Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Seperti biasa, Syakilla sedang menunggu gojek untuk mengantarkannya pulang. Hari ini, mereka pulang cepat karena guru mengadakan rapat. Sebenarnya tadi Febi menawari Syakilla tumpangan, melihat kondisi gadis itu sedang tidak baik. Namun, Syakilla menolaknya.

Seharian ini, ia juga tidak bertemu dengan Marco setelah kejadian kemarin. Ia hanya bertemu dengan Barbie dan Antariksa. Cowok itu, kemana, ya?

Suara klakson kendaraan membuat Syakilla menoleh, gadis itu mengernyit. "Siapa?"

Cowok itu melepaskan helm full face-nya. "Nunggu siapa?"

"Eh, Antariksa!" ujar Syakilla, "nunggu ojek online, nih."

"Bareng gue aja, ayo." Ajak Antariksa.

Syakilla menggeleng. "Nggak usah. Gue udah pesen ojeknya, kok."

Antariksa menurunkan standar motornya. Meletakkan helm di atas tangki, kemudian berjalan menghampiri Syakilla.

"Gue temenin nunggu gojek, deh."

Mata Syakilla membulat. "Jangan, An! Lo pulang aja, gue sendirian udah biasa kok."

Melihat ekspresi Syakilla, Antariksa menaikkan sebelah alisnya seraya terkekeh pelan. "Santai, gue cuman nemenin."

"Beneran, deh. Nggak usah ditemenin, kayaknya sepuluh menit lagi ojek pesenan gue sampe," ujar Syakilla bersi keras tidak ingin ditemani.

"Lo takut sama gue?" tanya Antariksa.

"Eh?" Syakilla menggeleng cepat. "Enggak, lo baik banget."

"Kenapa lo gugup gitu daritadi? Santai," ujar Antariksa. Cowok itu kembali terkekeh.

Syakilla menatap ke arah lain. Menyembunyikan wajahnya yang sedang memerah menahan malu. Sebenarnya, Syakilla masih teringat kejadian di UKS saat Antariksa membantunya. Hingga ia malu bertemu cowok itu sekarang.

"Luka lo gimana, mendingan?" Tanya Antariksa memecah kehingan.

"Luka gue tipis, kok. Paling nanti malem udah kering," sahut Syakilla. Masih belum menoleh.

"Atas nama Marco, gue minta maaf, ya?"

Syakilla menoleh, gadis itu mengernyit. "Kok lo tiba-tiba minta maaf?"

"Gimana pun juga, insiden yang terjadi sama lo ini gara-gara fansnya Marco," ujar Antariksa. "Sebagai sahabat dia dari kecil, gue minta maaf atas nama Marco."

"Bukan salah lo, An. Bukan salah Marco juga, eh salah sih ngapain dia mesti punya Fans segala? Artis juga bukan." Dengus Syakilla.

Antariksa menarik senyumnya. "Marco itu baik kok, cuman sedikit angkuh aja."

"Sedikit? Nggak kebayang gimana kalau banyak." ucap Syakilla dalam hatinya.

Gadis itu hanya tersenyum maklum. "Iya, sedikit."

"Lo tahu? Lo mirip sama mantannya Marco." Ucapan Antariksa berhasil membuat dahi Syakilla mengkerut.

"Mirip apanya?"

"Sifat, ada beberapa hal lain juga."

"Gara-gara gue mirip sama mantannya, makanya dia selama ini benci sama gue, gitu?" tanya Syakilla.

Antariksa menghendikkan bahu. "Kalau masalah itu, gue nggak tahu. Nggak ada yang tahu kenapa dia nggak suka sama lo."

"Terus, kenapa lo bisa bilang gue mirip sama mantannya Marco?"

"Gue kenal baik sama mantannya Marco." Antariksa menoleh seraya menatap wajah Syakilla, "ngelihat lo, gue ngerasa ngelihat dia."

Syakilla menggelengkan kepalanya. "Terus, cewek itu di mana?"

Mata Antariksa beralih menatap langit biru yang menaungi mereka. "Udah pergi, jauh."

"Luar negeri, ya?" ujar Syakilla.

Antariksa kembali menoleh seraya tersenyum. Gadis ini, ternyata polos sekali.

"Luar alam, Syakilla."

"Hah?" Syakilla terkejut, gadis itu menutup mulutnya. "Sorry-sorry, gue nggak konek tadi."

"Santai."

Syakilla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Gadis itu kemudian membuka ponselnya, untuk memeriksa mengapa sampai sekarang ojeknya belum jua sampai.

"Lah?" Mata Syakilla melotot, "kok di-cancle, sih?"

"Di-cancle?" tanya Antariksa.

"Iya. Kenapa nggak daritadi aja cancle-nya? Kan gue bisa cari driver lain," dengus Syakilla.

"Yaudah." Antariksa bangkit dari posisinya, "ayo, gue jadi driver lo."

"Hah?" Syakilla mendongak, "nggak, nggak usah. Gue cari driver lain aja."

"Nggak gratis, kok. Lo bayar aja gue, jadi kayak naik ojek beneran, kan?"

"Iya, sih. Tapi ...,"

"Nggak usah banyak mikir, ayo." Antariksa menarik tangan Syakilla menuju motornya.

***

President (5)

Awan Biru : BreeEaAkingGg NeWsss BreeEaAkingGg NeWsss

Venus Alexander : aaAahh PutrAa BelalanG kawiNn Jat0ooHhhh

Bima Yudhistira : aaHhh Ge33mo0iii

Jericho Antariksa : ?

Awan Biru : Nah, muncul nih orangnya

Awan Biru : Aan zheyenk dari mana

Venus Alexander  : dari matamu, matamu ku mulai

Bima Yudhistira : Jatuh cinta, berjuta rasanya

Venus Alexander : salah server bego, Bim

Awan Biru : bacot lo berdua, ah. Gue nanyain Aan. @Jericho Antariksa lo darimana?

Jericho Antariksa : gw drtd drmh, knp?

Awan Biru : kata adek gw si Hujan, dia liat lo bonceng cewek, An. Potek hati Hujan

Venus Alexander : wah, parah. Hati Hujan potek, sebentar lagi Bumi kita akan turun linangan air mata!

Bima Yudhistira : sedia kapal sebelum hujan, woi!!!

Venus Alexander : ngaco lo! Di mana-mana tuh sedia payung, bukan kapal!

Bima Yudhistira : kita tinggal di Jakarta, yang mana kita lebih butuh kapal daripada payung pas hujan!

Awan Biru : sekali lagi lo bedua ngebacot, gue kick dari grup!

Venus Alexander : lo kick gue, ntar gue bikin grup yang nggak ada lo-nya! ?

Awan Biru : -_-

Awan Biru : @Jericho Antariksa woi An, jawab napa. Lo sama siapa tadi?

Jericho Antariksa : ngntr Syakilla

Antariksa baru saja ingin meletakan ponselnya, setelah membalas pertanyaan Awan di grup. Lihat saja, sebentar lagi grup mereka akan ramai karena Venus dan Bima. 

Kegiatan Antariksa berhenti, ketika ponselnya berdering. Cowok itu kembali menatap layar ponselnya, ketika mendapati nama tak asing di layar.

Seperti biasa, Syakilla sedang menunggu gojek untuk mengantarkannya pulang. Hari ini, mereka pulang cepat karena guru mengadakan rapat. Sebenarnya tadi Febi menawari Syakilla tumpangan, melihat kondisi gadis itu sedang tidak baik. Namun, Syakilla menolaknya.

Seharian ini, ia juga tidak bertemu dengan Marco setelah kejadian kemarin. Ia hanya bertemu dengan Barbie dan Antariksa. Cowok itu, kemana, ya?

Suara klakson kendaraan membuat Syakilla menoleh, gadis itu mengernyit. "Siapa?"

Cowok itu melepaskan helm full face-nya. "Nunggu siapa?"

"Eh, Antariksa!" ujar Syakilla, "nunggu ojek online, nih."

"Bareng gue aja, ayo." Ajak Antariksa.

Syakilla menggeleng. "Nggak usah. Gue udah pesen ojeknya, kok."

Antariksa menurunkan standar motornya. Meletakkan helm di atas tangki, kemudian berjalan menghampiri Syakilla.

"Gue temenin nunggu gojek, deh."

Mata Syakilla membulat. "Jangan, An! Lo pulang aja, gue sendirian udah biasa kok."

Melihat ekspresi Syakilla, Antariksa menaikkan sebelah alisnya seraya terkekeh pelan. "Santai, gue cuman nemenin."

"Beneran, deh. Nggak usah ditemenin, kayaknya sepuluh menit lagi ojek pesenan gue sampe," ujar Syakilla bersi keras tidak ingin ditemani.

"Lo takut sama gue?" tanya Antariksa.

"Eh?" Syakilla menggeleng cepat. "Enggak, lo baik banget."

"Kenapa lo gugup gitu daritadi? Santai," ujar Antariksa. Cowok itu kembali terkekeh.

Syakilla menatap ke arah lain. Menyembunyikan wajahnya yang sedang memerah menahan malu. Sebenarnya, Syakilla masih teringat kejadian di UKS saat Antariksa membantunya. Hingga ia malu bertemu cowok itu sekarang.

"Luka lo gimana, mendingan?" Tanya Antariksa memecah kehingan.

"Luka gue tipis, kok. Paling nanti malem udah kering," sahut Syakilla. Masih belum menoleh.

"Atas nama Marco, gue minta maaf, ya?"

Syakilla menoleh, gadis itu mengernyit. "Kok lo tiba-tiba minta maaf?"

"Gimana pun juga, insiden yang terjadi sama lo ini gara-gara fansnya Marco," ujar Antariksa. "Sebagai sahabat dia dari kecil, gue minta maaf atas nama Marco."

"Bukan salah lo, An. Bukan salah Marco juga, eh salah sih ngapain dia mesti punya Fans segala? Artis juga bukan." Dengus Syakilla.

Antariksa menarik senyumnya. "Marco itu baik kok, cuman sedikit angkuh aja."

"Sedikit? Nggak kebayang gimana kalau banyak." ucap Syakilla dalam hatinya.

Gadis itu hanya tersenyum maklum. "Iya, sedikit."

"Lo tahu? Lo mirip sama mantannya Marco." Ucapan Antariksa berhasil membuat dahi Syakilla mengkerut.

"Mirip apanya?"

"Sifat, ada beberapa hal lain juga."

"Gara-gara gue mirip sama mantannya, makanya dia selama ini benci sama gue, gitu?" tanya Syakilla.

Antariksa menghendikkan bahu. "Kalau masalah itu, gue nggak tahu. Nggak ada yang tahu kenapa dia nggak suka sama lo."

"Terus, kenapa lo bisa bilang gue mirip sama mantannya Marco?"

"Gue kenal baik sama mantannya Marco." Antariksa menoleh seraya menatap wajah Syakilla, "ngelihat lo, gue ngerasa ngelihat dia."

Syakilla menggelengkan kepalanya. "Terus, cewek itu di mana?"

Mata Antariksa beralih menatap langit biru yang menaungi mereka. "Udah pergi, jauh."

"Luar negeri, ya?" ujar Syakilla.

Antariksa kembali menoleh seraya tersenyum. Gadis ini, ternyata polos sekali.

"Luar alam, Syakilla."

"Hah?" Syakilla terkejut, gadis itu menutup mulutnya. "Sorry-sorry, gue nggak konek tadi."

"Santai."

Syakilla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Gadis itu kemudian membuka ponselnya, untuk memeriksa mengapa sampai sekarang ojeknya belum jua sampai.

"Lah?" Mata Syakilla melotot, "kok di-cancle, sih?"

"Di-cancle?" tanya Antariksa.

"Iya. Kenapa nggak daritadi aja cancle-nya? Kan gue bisa cari driver lain," dengus Syakilla.

"Yaudah." Antariksa bangkit dari posisinya, "ayo, gue jadi driver lo."

"Hah?" Syakilla mendongak, "nggak, nggak usah. Gue cari driver lain aja."

"Nggak gratis, kok. Lo bayar aja gue, jadi kayak naik ojek beneran, kan?"

"Iya, sih. Tapi ...,"

"Nggak usah banyak mikir, ayo." Antariksa menarik tangan Syakilla menuju motornya.

***

President (5)

Awan Biru : BreeEaAkingGg NeWsss BreeEaAkingGg NeWsss

Venus Alexander : aaAahh PutrAa BelalanG kawiNn Jat0ooHhhh

Bima Yudhistira : aaHhh Ge33mo0iii

Jericho Antariksa : ?

Awan Biru : Nah, muncul nih orangnya

Awan Biru : Aan zheyenk dari mana

Venus Alexander  : dari matamu, matamu ku mulai

Bima Yudhistira : Jatuh cinta, berjuta rasanya

Venus Alexander : salah server bego, Bim

Awan Biru : bacot lo berdua, ah. Gue nanyain Aan. @Jericho Antariksa lo darimana?

Jericho Antariksa : gw drtd drmh, knp?

Awan Biru : kata adek gw si Hujan, dia liat lo bonceng cewek, An. Potek hati Hujan

Venus Alexander : wah, parah. Hati Hujan potek, sebentar lagi Bumi kita akan turun linangan air mata!

Bima Yudhistira : sedia kapal sebelum hujan, woi!!!

Venus Alexander : ngaco lo! Di mana-mana tuh sedia payung, bukan kapal!

Bima Yudhistira : kita tinggal di Jakarta, yang mana kita lebih butuh kapal daripada payung pas hujan!

Awan Biru : sekali lagi lo bedua ngebacot, gue kick dari grup!

Venus Alexander : lo kick gue, ntar gue bikin grup yang nggak ada lo-nya! ?

Awan Biru : -_-

Awan Biru : @Jericho Antariksa woi An, jawab napa. Lo sama siapa tadi?

Jericho Antariksa : ngntr Syakilla

Antariksa baru saja ingin meletakan ponselnya, setelah membalas pertanyaan Awan di grup. Lihat saja, sebentar lagi grup mereka akan ramai karena Venus dan Bima. 

Kegiatan Antariksa berhenti, ketika ponselnya berdering. Cowok itu kembali menatap layar ponselnya, ketika mendapati nama tak asing di layar.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel