SEVEN
Clara pulang menuju mansion keluarga Alexander menggunakan jasa transportasi ojek online. Sesampainnya di depan mansion, semua bodyguard menganga tak percaya akan apa yang mereka saksikan.
Bagaimana mungkin? Seorang Clara Grethania Alexander Grisham cucu perempuan dan anak perempuan satu-satunya baik dari keluarga Alexander maupun keluarga besar Grisham dan Smith, yang memiliki mobil tak terhitung, kini pulang ke istana dengan ojek online.
Clara turun dari ojol nya. "Ini, Pak. Ongkosnya," Clara menyerahkan dua lembar uang seratus ribu kepada driver tersebut.
Driver ojol itu nampak terkejut, bahkan tangannya melayang di udara. "Ongkosnya dua puluh lima ribu non, ini banyak sekali," tolak ojol itu.
"Enggak. Ini enggak banyak, ini rezeki bapak sama keluarga bapak," lalu Clara menarik tangan driver itu, membuat tangannya menggenggam uang tersebut. Lalu berjalan memasuki gerbang mansion.
"Terima kasih, non," ujar driver itu yang masih bisa didengar Clara setelah memasukki gerbang mansionnya.
Setelah memasukki gerbang mansionnya, Clara menyambung perjalanan dengan mobil golf, untuk masuk kedalam mansion karena jarak yang lumayan jauh. Dari depan gerbang mansion sampai ke bangunan mansion.
Di sepanjang jalanan yang di lalui menuju mansion, di sebelah kanan ada taman bunga milik Viona, dan di sebelah kiri ada lapangan golf milik Aldrich.
- - -
Sesampainya di depan mansion, alis Clara mengerenyit. "Mungkin mobil baru bang per," lalu Clara mengangkat kedua bahunya acuh.
Clara turun dari mobil golf yang di kendarai bodyguard nya. "Terima kasih, Paman. Oh, iya. Tolong siapkan mobil Princess ya, nanti Princess mau ke luar," minta Clara yang di angguki oleh bodyguard nya.
Clara berjalan memasuki mansion. "HALLO ... ANYBODY HOME!!! PRINCESS HERE! MANA NI RED CARPET NYA, BANG PER. YUH-" teriak Clara terpotong. Kedua tangannya reflek menutup kedua mulutnya yang sudah siap berteriak.
Clara membeku, karena mendapati bukan Mommy dan Daddynya yang ada di ruang tamu, melainkan ... "KAK ALROOO?!" batin Clara berteriak, mantanya membulat sempurna.
Percy dan Alro kini keduanya sudah memusatkan pandangannya pada Clara. Percy mentapan Clara adiknya dan Alro sahabatnya bergantian.
Percy berdehem, mengembalikan kesadaran Clara dan Alro. "Dek. Sini, duduk samping abang. Cuma Alro, Kok. Santai aja," Percy memanggil Clara.
Clara berjalan mendekat, dan duduk di samping Percy. "Hai, Kak Ro," sapa Clara canggung.
"Eh ... Hai," balas Alro canggung.
Percy menyadari situasi tersebut. "Ro. Sebenernya, dia bukan anak maid. Dia, adik gue. Clara Grethania Alexander," jelas Percy.
Clara tersenyum canggung. "Iya, Kak Ro. Tolong rahasian ini ya," pinta Clara memasang puppy eyes.
Alro mengangguk. "Santai aja, Ra. Aman, kok," ujar Alro sambil tersenyum.
"Yaudah, Bang Per, Kak Ro. Rara naik dulu ya, abis ini ada urusan," sambil menunjukkan senyum Pepsodent nya Clara bangkit dari duduknya dan beejalan memasukki lift menuju kamarnya.
- - -
Setelah siap dengan kaos lengan pedek merk Gucci, celana jeans pendek setengah paha, jaket jeans senada, dan sneaker Balenciaga berwarna putih. Clara keluar dari kamarnya, berjalan memasukki lift menuju lantai dasar.
"Mager banget bawa mobil. Di anter paman Doni aja, lah," Clara bermonolog.
'Ting' Clara keluar dari dalam lift. Clara berjalan menuju keluar mansion, namun saat di ruang tamu Clara hanya mendapati Alro duduk sendirian tanpa Percy.
Clara berjalan mendekati Alro. "Kak Ro, Bang Percy mana?" tanya Clara basa-basi.
Sedangkan Alro yang ditanya malah tertegun saat menghadap Clara. "Mimpi gak si gue? Bidadari dari mana ini? Astaga, cantik banget si Clara, beda banget pas di kampus," batin Alro.
Clara yang melihat Alro mematungpun memilih melanjutkan langkahnya menuju keluar mansion. Clara memilih menggunakan mobil Mercedes-Maybach S560 berwarna hitam yang di kendarai oleh supir pribadi Clara yang di sediakan Aldrich.
"Ke mansion teman Rara, Paman. di jalan ****," ujar Clara sambil memainkan ponselnya. Paman Doni pun menganggukan kepalanya dan mulai mengendarai mobil Clara menuju gerbang utama mansion.
Di sisi lain ...
Percy baru kembali dari kamarnya, namun dia mendapati Alro yang mematung menghadap ke arah lift, lebih tepatnya ke arah Percy berdiri sekarang.
Percy menoyor kepala Alro. "Heh! Onta. Ngapain lo bengong kaya gitu? Abis liat setan lo?!" tanya Percy.
Alro berdecak sebal. "Kok. jadi lo, si. Tadi tuh yang ada di situ Clara, kenapa berubah jadi bisul uler begini?" tanya Alro sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Percy memukul mulut Alro. "Sembarangan, mulut lo. Mau gue jait mulut, lo?" ancam Percy.
"Sumpah, tadi Clara adek lo disini," Alro berusaha meyakinkan Percy.
"Clara aja udah pergi dari tadi, pas gue masih di dapur. Wah ... Wah ... Mikir apaan lo liatin ade gue?" Percy mengintrogasi Alro dengan tatapan menyelidik.
"Gila, Per. Adek lo. Di kampus bak princess, di rumah bak bidadari," Alro berdecak kagum dengan binar dimatanya, Percy hanya menggelengkan kepalanya.
- - -
Clara dan Doni sudah sampai di mansion miliknya. Mobil berhenti di depan gerbang, bodyguard Clara pun keluar dan menghampiri mobilnya. Clara menurunkan kaca mobil bagian belakangnya, melihat siapa yang ada di dalamnya, bodyguard itu langsung membungkuk hormat dan membukakan gerbang untuk Clara.
Karena hari ini Clara menggunakan mobil miliknya yang merupakan hadiah ulang tahun dari Aldrich, tahun kemarin. Biasanya saat pergi ke mansion miliknya, Clara menggunakan salah satu koleksi mobilnya yang ada di gedung C.G Company.
Fyi Clara memang gemar mengkoleksi mobil-mobil mewah, satu jenis mobil saja Clara memiliki beberapa warna. Oleh karena itu, di perusahaan miliknya atau mansion miliknya yang ada di beberapa negara, Clara pasti memiliki garasi yang berisi puluhan koleksi mobil mewah miliknya.
Setelah sampai di depan mansion, Doni turun dan membukakan pintu untuk Clara. "Paman, mobilnya parkirkan di basement aja. Paman boleh gabung sama supir dan bodyguard teman Rara yang lain," ujar Clara yang di angguki Doni.
Clara keluar dari mobilnya dan di sambut jajaran bodyguard dan maid yang membungkuk hormat. Walaupun Clara pecicilan, namun saat di depan pekerja, bodyguard, ataupun karyawannya, Clara pasti menunjukkan sikap yang berwibawa.
Clara berjalan masuk diikuti para maid yang kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Baru saja Clara mendaratkan bokongnya di ruang tv, tiba-tiba suara yang sangat familiar menusuk gendang telinganya.
"ASTAGA!! BOS GUE DATENG JUGA AKHIRNYA," teriak Franda lalu memeluk Clara erat.
"Gila. Gue sesak nafas ini," omel Clara sambil menepuk-nepuk tangan Franda.
Franda menunjukkan senyum kudanya tanpa rasa bersalah. "Sorry, Sweetie. Eits ... Tapi gue masih marah sama lo, ya," katanya sambil berkacak pinggang.
Clara mengangkat sebelah alisnya. Franda menghela nafas kasar. "Lo. tinggalin gue di Jerman. Lo, pulang ke Indo tanpa kasih gue kabar. Dan apa lagi, ya? Ehm ... Whatever, pokoknya lo punya salah, jadi lo my big boss harus belanjain gue! Titik," desak Franda.
"Oke-" kata Clara yang membuat mata Franda berbinar. "- toh, uang lo masih ada yang belum cair, kan?" lanjut Clara yang membuat Franda mendengus sebal.
"Sialan. Sama aja gue belanja sendiri," cibir Franda lalu mencebikkan bibirnya.
Clara mencapit bibir Franda. "Enggak usah monyong-monyong. Ayo, cepet. Sebelum gue berubah pikiran," lalu Clara beranjak dari duduknya menuju keluar mansion disusul oleh Franda dan menghubungi Doni untuk mengambil mobilnya, dan mengantarkan Clara ke Alx Mall.
- - -