Bab 9 Chun Hee Mendapat Penolakan Keluarga
"Baek Hyeon, apa betul kamu memperkenalkan calon istri kamu?"
Ae Ri, ibunya Baek Hyeon menelpon.
"Ia betul mah"
"Sembarangan, kamu gak bisa sembarangan menikahi gadis, kamu sudah mamah jodohkan sejak kecil"
"Jodohkan bagaimana, ini bukan jaman dulu mah, jaman sekarang mana bisa dijodah jodohkan"
"Kamu harus menikah dengan gadis sepadan, kamu harus lihat dia keturunan siapa, dari keluarga mana, kaya atau miskin, dan harus bisa menyesuaikan dengan tradisi keluarga kita"
"Tradisi apalagi mah, ini bukan jaman kerajaan, bukan jaman batu"
"Pokoknya kamu harus menikah dengan yang mamah setujui, nih papahmu mau ngomong"
"Iya Baek Hyeon, ikuti saja mamah kamu, untuk yang terbaik masa depanmu"
"Masa depan bagaimana, Baek Hyeon yang mau menikah ya harus sesuai yang Baek Hyeon inginkan, kalau tidak sesuai yang Baek Hyeon inginkan nanti Baek Hyeon tidak bahagia"
"Tapi kalau kamu tidak menikah dengan istri pilihan papah dan mamah, maka kamu akan dicoret sebagai Ahli Waris Suh Hoon"
"Oh baik kalau begitu, saya bisa cari uang dan pekerjaan sendiri gak perlu warisan papah dan mamah"
"Kamu mulai kurang ajar sama orang tua kamu"
"Kalau papah mau copot aku sebagai CEO, gak apa apa, saya juga bisa bikin perusahaan baru"
"Hish anak yang satu ini gak bisa dibohongin"
"Tuuut"
Telepon ditutup.
Mamah dan papah Baek Hyeon, bingung. Baek Hyeon gak mau diatur oleh mereka.
Mereka menutup pembicaraan dengan Baek Hyeon.
"Gimana ini mah, dia gak mau denger yang kita omongin"
"Udah biarkan aja dulu, mana bisa dia hidup tanpa perusahaan papah"
"Jangan gitu mah, dia nekad orangnya"
"Jadi menurut papah gimana, Khan gak bener juga kalau menyetujui hubungan mereka, mana kita tidak tahu keluarganya, bagaimana kalau calonnya itu orang miskin, akan merepotkan kita saja"
"Coba kamu suruh memperkenalkan diri, calon istri Baek Hyeon"
Sementara itu Baek Hyeon yang tengah berada di apartemen Chun Hee juga merasa kesal dengan perusahaan milik papahnya. Apa apa harus sesuai dengan papahnya, mana bisa maju.
"Chun Hee kapan kamu menyelesaikan tugas di Indonesia ini?"
"Sekitar 2 bulan lagi"
"Ya sudah secepatnya agar kita bisa mengimplementasikan penelitian kamu di perusahaanku"
"Kenapa kamu memberikan target itu, aku Khan bukan karyawan kamu"
"Hish jadi kamu gak mau jadi karyawan aku"
"Sejak kapan aku jadi karyawan kamu, kamu Khan belom ngomong langsung, tiba tiba aja kamu suruh aku mengakui penelitian itu buat perusahaan kamu"
"Jadi kamu mau dicoret jadi mahasiswa di Universitas Gachon?"
"Ya gak mau dong"
"Ya Khan semua itu gara gara video itu"
"Ya Khan bukan salah aku juga, kamu yang terburu nafsu melakukan diteras, sehingga dilihat orang"
"Hemmz jadi bagaimana"
"Ya kamu harus pelan pelan, jangan grasak grusuk, memulai usaha juga jangan grasak grusuk"
"Aku gak mau diatur papahku, jadi apakah aku keluar dari perusahaan papahku"
"Emang kamu mampu bikin perusahaan sendiri"
"Bisa, lihatin aja ..."
"Ya buktikan kalau kamu bisa buat perusahaan sendiri, jangan dari uang papah kamu"
Chun Hee disatu sisi menyukai Baek Hyeon, tapi ia gak mau juga bermasalah.
Terlebih Universitas Gachon sudah mencabut peringatannya. Awalnya ia diperingatkan perihal video syur itu, namun pihak universitas merasa nama baiknya terangkat gara gara penelitian Chun Hee dan akan dibuat kan proyek robotik berskala besar yang melibatkan pihak universitas. Nama baik Universitas Gachon dipertaruhkan. Apakah akan berhasil usaha Chun Hee ini.
Tentu saja Larissa tidak tinggal diam. Ia berusaha menjegal Chun Hee. Larissa mencari tahu keberadaan Chun Hee, bahkan ia datang langsung ke rumah sederhana Chun Hee. Ia dapatkan alamat rumah Chun Hee dari bagian administrasi Universitas Gachon.
Larissa mengunjungi rumah Chun Hee dan membawa wartawan.
Hingga di siarkan di televisi.
Stasiun Televisi itu menayangkan secara langsung.
"Pemirsa kita sekarang sudah ada didepan yang katanya rumah calon istri Baek Hyeon"
Sementara itu Ae Ri melihat tayangan televisi kaget. Ternyata rumah calon istri anaknya sangat miskin, rumah kecil.
"Pah .... pah ... itu lihat rumah calon istri Baek Hyeon"
"Hah benerkah?"
"Iya"
Tampak Larissa sedang mengetuk pintu rumah Aera. Rumah kecil saja. Chun Ae adiknya Chun Hee membukakan pintu.
"Ya ada apa ya"
"Kami dari Korea TV mau mewawancarai keluarga anda"
"Maksudnya?"
"Masa anda tidak tahu kalau Chun Hee adalah calon istri Baek Hyeon, orang nomor satu di perusahaan besar Korea One"
"Saya tidak tahu, maaf ya"
Chun Ae menutup pintu itu namun Larissa segera mendorong pintunya.
"Bisa bincang bincang sebentar?"
"Tidak ada siapa siapa dirumah, kecuali saya"
"Apa benar ini rumah Chun Hee"
"Ya ini rumah orang tuanya"
"Bisa masuk sebentar?"
"Eu tapi sebentar saja ya"
"Iya"
Akhirnya Larissa dan kru TV bisa masuk.
Mereka mewawancarai Chun Ae. Yang sebetulnya Larissa hendak mempermalukan Chun Hee juga agar Baek Hyeon memutuskan Chun Hee dengan menjelek jelekkan di televisi.
"Ya pemirsa, bisa kita lihat sendiri, rumah keluarga Chun Hee sangat sempit dan kumuh, dan saya kira gak sesuai dan sepadan dengan Baek Hyeon"
Begitu Larissa meledek calon istrinya Chun Hee.
Sementara itu Chun Ae gak terima kakaknya dan rumahnya diledek Larissa. Ia memukul kamera wartawan.
"Hei berhenti merekam, ini rumah kami. Kalian tidak diijinkan meliput disini, pergi sana"
"Tuh lihat Khan pemirsa, gadis miskin ini sudah mengusir kami, kamu siapanya Chun Hee?"
"Aku adiknya, kamu mau apa? Matikan itu kameranya"
Chun Ae hendak merampas kamera yang terus merekam.
"Tidak, sudah sudah cukup"
Larissa merasa menang. Momen momen kekasaran adiknya Chun Hee direkamnya.
"Demikian pemirsa, ternyata calon Baek Hyeon selain miskin juga kasar dan arogan, kami tidak boleh masuk ke rumahnya, demikian sekilas info"
Larissa merasa menang. Karena telah berhasil mempermalukan Chun Hee.
"Gimana dapet gambarnya?"
"Iya dapet"
"Ya udah kita upload, pasti akan menjadi berita menarik"
Berikutnya mereka meng-upload berita itu. Video berita infotainment itu diupload di stasiun televisi Korea.
"baeghyeon-ui milae anaeui bingon chosanghwa"
"Potret kemiskinan calon istri Baek Hyeon"
Langsung melihat berita di televisi itu, Suh Hoon dan AE Ri menghubungi Baek Hyeon.
"Baek Hyeon, lihat berita kali ini, tuh rumah calon istri kamu ada ditelevisi, sudah mamah bilang jangan dekati perempuan itu, perempuan itu tidak sepadan dengan kamu"
Baek Hyeon melihat berita di androidnya. Ia kaget wartawan itu ke rumah Chun Hee, dan iapun baru tahu rumah Chun Hee seperti itu.
"Kenapa Baek Hyeon?"
"Ini kamu lihat sendiri"
Chun Hee kaget ada wartawan meliput rumahnya.
Chun Hee naik darahnya, ia marah.
"Kenapa bisa ada wartawan ke rumah aku? dan menghina rumah aku, ini semua gara gara kamu mendekati aku, aku dipermalukan seperti ini"
"Tenang ... tenang Chun Hee"
"Kalau kamu menghina aku gak apa apa, tapi ini menghina keluargaku, kamu harus bertanggung jawab atas semua ini. Semua orang Korea jadi tahu rumah aku"
"Tapi bukan salah aku"
"Ya salah kamu, karena kamu terkenal, dan kamu dekati aku, udah aku bilang aku ini gak sepadan sama kamu, tapi kamu terus mendekati aku hingga pemberitaan ini"
"Tenang tenang, kamu jangan marah marah, nanti bisa aku jelaskan ke pemirsa"
"Ya sebaiknya begitu, secepatnya, jadi siapa dalang semua ini?"
Chun Hee melihat dengan seksama video itu. Dan terlihat ada Larissa disana.
"Hah perempuan itu lagi ... sebelumnya perempuan itu juga ada ditelevisi waktu jadi psikolog dia yang ketemu aku di supermarket"
"Hah jadi benar kamu sudah mencuri uangnya di supermarket"
"Aku tidak mencurinya"
"Terus dia bilang kamu gadis pencuri saldo rekening nya"
"Ya tapi bukan aku pencurinya, pahlawan super itu yang menukar kartu kamu yang isinya kosong ditukar dengan kartu dia"
"Oh waktu aku bekukan isi kartu kamu ya"
"Iya gara gara kamu, kartu aku gak bisa bayar, terus pahlawan super itu yang menukar dengan kartunya"
"Hemmzz jadi apa kaitannya"
"Gak tahu, mungkin dia iri sama aku"
"Iri bagaimana?"
"Tempo lalu dia juga yang membaca wajah kamu, katanya dia ahli membaca wajah, dan dia bilang memastikan kalau kamu gak menyukai aku"
"Hah benarkah dia bilang seperti itu?"
"Kamu lihat aja rekaman itu di internet"
"Tapi mengapa dia bilang seperti itu?"
"Ya mungkin saja dia menyukai kamu, atau jangan jangan dia pacar kamu?"
"Sembarangan"