Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Prologue

Siang itu langit kembali memuntahkan tetesan-tetesan air di antara hangatnya udara pertengahan bulan Juni. Angin berembus kencang, menerbangkan dedaunan di antara Davin dan Shelyn yang berdiri saling bertatapan. Keduanya sama sekali tak menghiraukan sudah seberapa kuyup tubuh mereka tertimpa air hujan.

Tak ada yang bicara, hanya isak tangis Shelyn yang terdengar pilu. Sekali lagi ia menatap Davin dengan sedih, berharap pemuda itu mengubah keputusannya, tetapi ekspresi Davin yang mengeras benar-benar meruntuhkan ekspektasinya.

Pelan-pelan, pria bernama Ridwan itu bersama dua bodyguard-nya menuntun Shelyn menuju hotel, meninggalkan Davin yang masih bergeming di trotoar dan tak sedikitpun menatap ke arahnya.

Davin menarik napas panjang, lalu mengusap wajahnya yang kelihatan lelah. Kemudian, buru-buru berbalik menuju taksi yang sejak tadi setia menungguinya di sudut trotoar.

"Vin, kalo kamu pergi tinggalin aku, aku nggak mau kenal sama kamu lagi. Aku benci kamu!" teriak Shelyn dengan nada mengancam. Jantungnya serasa bertalu-talu memukul paru-parunya.

Davin mengepalkan kedua tangan. Sama sekali tak menghiraukan ucapan Shelyn.

Melihat Davin bergerak menaiki taksi, Shelyn kembali meronta dari pegangan Ridwan dan segera berlari kencang mengejar taksi tersebut.

"Davin! Jangan pergi, Vin! Jangan tinggalin aku!" Shelyn berlari sambil menangis. Namun, taksi itu terus melaju dan melaju semakin jauh meninggalkannya. Shelyn mempercepat larinya seperti orang kesetanan. Pandangannya mengabur karena dipenuhi air mata, hingga ia akhirnya terjatuh ke aspal.

Gadis itu menatap kepergian taksi yang dinaiki Davin dengan nanar. Napasnya tersengal. Tenaganya pun sudah terkuras habis sementara lututnya berdarah. Baru dirasakan tangan kirinya yang terbalut gips berdenyut sakit karena ia terlalu banyak bergerak. Dan sekarang yang bisa dilakukan gadis itu hanya menangis dan menangis.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel