Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Keinginan Seorang Istri

Tak jauh dari tempat Anissa dan Seto melampiaskan nafsu birahi mereka, terdapat pula sepasang suami istri yang sepertinya tak mau kalah.

"Memek kamu legit banget Dek..." Ujar Marwan Sudiro (32) merem melek, "Bikin aku cepet keluar..."

"Tahan maaasss.... Adek masih pengen disodok lebih lama lagi..." Jawab Citra Agustina (26) sambil terus menjilati puting payudaranya.

"Aku udah ga kuat lagi Dek... Mas mau keluar..."

"Tahan Mmasss... Sodok memek Adek Mas... Teruusss..." Rintih Citra, "Kamu harus bisa mengalahkan kehebatan Seto..."

"Husshh..." Sewot Marwan

"Hihihi... Maap..." Balas Citra sambil menutup mulutnya, seolah itu adalah sebuah keceplosan biasa.

"Kalo bahas-bahas dia, Aku nggak mau nerusin ah...." Ucap Marwan sambil mencabut penisnya dari vagina Citra..

"Iya... Iya... Maa'aaafff... Yuk terusin Mas..."

Memang, sejak kepindahan Anissa dan Seto beberapa tahun lalu, membuat kehidupan seksual sepasang suami istri ini berubah drastis. Citra dan Marwan menjadi sangat menyukai seks. Entah karena mereka terangsang karena teriakan-teriakan Anissa dan Seto yang selalu terdengar jelas setiap kali mereka bersetubuh, atau memang karena nafsu mereka yang sangat besar. Namun, satu hal yang tak disukai Marwan kepada Istrinya adalah ketika ia membanding-bandingkan dirinya dengan suami Anissa.

"Aku nungging ya Mas..." Ujar Citra sambil merubah posisinya, "Kamu sodok memek aku dari belakang..."

"Janji yaa nggak bahas dia lagi ketika kita beginian..."

"Hhihihi... Iya masku sayaaaang... Ayo ah... Buruan.... Sodok memek Adek lagi Mas..." ucap Citra sambil mulai meliuk-liukan pinggulnya, mencoba menarik perhatian suaminya. "Ayo Mas.. Tancepin..." Katanya lagi sembari menjilati puting payudaranya yang menggantung indah.

Melihat godaan istrinya, Marwan pun luluh. Terlebih melihat pantat putih dan payudara super besar istrinya yang bergelantungan. Buru-buru ia segera memposisikan penisnya di mulut liang senggama istrinya

BLESSSS...

Penis kecil Marwan masuk dengan mudah.

"OOhhhhh... Massss... Iya begitu.... Sodok terus Masss.."

Namun karena di sesi sebelumnya Marwan sudah akan orgasme, tetap saja, kali ini pun sepertinya Marwan tak sanggup lagi menahan orgasmenya lebih lama. Karena tak beberapa lama kemudian, tubuhnya mulai bergetar dan meremas pantat Citra kuat-kuat.

"Aku nggak kuat lagi dek..." Bisiknya pelan " Aku mau keluar... " Ucap Marwan

"Looh Mmasss.. Jangan dulu... Adek belum ngerasain enaknyaaa..."

"Suudaaah Deeek... Aku udah nggak kuat... AKU KELUUAAARRR...." Teriak Marwan sambil ambruk kedepan menimpa tubuh Citra.

CROOT...CROOT...CROOT...

Enam semburan sperma hangat langsung menerobos liang vagina Citra. "Yaaahhh... Masss... Kok keluar duluuaaannn..." Ucap Citra kecewa, "Belum juga berasa Mas....Aku khan juga pengen ngerasain enak..."

Tak beberapa lama penis Marwan pun mengecil dan terlepas dari vagina Anissa.

PLOP

Bersamaan itu pula, Marwan langsung menjatuhkan diri diri disamping tubuh istrinya, mencoba mengatur nafas sambil tidur terlentang. Dan seperti biasa, entah kenapa setiap selesai melakukan persetubuhan, Marwan selalu merasa sangat mengantuk. Perlahan, kelopak matanya mulai berat.

Dilihatnya jam dinding masih menunjukkan pukul 5 pagi. "Capek sekali ya Dek... Sepertinya waktu masih cukup untuk istrirahat... Mas tidur sebentar ya Dek..." Bisik Marwan sambil mengecup pipi Anissa. "Ntar sebelum kamu berangkat kerja, bangunin Mas ya..."

"Yaaah... Mas... Kok malah tidur sih? Ayo lagi Mas..." pinta Citra "Aku khan masih belum dapet enak..."

"Istriku sayaaaang.... Mas udah capek.... Ntar sore aja lagi ya disambung lagi..."

"Tapi adek masih pengen Mas...."

DUK DUK DUK

Tiba-tiba, terdengar suara dari sebelah rumah.

"Mas Seto sudah mulai lagi tuh..." Bisik citra "Yuk Mas... sodok memek adek lagi..."

"Bener deeeekk..... Aku sudah nggak kuat lagi..."

"Ah Mas ahh... Baru begitu aja udah lemes..." rengek Citra "Denger tuh... Tetangga sebelah saja sudah mulai lagi... "

DUK DUK DUK

"Paaahhh... Ooooohhh...." Desahan suara Anissa kembali terdengar sampai balik tembok tetangga. "Ngenttttooooott kamu Pah... Ngeeentooottt... Enak bener sayang.... Sodok tempikku Paaahhh... Sodok tempikku dengan kontol kerasmu...'

"Mas Marwaaaann... Ayo mas..." Merasa tak ada respon, Citra segera menjamah batang kejantanan suaminya. Perlahan, jemari lentiknya mulai mengocok penis suaminya yang sudah telah tergolek lunak supaya dapat bangun kembali.

"Aku kocokin ya mas... Adek masih pengen ditusuk ama titit mas yang perkasa ini..." Puji Citra sembari berharap penis suaminya segera bangun dan berdiri keras.

Namun apa daya, sudah hampir 5 menit Citra mengocok penis suaminya, tetap saja penis itu tak juga bereaksi.

"Ayo Mas... Ayo bangunin tititnya... Sodok memek Adek lagi yaaa..." pinta Citra melas, sembari terus mengocok-kocok batang penis suaminya. "Nih Masss.... Biar tititmu cepet berdiri lagi... Isep tetek Adek mas..." Tambah Citra sambil menyodorkan payudaranya yang ekstra besar, berharap supaya suaminya dapat kembali ereksi.

Walau Citra sudah berusaha semaksimal mungkin, tetap saja penis Marwan ogah-ogahan.

"Udah ya dek.. Aku capek... Aku mau tidur dulu..."

"Aaah... Kamu selalu begitu Mas... Selalu aja menolak kalo Adek pengen lagi... Mas nggak pernah mikirin aku..." Gerutu wanita cantik itu, lalu ia berjalan kearah tepi tempat tidur " Selalu bikin Adek tanggung..."

DUK... DUK... DUK... DUK... DUK... DUK...

Suara tembok sebelah, yang seolah menertawakan persetubuhan Citra dan Marwan.

Sepertinya, pagi ini Citra harus melakukan kebiasaannya setiap kali ditinggal tidur Marwan. Masturbasi.

Buru-buru ia beranjak dari samping Marwan dan duduk di kursi rias yang ada di dekat tembok pemisah kamar rumahnya dan rumah Anissa. Tangan kirinya menjilat dan memilin putting payudara, dan tangan kanannya mulai menggelitik klitorisnya.

DUK DUK DUK

"Teruuss Paaah... Teruuss... Lebih cepet lagi nyodoknya sayang... Lebih cepet lagi..." Pinta Anissa.

"Tempik istriku memang JUARAAA..." Teriak Seto kesetanan.

"OOhhh... Pah... Enaknya sodokanmu terasa sampai rahimku sayaaang..."

DUK... DUK... DUK... DUK... PLEK... PLEK... PLEK... PLEK... PLEK...

Semakin kencang suara hantaman sandaran tempat tidur ditambah suara tumbukan kelamin mereka semakin keras membahana, semakin membuat Citra iri.

"Nikmat banget maaahh... tempikmu hangat sekali... " Teriak Anissa

"Ohhh terus sayang...Aku mau keluar lagi..." Jawab Seto

"Kita keluar bareng lagi ya maaaahhh....

"PppPPaaahhhhh... Aku keluar lagggiiiii...."

"Enak banget ya mas jadi Anissa.... Punya Seto " ucap Citra lirih sambil terus menjilati dan memilin puting payudaranya, "Pasti memeknya selalu terpuaskan... Pasti ia bisa orgasme berulang kali..."

"Yaaahh...Mulai deh...." Sewot Marwan ketika Citra mulai kembali membanding-bandingkan dirinya dengan suami Anissa.

"Biarin... Kalo kamu ogah-ogahan kaya gini terus, bisa-bisa aku minta disodok titit besar Seto yang perkasa..."

"CITRA AGUSTINA...!"

"Kenapa mas...? Harusnya kamu sadar mas... Harusnya kamu malu.... Aku ga minta macem-macem kok Mas... Aku cuman pengen dimanjakan mas... Aku cuman pengen dipuaskan..." Kata Citra emosi,"Aku capek kalo kamu seperti itu terus Mas... Bentar-bentar keluar... Dikit-dikit muncrat..."

"........" Marwan hanya diam, tak sanggup berkata apa-apa. Citra memang tak salah, dirinyalah yang seharusnya disalahkan. Memang sudah cukup lama Marwan menderita ejakulasi dini, namun ia tak pernah mengakuinya.

"Aku iri mas ama Anissa dan Seto, setiap pagi mereka bisa bersenang-senang. Mesra. Ngentot sana ngentot sini... Aku iri sama kehebatan kontol Seto"

"DEK... " bentak Marwan.

"Kenapa mas? Kamu nggak suka kalo aku berkata seperti ini? NGENTOT...KONTOL..."

"CUKUP DEK... CUKUP... "

PLAK...

Tiba-tiba Marwan bangkit dari tempat tidurnya dan menampar Pipi Mulus Citra.

"KALO KAMU MEMANG MAUNYA SEPERTI ITU... SILAKAN... LAKUIN AJA YANG KAMU INGINKAN... SILAKAN SAJA KAMU CARI KONTOL-KONTOL YANG JAUH LEBIH BESAR... SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENTOT AMA KONTOL-KONTOL PRIA LAIN YANG LEBIH KUAT.. DASAR PELACUR TAK TAHU DIUNTUNG.." Raung Marwan Murka.

"Oke Mas... OKE... AKU BAKAL LAKUIN SEMUA ITU..." Jawab Citra dengan nada terisak sambil berjalan keluar dan membanting pintu kamar mandi

BRAK...

"Semua pasti akan baik-baik saja..." Ucap Marwan dalam hati, "Pasti dia akan baik-baik saja"

Sambil menghela nafas panjang, Marwan duduk termenung di tepi tempat tidur. Mencoba mengingat apa yang barus saja ia ucapkan kepada istri tercintanya.

" SILAKAN SAJA KAMU CARI KONTOL-KONTOL YANG JAUH LEBIH BESAR... SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENTOT AMA KONTOL-KONTOL PRIA LAIN YANG LEBIH KUAT..."

Seketika, rasa sesal muncul dihati. Konflik batin tiba-tiba muncul di hati Marwan.

"Bagaimana seandainya jika istrinya akan melakukan semua itu? Bagaimana jika seandainya ia benar-benar mencari lelaki lain? Bagaimana jika seandainya ia minta ditidurin pria lain?"

"Ahhh.... Dia nggak bakalan berani......"

"Tapi... Kalo misalnya...."

"Ah... Nggak mungkin..."

Memang, bagi orang plin-plan seperti Marwan, membayangkan semua pemikiran itu, membuat dirinya bingung. Namun satu hal yang membuatnya tambah bingung adalah ketika melihat organ kelelakian yang tumbuh diantara selangkangannya.

Seiring pemikiran tentang kemungkinan Citra yang akan mencari lelaki lain untuk ia ajak menikmati keindahan tubuhnya, penis kecilnya mendadak bangun dan berdiri keras.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel