Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Pertemuan

Bab 2 Pertemuan

"Ayah!! Ibu!! Jangan tinggalkan aku..."

"Ibu!!" teriaknya

"Aku janji!! Aku akan membunuhmu tuan.!!! Aku akan membunuhmu" teriak Manda meninggikan suaranya, dia sontak terbangun dari tidurnya.

Hah! Hah!

Manda duduk menutup ke dua matanya, mengusap wajahnya frustasi.

"Kenapa, mimpi itu?"

Dengan napas terengah-engah ia mengusap wajahnya berkali kali. Dia menarik napasnya, menahannya, lalu mengekuarkan secara perlahan. Mencoba menenangkan hatinya sejenak.

Kenapa aku harus mengalami mimpi ini lagi, Mimpi yang membuat aku gak bisa tenang menjalani semua kehidupan aku.

Arggg....

Manda mengacak-acak rambutnya frustasi. Sembari menghela napasnya panjang.

"Kenapa mimpi itu muncul lagi?" ucapnya berkali-kali.

"Tapi, mimpi ini sepertinya dia mengingatkanku akan tujuanku ke kota ini," Batin Manda menutup ke dua matanya dengan telapak tangan halusnya.

Perlahan ia menatap jam diding bulat yang terpapang di diding berwarna merah di sampingnya yang sudah menunjukan pukul 06.30.

Hari ini hari pertama Manda Amelia umur 17 tahun pergi ke sekolah barunya. Sejak ke dua orang tuannya meninggal 3 bulan lalu. Dia harus hidup bersama kakaknya di pusat kota. Ia hanya gadis desa yang tak pernah tahu kehidupan di kota sebelumnya, yang di tahu hanyalah suasana nyaman di desa jauh dari pusat kota, dia hanya hidup dnegan ke dua orang tuanya semenjak kakaknya menikah dan tinggal di kota.

Gadis cantik dengan wajah oval rambut terurai panjang hingga menutupi punggungnya. Bulu mata lentik menghiasi Mata bulat dengan bela mata coklat seperti mata elang. Hidung mungil dan bibir sexy nampak merah muda alami dengan wajah putih berbinar merah tubuhnya terlihat sangat mungil.

Demi melaksanakan tujuan utamanya ke kota, hanya untuk balas dendam pada seorang. Meski dia tidak tahu siapa orang itu. Tapi dia tidak akan menyerah untuk mendapatkannya. Tatapi sekarang dia harus ikut tinggal dengan kakaknya lebih dulu, semenjak kejadian pembunuhan itu, Manda menderita penyakit ganguan kejiwaan, bahkan perlahan ganguan itu melekat dalam tubuhnya. Dan dia di kurung oleh kakaknya di dalam kamar, tanpa boleh keluar sama sekali dari kamarnya.

Hingga 3 bulan lamanya tak pernah pergi ke sekolah lagi. Pada akhirnya dia mulai pergi ke sekolah, dan Kini semangat dendamnya mulai tumbuh. Demi melakasanakan dendam ke dua orang tuanya ia tubuh kembali jadi gadis yang lebih kuat dari sebelumnya. Manda gadis kecil yang semula sangat lugu dan manja pada ke dua orang tuanya. Namun semua kehidupannya mulai berubah 90° kini ia harus jadi gadi remaja yang tegar, pantang menyerah demi melakasanakan marah yang sudah membara dalam tubuhnya.

--------

Manda bersiap untuk pergi ke sekolah, dengan seragam lengkap, dia meraih tas di atas ranjangnya.

"Sial aku sudah telat sekarang" umpat Manda bergegas lari turun dari tangga menuju ke ruang tamu mencari kakaknya.

"Kak!! Kak! Larisa?" teriak Manda, memutar tubuhnya, tak mendapati kakaknya di ruang tamu, keluarga bahkan di dapur kakaknya juga tak ada.

"Seperti jaosa, tidak makan lagi!! Gimana aku bisa gemuk kalau tinggal dnegan dia," gumam kesal Manda menghela napasnya kesal, dia menarik bibirnya tipis, sembari memutar matanya malas. Dan bergegas pergi menuju ke meja makan, dia hanya melihat ada roti dan selai.

Semenjak bersama dengan kakaknya dia berubah, dia yang semula manja kini harus lebih mandi sendiri. Namun satu yang dia tetap gak bisa, adalah memasak. Dia tidak bisa sama sekali masak, apalagi harus masak untuk dirinya sendiri. Sehari-hari makan hanya roti, dan susu.

"Pasti kakak lagi tidur, lagian sudah jam segini masih betah tidur di kamar," decak kesal Manda dengan mulut yang masih di penuhi roti selai.

Rumah kecil itu nampak bewarna putih cerah terlihat sangat sepi, sunyi seperti tak ada tanda kehidupan di sana. "Dari pada nungguin kakak ipar dan kakaku bangun tidur, lebih baik aku pergi saja" Selesai makan, Manda berlari keluar dari rumah dengan langkah terburu buru keluar dari rumah kakaknya.

Kini ia harus berlari maraton untuk menuju ke sekolahnnya . Tanpa menatap kanan dan kiri ia menyeberang jalan tak tahu ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju tepat di hadapan Manda.

" tit....tit.....tit...."

" Tit....Ti....Ti..."

Bunyi klakson itu sangat keras membuat langkah Manda seketika terhenti kaku di tengah jalan, menatap ke arah mobil itu beberapa detil, dengan ke dua kakinya bergetar ketakutan, dia menutup wajahnya dnegan ke dua tangannya.

" AAaaaaaaaaa" tubuh Manda seketika bergetar ketakutan.

"Ibu!! Ayah!! teriaknya.

"Apa aku harus berakhir disini. Ibu ayah maafkan aku tak bisa membalas dendammu"

"Chiiiiiittt... "

suara keras dencitan rem mobil yang hampir kenabraknya, langsung membanting setir ke pohon besar di samping kanan.

membuat ia mengerutkan ke dua matanya.

Brakkk....!!!

Mobil itu menabrak sebuah pohon besar. Meski terlihat tak terlalu parah keruasakannya.

"Shiitt.. sialan!! Dasar wanita kurang ajar;" umpatnya kesal, yak hentinya dia terus teriak sembari mengumpat gak jelas, lelaki itu dalam mobil hitam yang terlihat retak di bagian depan mobilnya .

"Appa aku masih hidup, apa aku sudah di surga" manda terus menutupi wajahnya. Ia masih gemetar, ketakutan sekujur tubuhnya. Tidak berani menatap kenyataan pada dirinya.

"Apa kamu sudah gila" teriak seorang lelaki tampan di balik mobil itu.

Manda sontak menurunkan perlahan ke dua tangan dari wajahnya menatap mobil yang terlihat menabrak sebuah pohon besar di depannya. Tubuhnya gemetar seketika melihatnya dengan rasa takut gugup, keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajah cantiknya.

"Aahhh.. Ternyata aku masih hidup," ucap Manda senyum kegirangan.

"Kamu jangan senang dulu," teriak seorang laki-laki yang beranjak keluar dari mobil hitam itu.

Manda mengernyitkan ke dua mayanya, meliaht mobil yang sudha rusak parah menbrak pihon di sebrang jalan.

"Gimana nih om itu sepertinya sangat marah. Lebih baik aku kabur saja sekarang hari pertama ku sekolah kalau telat pasti kepala sekolah akan marah besar padaku dan mencabut bea siswaku nantinya" Manda tanpa perdulikan teriakan lelaki itu ia bergegas kabur menghindari para kerumunan orang yang sudah mulai datang menolong.

"Jangan pergi!!" teriak laki-laki itu.

"Dasar gadis kecil sialan, awas saja jika aku bertemu denganmu nanti" ucap lelaki itu memukul bahkan menendang mobilnya.

Manda terus berlari maraton menuju ke sekolahan yang nampak tak jauh dari tempat kecelakaan mobil tadi. Hanya 3 km dari tempat kejadian. Dengan nafas masih terenga enga ia menatap pintu gerbang yang sudah tertutup sedikit ia menatap pak satpam dari sela sela pintu gerbang yang masih berdiri di belakang.

Ia bergegas berlari masuk ke dalam sekolahan. Menepuk pundak pak saypam di depannya "Maaf pak satpam aku terlambat" Manda melempar senyum manis pada satpam di depan . Tanpa berhenti ia berlari menuju ke ruang kepala sekolah. Semua sudah sangat sepi tak nampak siswa dan siswi di sekolahan tersebut yang belum berangkat ataupun terlambat seperti dia.

"Em.. Pak, iya pak" pak satpam yang terkenal latah itu terkejut dengan tepukan pundka Manda.

"Dasar anak sekarang tidak tahu sopan satun pada orang tua"

Hanya Manda seorang berjalan perlahan menelusuri setiap lorong sekolah menuju ke ruang kepala sekolah.

"Permisi pak" Manda menundukkan kepalanya dengan perasaan gugup ia mencengkram erat rok pendek selutut miliknya menghilangkan rasa gugup dan takut yang mulai menyatu.

"Brakkk..."

suara keras gebrakan meja membuat mandang mengernyitkan dahinya , menyipitkan ke dua mata bulat tak berani menatap amarah kepala sekolah nya ysng sudah mulai mengobarkan api di bola matanya.

Kepala sekolah itu menggeram kesal, "Dari mana saja kamu, kenapa kamu jam segini baru datang lihat sekarang sudah jam 7 lebih 30 menit kamu anak baru dan dapat bea siswa tapi malah memberi contoh yang buruk pada anak di sini" bentak kepala sekolah membuat Manda berdiam tanpa kata. Nyalinya yang semula berani kini dia mengerut seketika mendengar bentakan kepala sekolah yang terngiang ngiang keras di telinganya

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel