Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 Relakah

"Liat tuh lagi jaman banget temen makan temen, gila munafik banget ya, ga punya hati temen gitu,"

"Husss itu orangnya dateng,"

Suara berbisik-bisik sepanjang penjuru kelas terdengar di mana-mana. Pagi itu suasana sangat berbeda karena hampir semua orang berbisik-bisik dengan tatapan sinis kepada Nadin. Setibanya di kelas Nadin pun langsung bertanya pada Icut yang kala itu sedang sibuk dengan ponselnya.

"Cut ada apa sih orang-orang pada aneh pagi ini," tanya Nadin heran.

"Ooh, itu mereka ngomongin kamu," jawab Icut dengan polos.

"Ngomongin apa cut?" tanya Nadin bingung.

"Kamu nikung temen sendiri dengan jalan sama gilang,” jawab Icut.

"Hah? Siapa cut?” tanya Nadin kaget.

Icut tiba-tiba langsung pergi ke arah bangku nya dan tidak menjawab pertanyaan Nadin lagi.

Kelas saat itu sangat menegangkan hingga Nadin tak bisa berkonsentrasi dan terus memikirkan perkataan Icut saat itu. Gilang yang duduk di sebelah Nadin pun heran dengan sikap semua orang pagi itu, namun Nadin memilih bungkam tak berbicara sedikit pun padanya.

"Kamu gak kenapa-kenapa kan?” tanya Gilang.

"Lo gak ngerasa apa, semua orang ngomongin gue, ya kali gue gak kenapa-kenapa. Gue bingung ada yang salah dari gue tapi apa coba hmm" ucap Nadin.

"Apa karna gue deket sama lu?" Tanya Gilang.

"Gila kepedean banget sih lu, emang lu siapa?" Ucap Nadin.

"Kalo gue bukan siapa-siapa, gak mungkin di paksa cipokan pas lagi ujan deres dong ya hihi,” ujar Gilang menggoda Nadin.

"Lupain lupain gue lagi kesambet penunggu gunung di sana aja kemaren," ujar Nadin mencoba menyembunyikan rasa malunya.

Saat itu seharian Nadin mencoba mencari Stela namun tak menemukan keberadaannya. Hingga tiba waktu pulang dan Nadin dikejutkan oleh suara teriakan yang tak asing olehnya.

"Nadiiiiiinnnnnn," teriak Stela.

"Stel, lu kemana aja gue cariin seharian ga ada, ikut gue sekarang" tarik Nadin dan membawa Stela ke gang samping sekolah.

"Sekarang lu jelasin ke gue kenapa semua orang hari ini ngomongin gue nikung temen sendiri?" Hardik Nadin.

"Lu ngomong apaan sih Nad, lu lagi PMS ta?" Jawab Stela.

"Entah apa yang buat lu merasa gue tikung tapi jujur gue ga suka cara lu kek gini, karena selama ini gue ga merasa ngerebut apapun dari lu,” bentak Nadin.

"Ayok jawablah jangan cuma lu ngomongin gue dibelakang aja, napa depan gue lu ciut gini hah?" Nadin dengan nada sedikit emosi.

"Asuuuu, lu mau tau yang gue rasain hah? Selama ini gue ngalah ama lu Nad, dari dulu semua cowok yang gue suka gue ikhlasin suka sama lu, sampai pada akhirnya gue bener-bener suka sama Gilang, dan gue cerita sama lu, sampe dia kemarin ngajak lu jalan pun gue ngalah Nad, semua yang gue iklasin ternyata ga sebanding, gue dah coba buat gabisa kecewa sama lu, tapi sampe kemaren lu jalan dan sampe lu cipokan sama Gilang itu gue gabisa terima asu, kalo lu suka dari awal bilang jangan munafik sok sok an lu gak suka tapi lu embat juga dan satu lagi gue gak pernah sedikit pun ngomongin lu ke siapapun bahkan setelah lu bikin gue sakit pun gue gapernah ngomongin lu apalagi nyebarin gosip lu nikung,” jawab Stela sembari berlalu pergi.

Seketika mendengar semua perkataan Stela Nadin pun terdiam dan sesegera mungkin mencari keberadaan Gilang.

Seluruh penjuru sekolah ia cari namun tak kunjung menemukan Gilang. Hingga sampai ia di parkiran motor dan menemukan motor Gilang yang masih terparkir di sana yang artinya Gilang belum pulang. Nadin pun menunggu di parkiran hingga Gilang datang. Tak berselang lama pun Gilang datang.

"Gilang gue mau ngomong ama lu," Nadin menarik tangan Gilang.

"Gue juga pengen ngomong ama lu Nad," balas Gilang.

"Jelasin ke gue kenapa lu ceritain tentang kita kemarin ke Stela, dan kenapa lu lakuin itu hah? Sebenernya mau lu apa sih?" Teriak Nadin.

"Gue ga ngerti maksud lo Nad, bahkan gue baru tau dari lo soal ini," jawab Gilang bingung.

"Lo gausah pura-pura bego deh, gue nyesel kenapa gue ga lompat aja dari motor lo kemaren, kenapa gue harus ngikutin lu kenapa gue harus baper sama lo dan kenapa gue harus suka sama lo," Nadin langsung berlari pergi meninggalkan Gilang yang masih bingung dengan semua nya.

Gilang yang terkejut dengan perkataan Nadin tak tahu harus senang atau sedih melihat Nadin yang tengah marah namun malah mengutarakan isi hatinya.

Hari-hari terasa berbeda sekali saat Stela dan Nadin benar-benar menjaga jarak setelah kejadian itu. Hingga Nadin tak tahu lagi harus memulai dari mana untuk sekedar menyapa Stela yang tak lagi bisa ia hubungi bahkan temui saat itu.

Suatu hari di sekolah Nadin menemukan sebuah pesan dari ponselnya yang ternyata...

"P

P

P

Masih ingat saya Nadin?"

Pesan itu dari nomor yang tak ia kenal dan tak lama mengirimkan sebuah gambar ke whatsapp Nadin.

*Pict

"Kalau kamu tak kembali ke saya maka saya bisa lakukan hal yang lebih dari ini. -Romi,"

Pesan itu ternyata dari Romi yang mengirimkan foto Nadin sedang berciuman dengan Gilang saat itu.

Nadin seketika marah dan tak sanggup membayangkan saat ia menuduh Stela yang melakukan ini. Nadin mencari-cari Stela dan berusaha menjelaskan semua ini adalah ulah Romi.

"Steeellllaaaaaaaaa," teriak Nadin dari ujung lapangan basket di sekolahnya.

"Woi kenapa sih lu, teriak-teriak kek tarzan," jawab Stela santai.

"Hah hah hah aduh capek," Nadin terengah-engah mengejar Stela.

"Lu harus tau ini penting banget ayok ikut kerumah gue," ajak Nadin.

Tiba di rumah Nadin

"Bangsattttt, Romi bangsat asuuuu jancokkkkk,” geram Stela setelah mengetahui cerita Nadin tentang pesan itu.

"Terus dia cuman kirim foto itu ke elu aja kan? Tapi kenapa satu sekolah tau yah?" ucap Nadin.

"Sorry Nad gue cuman cerita ke Bona hehe, eh malah si Bona cerita ke sekelas lu," jawab Stela.

"Anjir ih mana gue udah marah-marah sama Gilang aaaaa terus sekarang gue harus gimana? Gue gamau lagi kerja ama dia," kata Nadin kesal.

"Sek sek sek, aku ada ide cuk,” ucap Stela.

Stela membisiki Nadin dengan siasat yang sudah ia pikirkan.

"Wanjay mantap cuk aku setuju,” Nadin tersenyum mendengar ide Stela.

Nadin dan Stela merencanakan sesuatu untuk membalas perbuatan Romi pada Nadin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel