Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kuy

Setelah 15 menit perjalanan, ternyata hujan deras pun mengguyur seluruh kota, AC didalam mobil pun terasa panas ditambah lagi macetnya sore itu membuat Nadin gerah dan tak nyaman.

"Din, kamu gapapa? "tanya Romi.

"Eh ngga, ngga papa om, cuma gerah doang, boleh dibuka nggak om kacanya? " tanya Nadin.

"Eh jangan, nanti air hujannya masuk, bentar deh pake tisu aja nih," ujar Romi.

Romi mengambil tisu dan mengelap kening Nadin dengan perlahan, diusapnya seluruh peluh dan turun melewati lehernya yang terlihat jenjang dan sexy karena keringatnya. Perlahan Romi mengusap bagian tengkuk dan seluruh leher Nadin, tampak Nadin tak keberatan dengan perlakuan Romi, karena ia sibuk mengipasi dirinya dengan kertas yang ia temukan di dashboard mobil Romi.

Romi pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dilanjutkannya mengusap leher Nadin ke bagian depan, dengan lembut dan perlahan menuju ke bawah dan hampir sampai ke dada Nadin yang besar itu, Romi semakin tak karuan saat itu, namun ia sangat penasaran dengan benda besar yang selalu jadi incaran para mata lelaki saat memotretnya.

Romi memberanikan diri mengusap lebih dalam ke bawah menuju belahan dada itu, dan telunjuknya kini menyentuh payudara kanan milik Nadin, namun Nadin tak bergeming atau menolak perlakuan Romi.

Perlahan Romi memberanikan diri memasukkan jari-jari tangannya yang kekar kedalam belahan dada besar itu, namun tiba-tiba...

*tttiiinnnnnn..... tiiiinnnnn... Tiiinnnn...

"Woy maju woy,macet nih," teriak orang-orang di belakang mobil Romi di iringi suara klakson motor yang berisik membuat Romi membatalkan aksinya itu.

"Kampret ah, ganggu aja," gerutu Romi.

"Ganggu siapa om?" Tanya Nadin.

"Engga, itu loh yang bikin macet di depan ganggu aja," elak Romi.

Setelah melewati jalanan kota yang macet hampir satu jam, akhirnya Nadin dan Romi tiba di sebuah studio foto yang tempatnya agak jauh dari kota.

Pemandangan yang indah dengan hamparan kebun dan pohon-pohon terbentang luas di samping studio itu.

"Sampai, kuy Din kita masuk," Ajak Romi.

"Wah keren om tempatnya," Ucap Nadin.

"Oh iya Nad, inget ya ini kesempatan besar kamu buat jadi model yang lebih terkenal lagi dan job kamu bakalan lebih banyak setelah ini," ujar Romi.

"Nadin akan kasih yang terbaik om," ucap Nadin.

Setibanya di sebuah ruangan foto, Romi pun mengumpulkan tim fotografernya dan memberikan arahan sebelum memulai sesi pemotretan.

"Oke, hari ini tema kita adalah sporty ya, jadi tolong harus totalitas ya hari ini, karena tadi kejebak macet dan hujan sepertinya kita akan lembur sampai malam, tolong dipersiapkan ya segala sesuatu nya,” Ujar Romi.

"Siap bos," Serentak tim fotografer pun bersorak.

Sore itu semua perlengkapan pemotretan telah terpasang rapi dan Nadin mulai di make up dan berganti baju. Nadin kagum karena studio kali ini sangat besar dan megah baginya. Namun Nadin heran karena banyak sekali perempuan yang berlalu lalang mengenakan baju-baju yang terlampau seksi hampir bisa dibilang memakai bikini. Salah satu asisten yang mengurusi Nadin pun memberikannya satu set baju yang harus ia kenakan saat itu.

"Cusss ganti baju dulu beb," ucap asisten tersebut.

Setelah beberapa menit di dalam ruang ganti, Nadin keluar dengan malu dan bingung.

"Ini beneran aku pake baju ini? nggak ketuker sama yang lain kan?" ucap Nadin.

"Ulala cucok banget kan, enggak lah nggak ketuker, ini emang kostum kamu beb, udah cepetan keluar," ujar asisten tersebut yang langsung memberikan Nadin kimono agar ia tak kedinginan karena AC ruangan.

Setelah selesai, Nadin menghampiri Romi yang sedang duduk di sofa ruangan itu untuk mengarahkan tim nya. Mengenakan handuk kimono Nadin pun berkata pada Romi.

"Duh om, aku malu nih pake baju ini," Ujar Nadin tak nyaman.

"Loh kenapa? Kok malu? Kamu tu perfect Din, kenapa malu? Kalo kamu gak punya gigi baru malu" Timpal Romi.

"Tapi om.. "

"Ah sudah lah cepat sana itu yang lain udah nungguin loh," Sela Romi.

Dengan pasrah Nadin pun berjalan ke area foto itu. Nadin perlahan membuka kimono nya dan terlihat sekali kalau Nadin begitu tegang akan sesi ini.

Saat Nadin membuka kimono nya hingga terlepas dari tubuhnya, terlihat Nadin mengenakan bra sport berwarna hitam yang sangat ketat hingga memperlihatkan belahan dadanya yang tak muat menampung payudaranya. Hotpant berwarna putih yang sangat minim hingga hampir terlihat celana dalam yang di kenakan nya.

Nadin terlihat begitu tegang, dan bahkan tak bisa duduk dengan nyaman hingga tangannya berulang kali menutupi dada besarnya.

"Nad, tolong rilex aja santai jangan tegang, nanti kita susah ambil gambar nya," ujar salah satu tim yang akan memotret.

Salah satu tim yang bertugas mengarahkan posenya pun telah memberikan arahan pada Nadin. Pose demi pose pun telah dilakukan, dan Romi menginstruksikan untuk break.

"Oke kayaknya itu kurang natural deh, tolong lebih natural biar kelihatan sporty, pake air deh biar keliatan berkeringat gitu," Instruksi Romi kepada salah satu timnya.

"Ashiyappp," Jawab mince asisten nya.

Saat pemotretan berlanjut Romi pun tak bisa menahan rasa gejolak di dadanya. Ia melihat hasil foto di depan laptop nya dengan sesekali menahan nafsu yang memburu.

Terlihat Nadin sudah tak tegang lagi dan bisa menikmati suasana foto tersebut. Semua posenya hampir menggoda mata lelaki hanya lewat foto saja. Keringat buatan yang di cipratan ke tubuhnya membuatnya semakin bergairah.

Akhirnya jam menunjukkan pukul 22.00,pemotretan pun selesai. Namun Romi tampaknya lebih gelisah dibandingkan Nadin saat pertama tadi. Nafsunya yang tak tertahan membuat Romi pusing tak karuan.

"Oke gais, untuk hari ini selesai sampai sini dulu ya, next week kita lanjut lagi dengan tema berbeda. Setelah ini silahkan beristirahat dan pulang, thanks guys," Romi pun meninggalkan studio nya dan menghampiri Nadin yang sedang membersihkan make up nya di ruangannya.

"Hai beibeh, kamu keren banget loh hari ini good job honey," Puji Romi.

"Ah makasih om, ini semuanya kan berkat arahan dari om," Jawab Nadin.

Sambil membersihkan make up nya, Romi melihat buah dada Nadin dari tempatnya berdiri, dan Nadin belum mengganti baju nya tadi. Nafsu Romi makin diujung tanduk, ia pun mengusap pundak Nadin perlahan hingga Nadin merasakan geli.

"Achh, om geli," Desah Nadin.

"Ini loh kamu keringetan beneran bekas tadi foto ya,” Alasan Romi.

"Iya om emang cape juga ya foto-foto gitu," ujar Nadin.

"Yaudah sini om pijitin yak," Modus Romi.

Romi mulai memijit tengkuk Nadin perlahan hingga tak terasa pijitan berubah menjadi usapan. Entah semakin berani atau karna Romi tak bisa menahan rasa sange yang sudah di ubun-ubun, di usapkannya tangannya itu ke lengan tangan Nadin hingga menyentuh bagian dada nya dari samping. Karena Nadin sedang sibuk mencopot bulu mata palsunya, telapak tangan Romi pun sudah di depan dada Nadin yang kini bisa langsung ia remas, namun tiba-tiba....

"Permisi pak, mau nganter minuman buat mba Nadin," Seorang OB masuk dan mengantar minuman kepada Nadin.

"Oh iya makasih ya,” Jawab Nadin.

"Sialan gagal lagi," umpat Romi dalam hati.

Malam itu hasrat Romi kembali tertunda karena Nadin meminta langsung pulang karena larut malam dan ibunya telah menelpon nya berulang kali.

Di dalam mobil Romi dan Nadin tak saling berbicara. Nadin yang sedang sibuk dengan ponselnya membuat Romi makin penasaran dengan semua tentang gadis ini. Hingga Romi memulai percakapan yang sedikit menjurus.

"Oh iya Nad, kamu udah punya pacar belum?" tanya Romi membuat Nadin seketika mengalihkan perhatiannya dari ponselnya.

"Mm, kenapa emangnya om?" Nadin bertanya balik kepada Romi.

"Soalnya kamu kemana-mana cuman sama Stela terus gak pernah diantar jemput sama cowok juga kan?" tanya Romi.

"Enggak sih aku belum pengen pacaran juga," ujar Nadin.

"Tapi kamu sama Stela nggak .... " tanya Romi terputus.

"Ahahaha lessbi maksud om? ahahaha ya enggak lah om, kalau pun aku lessbi pilih-pilih kali om nggak Stela juga," ujar Nadin.

"Hahaha iya juga sih, tapi yang naksir banyak kan?" tanya Romi menggoda.

"Ada sih, cuman ya gitu lah cinta monyet aja hihi," jawab Nadin.

"Emang tipe kamu yang kaya gimana," tanya Romi penasaran.

"Yahhh gak muluk-muluk sih, yang penting setia gak macem-macem ya sadar lah gitu aja, dan yang terpenting bukan pacar atau suami orang aja sih om," ucap Nadin.

"Oooh gitu ya," Romi mengakhiri percakapan itu dengan merasa kecewa.

Pasalnya ia yang sudah memiliki keluarga tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk mendekati gadis sexy ini. Tapi apa yang tak bisa dilakukan oleh seorang Romi, ia bisa membuat banyak wanita bertekuk lutut padanya hanya dengan sejumlah uang nya, namun sepertinya tidak bagi Nadin karena terlihat sekali Nadin tak melirik sedikit pun kepada Romi di saat Romi memberikan kode-kode keras untuk bisa "bermain-main” dengan Nadin.

Tak lama kemudian akhirnya mobil pun berhenti di ujung jalan rumah Nadin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel