3) Minta ijin
Saat sedang asyik-asyiknya mengintip, tanpa di sengaja Anang menyenggol pintu kamar itu dan terbuka karena tidak di kunci.
‘’Mas Anang?’’ ucap Dewi yang bergegas turun dari ranjang.
‘’Mba...mba Dewi..’’ ucap Anang yang kaget dan gugup.
‘’Jangan di luar, nanti ada yang melihat, mas’’ kata Dewi yang langsung menarik tangan Anang dan membawa masuk pemuda itu.
‘’Di dalam saja lebih aman, mas’’ ujar Dewi lagi lalu menutup pintu kamar.
Tanpa aba-aba Dewi langsung menyambar mulutnya Anang dengan bibir manisnya, mau tak mau Anang menyambut bibir manis wanita itu karena ia juga sudah menginginkannya. ‘’emmmhh..srup...’’.
Sejenak mereka melepaskan tautan bibir untuk mengambil nafas, lalu bibir mereka kembali bersatu saling berbagi kenikmatan. Dewi yang sudah lama menjanda dan tidak mendapat kepuasan dari laki-laki sangat bersemangat sekali.
Tak lama kemudian Dewi berjongkok di hadapan Anang dan membuka celana pemuda itu, ternyata Anang tidak memakai celana dalam sedari tadi pagi.
Dewi kaget dan terkejut melihat burungnya Anang panjang dan besar, biasanya Dewi melihat hanya di layar ponsel semenjak berpisah dengan suaminya. Kini ia bisa melihat secara langsung burung lelaki.
‘’Kenapa mba..?’’ tanya Anang.
‘’Gede banget punyamu, mas’’ jawab Dewi sambil mendongak ke atas sebentar.
‘’Kalau mba Dewi suka, silahkan saja mau diapakan’’ sahut Anang sambil mengusap rambut wanita tersebut yang masih berjongkok di hadapannya.
Dewi langsung memegang burungnya Anang lalu di masukkan ke dalam mulut seraya tangannya bergerak mau mundur sambil menggenggam burung Anang.
Anang merasa geli tapi sangat nikmat, burungnya semakin membesar di dalam mulut Dewi, ‘’terus mba, enak banget sumpah’’ kata Anang sambil tersenyum senang.
‘’Mas, langsung aja yuk, aku sudah gak tahan nih’’ ucap Dewi sambil menarik tangan Anang dan berbaring di atas ranjang.
Kedua orang itu berguling-guling secara bergantian di atas kasur empuk, kini Anang di bawah dan Dewi duduk di atasnya Anang sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur cantik.
Sedangkan Jaka dan Lina sudah selesai menyalurkan hasratnya, kedua orang itu berbaring sambil berpelukan hanya tertutup selimut sebatas pinggang saja.
Karena merasa haus Lina keluar kamar setelah memakai pakaiannya dan berjalan ke dapur. Anang dan Dewi masih semangat dengan permainan kenikmatan itu sampai mereka tak sadar kalau ada sepasang mata yang sedang mengintip di balik pintu.
Tak lama kemudian Anang melenguh lemas karena sudah melewati puncak kenikmatan bersama Dewi. Kedua orang itu beristirahat sejenak sambil berbaring di atas kasur. Sepuluh menit kemudian Anang keluar dari kamarnya Dewi.
Anang duduk santai di taman belakang, ia sengaja tidak langsung naik ke kamarnya karena takut ada yang melihat. Duduk santai di temani secangkir kopi memandangi taman tersebut.
‘’Ternyata kamu di sini , nang?’’ ucap Jaka yang baru saja datang menghampiri ke taman.
‘’Eh, iya om, sini ngopi’’ sahut Anang sedikit tersenyum.
‘’Pantesan tadi aku ketuk pintu kamar kamu tidak ada jawaban, eh ternyata orangnya di sini’’ kata Jaka lagi sambil duduk.
‘’Aku suka di sini om, sambil santai’’ balas Anang menoleh.
‘’Gimana kuliah kamu?’’ tanya Jaka.
‘’Lancar om’’ sahut Anang.
‘’Syukurlah kalau begitu’’ ucap Jaka.
‘’Om, saya mau minta ijin..?’’ Anang berkata sambil memainkan jari tangan.
‘’Ijin, emang kamu mau kemana?’’ tanya Jaka lagi karena penasaran.
BERSAMBUNG....