Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 - Hati yang Tergerak

Hujan deras yang mengguyur ibukota TangXing baru saja berhenti. Bau tanah bercampur air hujan menguar diudara, genangan air dan bulir - bulir air hujan masih pun masih nampak. Hawa dingin pagi hari masih terasa, embun tebal pun masih menghiasi suasana sekitar. Walaupun hujan telah berhenti menyisahkan genangan air dan bulir - bulir hujan, langit ibukota TangXing masih nampak mendung. Meskipun demikian, penduduk kerajaan TangXing masih saja melakukan aktivitas mereka. Suara pedagang dari ujung ke ujung kini mulai saling bersahut - sahutan. Suasana ibukota mulai nampak ramai dengan segala aktivitas yang menyibukan. Bukan hanya di ibukota TangXing, di istana dalam kerajaan TangXing pun nampak sibuk oleh aktivitas para kasim, dayang dan pelayan yang hilir mudik.

Di bagian barat istana dalam, tepatnya di pavilium Yue. Putra mahkota Fu nampak tertidur dengan posisi duduk di kursi malas yang berada dekat jendela dan tidak jauh dari peraduan putri Fahrani. Raut wajahnya nampak lelah, mungkin karena akhir - akhir ini ia terlalu sibuk dengan urusan pemerintahan dan peradilan sehingga putra mahkota Fu tidur dengan lelap walaupun posisinya saat ini sedang tidak nyaman.

Suara ketukan pintu terdengar sebelum pintu terbuka lebar dan menampilkan sosok dokter kerajaan Zhu Gong yang datang ingin memeriksa putri Fahrani setelah mendapat kabar dari Chyou bahwa putri Fahrani telah sadarkan diri.

Saat ini putri Fahrani tengah duduk ditepi peraduan dengan rambut panjangnya yang terurai, dan pakaiannya kini hanya menyisahkan pakaian lapisan dalam. Wajahnya tanpa polesan apapun sehingga menampakan wajah asli dan natural putri Fahrani. Sebenarnya putri Fahrani tidaklah terlalu buruk, pagi ini ia nampak sangat menggemaskan dengan pipinya yang bulat.

Dokter Zhu Gong lantas menggeleng seraya mengenyahkan pikirannya yang baru saja terlintas. Jika istrinya tahu, ia pasti akan marah karena cemburu dan akhirnya akan membuatnya tidur diluar. Jika seperti itu, malamnya akan terasa dingin tanpa pelukan atapun sentuhan istrinya. Memikirkan hal itu membuatnya bergidik ngeri. Area bawahnya selalu membutuhkan kehangatan dan belaian istrinya, dan apabila itu menjadi nyata, dokter Zhu Gong yakin ia akan sangat menderita.

Chyou yang mengikutinya dari belakang lantas menatap dokter Zhu Gong aneh, ia lalu berkata "anda baik - baik saja dokter kerajaan Zhu Gong?"

Dokter Zhu Gong tersentak dari pikirannya, ia dengan cepat menoleh dan mdnjawab "aku tidak apa - apa" setelah menjawab pertanyaan Chyou, dokter Zhu Gong lantas menghampiri putri Fahrani.

"Bagaimana perasaan anda, yang mulia putri?" Tanya dokter Zhu Gong kini duduk dihadapan putri Fahrani setelah Chyou mengambilkannya kursi.

Putri Fahrani mengangguk dan berkata "aku baik - baik saja dokter Gong" putri Fahrani menjeda sesaat sebelum menoleh pada jendela yang terbuka dimana didekat jendela putra mahkota Fu tengah tertidur dengan lelap.

"Dokter Gong, bisakah anda mengerjakannya dengan cepat? Aku takut gege terbangun" pinta putri Fahrani menatap dokter Gong yang kini mulai menusuk jarum emas akupuntur padanya.

"Anda tidak perlu khawatir, dokter ini akan melakukan tugasnya dengan cepat dan tidak akan membiarkan anda khawatir akan putra mahkota Fu akan terganggu" balas dokter Zhu Gong yang membuat putri Fahrani lega.

"Terima kasih" ucap putri Fahrani yang membuat dokter kerajaan Zhu Gong tertengun.

Selama ia mengabdi menjadi dokter kerajaan dan mengikuti jejak kakeknya yang menjadi dokter senior, selama itu pula ia tidak pernah mendengan keluarga kerajaan mengucap 'terima kasih' padanya. Hal yang selalu ia dengar hanyalah 'kau mengerjakan pekerjaanmu dengan baik, maka kau patut mendapat hadiah akan hal itu'. Maka dari itu, dokter Zhu Gong cukup terkejut, terlebih yang mengatakannya adalah putri Fahrani yang dikenal tak beretika dan sombong.

"Dokter Gong.." panggil putri Fahrani yang menyentaknya dari lamunan.

"A-h.. iya yang mulai?"

"Bagaimana caranya agar aku bisa kurus?" Tanya putri Fahrani menatap dokter Zhu Gong dengan tatapan penuh harap.

"Jangan katakan jika anda ingin melakukan mogok makan seperti sebulan yang lalu!" Kata dokter Zhu Gong memincing matanya curiga.

Putri Fahrani menggeleng dan berkata "itu adalah sebuah penyesalan, melakukan mogok makan nyaris membuatku mati. Aku tak ingin membuat semua orang kembali kesusahan dan khawatir karenaku" balas putri Fahrani yang membuat dokter Zhu Gong lega.

"Jika anda ingin kurus dengan cara yang sehat, anda hanya perlu rajin berolah raga dan mengurangi porsi makan anda. Dan usahakan anda makan makanan yang sehat, anda mengerti maksudku?" Tanya dokter Zhu Gong yang di angguki oleh putri Fahrani.

"Tapi yang mulia, mengapa anda tiba - tiba kembali ingin menurunkan berat badan anda?" Tanya dokter Zhu Gong.

"Karena semua orang meremehkanku hanya karena tubuhku gendut -- putri Fahrani menjeda seraya mengambil nafas, dadanya terasa sesak saat mengulang kilasan - kilasan penderitaan yang sangat menyakitkan yang ia terima -- aku lelah, karena dengan tubuh ini, aku selalu merasakan penderitaan dari banyak orang secara tak kasat mata, dan itu sangat menyakitkan!"

*****

Dokter kerajaan Zhu Gong terenyah mendengar perkataan putri Fahrani. Jantungnya serasa diremas kuat, dan menyisahkan rasa sakit yang tak tergambarkan.

Selama ini ia melihat putri Fahrani tumbuh dengan angkuh dan sombongnya, ia tak pernah melihat jika sikap yang ia tunjukan selama ini hanyalah kamuflase. Ia berpura - pura tetap kuat walaupun banyak mendapat hinaan dan cacian, ia berusaha tegar dan membohongi dirinya dan semua orang bahwa ia baik - baik saja. Nyatanya, semua yang ia perlihatkan hanyalah tipuan. Semua yang ia lakukan adalah bentuk pertahanan dirinya untuk menutupi kesedihan dan kerapuhannya.

Selama ini mereka hanya melihat putri Fahrani dari apa yang ia tampilkan. Mereka menilai segala keburukannya dan tak pernah sedikitpun berpikir untuk mencari tahu alasan putri Fahrani bersikap buruk.

Dokter Zhu Gong menunduk dalam, ia merasa malu dan tidak becus. Selama ini ia juga sama dengan semua orang yang memandang dan menilai putri Fahrani dari luarnya saja, siapa yang tahu jika penilaiannya selama ini meleset atau bahkan sudah melenceng sangat jauh.

Semua sikap putri Fahrani selama ini hanyalah bentuk pertahanan dirinya, walaupun apa yang ia lakukan akan membuatnya mendapat rasa sakit dan penderitaan yang lebih besar dari sebelumnya. Meskipun ia tahu ia akan merasa sakit berkali lipat, ia tetap memasang wajah angkuh dan sombong seakan apa yang ia alami hanyalah angin lalu.

Dokter Zhu Gong merasa kagum dengan putri Fahrani yang sampai saat ini mampu bertahan dengan pertahanan dirinya, walaupun apa yang ia lakukan sudah menjadi kebiasaannya, kerap kali seseorang akan merasa lelah dengan tindakan monoton yang ia lakukan. Dan saat ini dokter kerajaan Zhu Gong merasa putri Fahrani merasakan rasa jenuh hingga pada titik terendah.

"Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tetap saja semua orang memperlakukanku sebagai sebuah kesalahan. Tatapan hina dan mencela, setiap kalimat hujatan dan makian. Semua itu aku terima hingga membuatku merasa terbiasa dan kebal. Namun seiring berjalannya waktu aku mulai merasa lelah, lelah dengan semua kepura - puraan yang selama ini kujalankan"

Putri Fahrani menunduk sehingga rambut panjangnya terurai kedepan dan menutup wajahnya. Hal itu ia lakukan agar dokter Zhu Gong tak melihat air matanya yang mulai mengalir membasahi pipinya yang berisi. Sekuat tenaga putri Fahrani menggigit bibir bawahnya agar isaknya tak keluar. Walaupun demikian, dokter Zhu Gong yang kini mendongak dan memperhatikan tuan putrinya tahu jika saat ini junjungannya tengah menangis dalam diam hanya dengan melihat kedua pundaknya yang bergetar hebat.

"Semua yang mereka lakukan sangat menyakitkan, saking sakitnya aku berasa ingin mati saja!" Tambah putri Fahrani yang membuat Dokter Zhu Gong terkejut

"Yang mulia putri, apa yang anda katakan? Kematian bukanlah masalah sepele. Ini menyangkut sebuah nyawa. Jika seseorang kehilangan nyawanya, tak ada lagi kesempatan baginya untuk kembali hidup" kata dokter Zhu Gong

"Bukankah itu lebih baik? Mati bagiku lebih baik dari pada hidup dalam penderitaan yang membunuhku secara perlahan" balas putri Fahrani mendongak menatap dokter Zhu Gong dengan tatapan tajam.

Walaupun saat ini putri Fahrani berlinang air mata, namun tatapannya yang tajam mampu membuat dokter Zhu Gong tertengun. Dari pancaran mata yang ia lihat, ada amarah dan keputus asaan yang putri Fahrani pancarkan. Hal itulah yang membuat dokter Zhu Gong menarik kesimpulan bahwa beban dan penderitaan yang tuan putrinya alami sangat besar, saking besarnya ia memilih mengakhiri hidupnya saja seakan - akan nyawanya tidak begitu berharga.

"Yang mulia anda tidak boleh berkata seperti itu!" Tegur dokter Zhu Gong

"Mengapa tidak boleh? Aku bahkan ingin agar langit mendengar pintaku yang menginginkan kematiannya lebih cepat. Tidak ada gunanya aku hidup!. Semakin lama aku hidup, semakin lama pula penderitaan akan membelengguku. Aku lelah! Lelah dianggap sebuah candaan dan ejekan semua orang hanya karena fisikku yang berbeda dari putri - putri kerajaan lain ataupun nona muda di luar sana. Aku lelah, lelah menerima perlakuan dan kebencian gege mahkota yang masih menganggapku sebagai pembunuh Ibunda permaisuri. Aku lelah, lelah membuat Ayahanda merasa khawatir dan juga malu karena keberadaanku. Aku lelah dengan semua kepura - puraan ini sampai aku ingin mati" teriak putri Fahrani

"Mengapa semua orang memperlakukanku berbeda? Mengapa semua orang membenciku hanya karena fisikku yang berbeda? Mengapa mereka selalu menjadikanku sebuah bahan candaan tanpa memikirkan perasaanku? Mengapa mereka selalu menilaiku buruk dan selalu menjadi sebuah kesalahan dan petaka di mata mereka?-- putri Fahrani mendeja. Dokter Zhu Gong merasa dadanya sesak saat mendengar keluhan putri Fahrani yang ia pendam selama ini, begitu pula dengan Chyou dan putra mahkota Fu yang sudah terbagun sejak dokter Zhu Gong datang namun berpura - pura seakan - akan ia masih tidur.

"Apa salahku? Mengapa semua orang memperlakukanku demikian? Aku juga tak ingin terlahir seperti ini, aku juga tak ingin menjadi penyebab kematian ibunda permaisuri. Bukan mauku telahir seperti ini.. tapi mengapa aku tetap dihakimi dan disalahkan. Mengapa?" Tanya putri Fahrani mulai meraung.

Hati dokter Zhu Gong merasa ngilu melihat putri Fahrani menunjukan kerapuhannya, ia tiba - tiba berkata "Anda harus kurus, dan membuktikan pada semua orang bahwa anda adalah wanita kuat dan tanggu yang tak akan goyah dengan semua perkataan buruk mereka" kata dokter Zhu Gong "dokter ini akan membantu anda menjadi kurus!" Tambahnya yang membuat putri Fahrani menatapnya dalam.

Dokter Zhu Gong membalas tatapan putri Fahrani dengan pancaran mata kesungguhan. Hatinya telah tergerak, ia akan membantu putri Fahrani membungkam mulut semua orang yang meremehkannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel