Oh, I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was

I will not give you up this time

But darling, just kiss me slow, your heart is all I own

And in your eyes, you're holding mine

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favourite song

When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath

But you heard it, darling, you look perfect tonight

Well I found a woman, stronger than anyone I know

She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home

I found a love, to carry more than just my secrets

To carry love, to carry children of our own

We are still kids, but we're so in love

Fighting against all odds

I know we'll be alright this time

Darling, just hold my hand

Be my girl, I'll be your man

I see my future in your eyes

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

When I saw you in that dress, looking so beautiful

I don't deserve this, darling, you look perfect tonight

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

I have faith in what I see

Now I know I have met an angel in person

And she looks perfect

I don't deserve this

You look perfect tonight.

Qhansa yang dinyanyikan lagu oleh Zey. Seketika merasa tersanjung.

Zey juga merasa bangga bisa bernyanyi dengan baik untuk menarik perhatian Qhansa. 

"Untuk merayakan hari bahagia kami hari ini, semua yang makan saat ini, diberi kebebasan untuk memilih menu favorit mereka dan tentu saja gratis!" Ujar Zey lagi.

Ia pun turun dari panggung dan langsung menuju meja dimana Qhansa berada.

"Bagaimana nyanyianku? Apakah kamu suka?" Tanya Zey gugup.

"Terima kasih Zey, ini pertama kalinya aku dinyanyikan lagu oleh seorang pria." Ucapnya yang juga gugup.

"Oh ya? Benarkah? Aku lelaki pertama itu?" Qhansa mengangguk pelan.

"Wow, aku sangat senang!" Serunya lagi.

Keduanya pun makan malam bersama. Dari arah luar restoran, Ewan datang dengan tergesa-gesa menuju kepada Zey.

"Gawat bro! Gawat!" Tutur Ewan sambil menghabiskan air mineral yang tersaji di atas meja. Ia masih belum menyadari keberadaan Qhansa.

"Apanya yang gawat sih?" Kesal Zey karena adik iparnya itu datang tanpa permisi dan mengganggunya yang sedang bersama Qhansa.

"Si Mulan! Akan melakukan tes DNA, Bro! Dan menuntut lo untuk bertanggung jawab kepadanya!" 

"Oh, kirain apa tadi!" Jawab Zey santai. Sementara Qhansa terus menyimak maksud pembicaraan keduanya.

"Kok oh, sih? Apa lo nggak takut dengan ancamannya?" Seru Ewan lagi.

"Untuk apa gue takut? Gue kan nggak pernah meniduri wanita mana pun di dunia ini. Untuk apa gue takut? Sudah ah! Gue nggak mau mengurusi si Mulan nggak jelas itu lagi! Lagian lo ini datang nggak bilang-bilang kayak hantu aja lo!" Kesalnya lagi.

Ewan melirik ke arah samping dan baru menyadari keberadaan Qhansa.

Qhansa menatap datar ke arah Ewan.

'Se..selamat malam, Nona." Ucapnya terbata.

"Malam," jawab Qhansa.

"Siapa, Bro?" Tanya Ewan penuh selidik.

"Perkenalkan, dia calon kakak iparmu, namanya Qhansa." Ucap Zey lalu merangkul pundak Qhansa menyatakan jika Qhansa memang miliknya. 

Qhansa yang mengira, jika Zey mulai bersandiwara membiarkan saja, saat Zey menyentuh pundaknya sesuka hatinya.

"Apa?!" Kaget Ewan.

"Oh ya, Sa. Perkenalkan ini Ewan adik ipar gue, suami dari adik bungsu gue, bernama Chesa. Beri salam dong, buat calon kakak ipar Lo, Bro!" Ketus Zey.

"Selamat malam, kakak ipar, perkenalkan nama saya Ewan Setiawan. Adik ipar dari Zey." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Bro, gue cabut dulu. Gue menunggu penjelasan dari Lo! Permisi kakak ipar." Serunya lagi, lalu berlalu dari situ.

"Jadi, dia adik iparmu!" Tanya Qhansa.

"Yap, adik bungsuku sudah lebih dulu menikah dari kami kakak-kakaknya." Jelas Zey.

"Jadi kamu masih punya saudara?" Tanya Qhansa lagi.

"Iya, kakak tertuaku juga masih betah melajang. Sepertinya, dia juga akan dijodohkan. Aku dengar seperti itu." Jelas Zey.

Alin yang baru saja pulang mendapatkan bantuan, segera masuk ke dalam resort milik Zey. Ia melirik kesana dan kemari mencari-cari keberadaan Qhansa, sahabatnya.

"Apakah Anda sedang mencari Nona Qhansa, Nona?" Tanya sekretaris Ririn.

"Oh, iya. Kok Anda bisa tau?" Tanya Alin penuh selidik.

"Saya sekretaris Tuan Zey, pemilik resort ini. Nona Qhansa adalah tamu spesial resort kami saat ini. Mari silakan ikut saya, Nona." Alin yang masih belum mengerti maksud perkataan Ririn hanya mengikuti saja dimana ia hendak dibawa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel