Bab 2 Melarikan Diri
"Kau sudah mendapatkan informasi mengenai gadis itu? " tanya Diego pada Ari asistennya.
"Sudah Tuan. " Ari menyerahkan berkas yang dia bawa pada bosnya. Diego langsung membukanya, mengamati informasi mengenai Sandra dengan teliti kemudian menutupnya dengan kasar. Suruh salah satu anak buahmu untuk membawa gadis itu ke sini secepatnya.
"Baik Tuan. " Ari langsung pergi meninggalkan bosnya sendirian, Diego diam diam tersenyum miring. Entah apa yang di rencanakan pria itu saat ini yang pasti dia akan membuat hidup gadis bernama Sandra itu tak tenang.
Mobil hitam itu melaju kencang membelah jalanan menuju ke apartemen Sandra. Tiba di sana kedua pria itu langsung turun, menekan bel berulang keluar namun sosok yang mereka tunggu tak kunjung ke luar.
Sandra yang baru pulang dari belanja, mengerutkan kening melihat dua pria di depan apartemennya.
"Mereka siapa? " tanya Sandra dengan raut penasaran. Gadis itu kembali masuk ke dalam taksi dan meminta sopirnya untuk jalan.
"Ke mana gadis itu, apa jangan jangan dia kabur karena tahu kita akan datang? " ujar pria berkaca mata. Dia langsung menghubungi bosnya, melaporkan apa yang terjadi. Mendapat kalian dari Diego, keduanya langsung menutup sambungan dan bergegas mencari Sandra.
"Tuan Diego akan marah besar jika kita tak membawa nona Sandra secepatnya! Mereka langsung pergi dari area apartemen Sandra dan mencari gadis itu.
Sementara Sandra kini berada di mansion keluarga Kate, gadis itu mengatakan apa yang terjadi padanya. Kate berusaha menenangkan sahabatnya yang tengah ketakutan. Sandra berusaha menenangkan diri, dia berharap dua pria itu tak menemukannya di sini.
"Nih minum dulu kopinya!
Sandra langsung menyesap vanila latte buatan sahabatnya, lalu menaruhnya di atas meja. Gadis itu bersandar di sofa dengan tubuh lemasnya, dia perlu berhati hati kali ini mengingat ada yang mengincarnya.
"Kira kira siapa yang mengincarku ya, padahal aku enggak punya musuh? "
"Em jangan jangan suruhan pria yang kamu cium kemarin!
Sandra terbelalak mendengarnya, raut wajahnya langsung pias seketika. Dia mencoba tak percaya namun hatinya menolak dan mempercayai tebakan sahabatnya itu. Sepertinya pria itu memiliki dendam padanya hingga mengutus orang untuk menangkap dirinya. Kate sendiri memberikan solusi untuk sahabatnya itu.
"Kau yakin bisa, aku takutnya kakak kamu itu malah ikut terseret lagi dalam masalah 'ku!
"Lalu bagaimana dong? "
"Sudah deh, mending kamu sembunyi dulu di sini dan matikan juga ponsel kamu. " ujar Kate yang di angguki Sandra. Gadis itu menyerahkan sebuah ponsel baru pada sahabatnya, Sandra menerimnya dan mengganti nomornya dengan yang lain.
Sandra langsung bangkit, dia pergi ke kamar tamu diikuti Kate. Gadis itu mengambilkan beberapa pakaiannya lalu memberikannya pada Sandra, setelah itu Kate pergi ke kamarnya. Perempuan itu tengah berendam, dia berusaha menenangkan dirinya yang larut dalam ketakutan.
"Aku kabur kaburan kayak penjahat aja. " ketus Sandra sebal. Satu jam berlalu, raut wajahnya tampak segar dan Sandra segera memakai pakaian santai nya. Setelah selesai dia merebahkan dirinya di atas ranjang empuknya.
Sandra POV
Sebenarnya apa yang di inginkan pria itu padaku, kenapa dia ingin menangkapku atau justru mau menjualku 'kah. Oh astaga apa yang harus aku lakukan agar terbebas dari kejaran pria gila yang tak aku kenal. Haruskah aku meminta tolong pada Felix, tapi jika dia tahu bukankah masalah akan bertambah runyam nantinya. ya Tuhan, sekarang aku bingung harus bagaimana?
"Seandainya ada Felix, aku bisa cerita sama dia. " gumam Sandra lirih. Sandra berusaha menahan rasa rindunya yang semakin menggunung pada sosok kekasihnya itu. Gadis itu menatap langit langit kamarnya, berusaha menekan rasa rindu dalam dirinya.
Dan malam harinya Nessa datang ke rumah Kate, setelah mendengar cerita Kate mengenai Sandra. Dia langsung masuk dan menemui Sandra, memberikan suportnya untuk sahabatnya itu. Dia merasa bahagia dan beruntung memilikis sahabat yang begitu peduli padanya seperti Kate dan Nessa.
"Lebih baik kita happy happy aja oke, jika terus menerus memikirkannya membuat kita pusing sendiri. " cetus Nessa yang di setujui Kate. Saat ini ketiganya akan menonton drama favorit mereka yang paling seru. Tak lupa Kate menyiapkan camilan dan jus buat ketiganya.
Ketiganya tampak heboh menonton serial drama mereka yang begitu romantis. Mereka juga saling mengejek satu sama lain, dering ponsel milik Sandra berbunyi. Gadis itu menyuruh sahabatnya fokus, dia langsung turun dan ke luar dari kamar.
From xxx
Kapan kamu pulang San?
Apa kamu tak merindukan mommy dan daddy hem?
Me
Oh ayolah brother, aku ingin menikmati hari hariku tanpa pengawalan ketat dari Daddy.
From xxx
Dasar keras kepala, kalau ada apa apa bilang sama aku dan ingat jangan lakukan hal hal aneh!
Me
Siap brotherku yang bawel
Sandra menghela nafas lega, dia terpaksa berbohong pada kakaknya. Jika kakaknya itu sampai tahu, bisa bisa kakaknya itu langsung datang dan menyeretnya untuk pulang. Dia kembali ke dalam dan melanjutkan nonton serial drama nya.
Merasa mengantuk, mereka langsung beres beres lalu kembali ke kamar masing masing. Sandra menarik selimut hingga sampai ke dada, menatap langit langit kamarnya.
"Felix lagi apa ya sekarang, apa aku hubungi dia saat ini. " gumamnya lirih. Sandra meraih ponselnya, lalu menekan nomor sang kekasih dan bersabar menunggu jawabannya.
"Iya sayang, ada apa? "
"Em maaf sayang, apa kamu sudah tidur? " Sandra merasa telah menganggu waktu istirahat kekasihnya. Terdengar suara kekehan di ujung sana membuat Sandra mendengus sebal.
"Enggak kok, ada apa? "
"Aku kangen kamu baby, kamu kapan pulang dan temu aku ish. Sepertinya kamu betah di sana dan tak merindukan kekasih cantikmu ini. " ujar Sandra dengan manyun.
"Oh okey sayang jangan cemberut, aku tak lama lagi akan pulang dan menemui kamu baby!
Sandra berbinar cerah mendengar pengakuan Felix barusan, dia tak menyangka kekasihnya akan memenuhi keinginannya untuk pulang. Dia meminta Felix untuk menyanyikan sebuah lagu untuknya sebagai obat segala rindu. Felix tentu saja memenuhi keinginan kekasih super manjanya itu.
"Good Nite Honey. "
Dia menyudahi obrolan mereka, Sandra menaruh ponselnya di atas laci. Bibirnya terus melengkung membentuk segaris senyuman, hatinya saat ini begitu berbunga bunga setelah berbicara dengan sang pujaan hati.
"Hanya kamu Felix, hanya kamu yang membuatku nyaman dan tenang. Aku merasa beruntung memiliki kamu dalam hidupku, aku harap hubungan kita akan langgeng sampai menikah nanti. "
Sandra menarik selimutnya hingga menutupi tubuhnya, dia tak lagi bisa menahan kantuknya. Dia perlu mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah saat ini.