Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Upacara Pernikahan

Satu minggu berlalu begitu cepat. Kondisi Wuling sudah membaik, luka tusukan pedang kini sudah mengering. Sementara energi yang hilang kini perlahan pulih dengan sendirinya. Semua itu berkat Lian Wei yang terus membantu Wuling dengan menyalurkan energinya hampir setiap hari karena sampai detik ini Wuling masih tinggal di kuil bersama satu pelayan kerajaan bersama Lian Wei.

Awalnya sang ayah murka terhadap Lian Wei, beliau mengira bahwa Wuling terluka karenanya tetapi ketika Wuling menjelaskan semuanya barulah sang ayah meminta maaf karena sudah berprasangka buruk bahkan sang ayah meminta Lian Wei untuk membantu memulihkan Wuling. Sementara Rong Long tidak pernah mendatangi Wuling di kuil setelah kejadian perdebatannya dengan Lian Wei malam lalu entah menghilang kemana.

Pagi ini seluruh penghuni kerajaan sedang sibuk menyiapkan hidangan, beberapa pengurus juga di perintahkan untuk merapihkan kerajaan karena malam nanti akan ada acara besar yang di gelar di aula kerajaan Rong sehingga mereka kini harus mempersiapkan semuanya secara matang dan meriah untuk acara malam nanti.

"Paman, Wuling bantu membersihkan aula ya? Lebih baik paman menikmati minuman saja,"

"Eh tidak perlu nona, baru saja sembuh lebih baik duduk dan istirahat saja."

"Aku baik-baik saja kok paman,"

"Wuling!"

Suara seseorang yang menghentikan kegiatan Wuling mengacau para pengurus kerajaan yang sedang membersihkan aula bela diri. Rupanya raja Rong yang memantau mereka dari kejauhan.

Tanpa basa-basi Wuling melenggang pergi menghampiri sang ayah yang masih berdiri di belakangnya. Meskipun ia merupakan putri dari raja Rong, tetap saja kerajaan ini mementingkan etika, sehingga Wuling memberikan hormat kepada ayah layaknya pengikuti yang lainnya.

"Ada apa ayah?"

"Apakah keadaanmu benar-benar sudah membaik? Bagaimana dengan lukamu?" Tanya sang ayah dingin.

"Sudah jauh lebih baik. Bahkan energiku sudah kembali pulih, ayah tidak perlu khawatir." Ujarnya sembari tersenyum manis.

Sang ayah mengangguk patuh mendengar putrinya berceloteh seperti semula. Ada perasaan lega bisa melihat keceriaan itu terpancar kembali setelah hampir satu minggu Wuling hanya terbaring lemah. Baru saja raja Rong sampai di kerajaan tetapi di kejutkan oleh keadaan kerajaan yang berantakan dan banyaknya pengikut yang terluka karena serangan itu. Dan mirisnya putri kesayangannya menjadi korban dari pertarungan itu, seketika beliau merasa tidak berguna sebagai ayah.

"Baguslah jika kamu lebih baik. Ayah harap kamu lebih berhati-hati lagi setelah ini. Berita tentang batu permata itu sudah menyebar, aku takut jika mereka berbuat nekat hingga membunuhmu hanya karena menginginkan batu permata itu,"

Wuling mengangguk. "Tenang saja yah, setelah ini Wuling akan kembali melanjutkan latihan bela diri untuk naik ke tingkatan selanjutnya. Akan ku pastikan energi ini tetap tersegel di dalam tubuhku, dan pastinya tidak akan ada orang yang bisa mengambilnya kecuali diriku!" Jelasnya.

"Bagus. Persiapkan dirimu dengan baik, karena nanti malam akan menjadi hari bahagiamu!"

Setelah mengatakan itu sang ayah pun pergi meninggalkan aula bela diri begitu juga dengan Wuling yang memilih untuk pergi ke kamarnya untuk mempersiapkan segala keperluan nanti malam.

Begitu malam tiba, acara di mulai pada pukul tujuh malam. Namun sampai pukul delapan keluarga Xiao masih belum hadir sama sekali, hingga para tamu undangan dan tuan rumah pun merasa jenuh sendiri di buatnya. Satu jam berlalu, pada saat raja hendak memerintahkan pasukannya untuk menjemput keluarga Xiao tiba-tiba segerombolan orang datang membawa kereta kencananya masuk ke area kerajaan Rong mengenakan jubah serba merah.

Kini keluarga Xiao datang, seharusnya senyuman bahagia terpancar pada wajah tampan Lian Wei namun kini hanya muram, masam, dan amarah yang terlihat jelas pada wjaah tampan itu.

Perlahan sang ayah mendekati Lian Wei sembari memancarkan senyuman palsu. Lian Wei yang melihat itupun muak dengan sikap manis ayahnya.

"Rong, bagaimana kabarmu? Apakah dia menyusahkanmu selama disini?"

"Tentu saja, putramu sangat tidak berguna di kerajaan Rong. Beruntungnya ayah baik hati membiarkan putramu bertingkah layaknya penguasa di kerajaan ini," sahut Rong Long yang langsung mendapati pelototan oleh ayahnya.

"Rong Long! Bersikaplah baik kepada paman Zhao Ming, dia adalah tamu disini!"

Rong Long hanya menatap malas kearah ayahnya.

"Tidak masalah Rong, jangan segan denganku bukankah kita saudara?" Ujarnya.

Kemudian pandangan Zhao Ming mengacu kepada sosok pemuda tampan yang sedaritadi hanya diam memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Lian Wei, bagaimana keadaanmu? Apakah sudah lebih baik? Ayah harap kamu tidak membuat keributan di kerajaan Rong,"

"Tentu saja dia anak yang baik dan penurut, Lian Wei sangat berbeda jauh dengan Rong Long. Dia selalu menuruti perintahku dan mengikuti ajaranku dengan baik, berbeda dengan Rong Long yang selalu membantah ayahnya,"

"Benarkah? Bahkan Lian Wei juga suka membantah ketika bersamaku,"

Keduanya hanyut dalam percakapan hingga tepat pada suatu masa dimana acara inti pun kini di mulai. Yaitu melangsungkan acara pernikahan Lian Wei dan Wuling. Sebelum itu Lian Wei akan di ambil alih oleh keluarganya terlebih dahulu untuk di berkati, pada masa ini Lian Wei harus berkumpul dengan ayah dan ibunya yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Ingat Lian Wei, tugasmu menikahi nona Wuling untuk mengambil alih batu kristal itu tidak lebih. Kamu harus berbakti kepada mertuamu supaya seluruh ilmu ketururnannya di wariskan kepadamu!" Pesan raja Zhao Ming kepada Lian Wei.

Tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Lian Wei, membuat sang kakak pun geram akan tingkah adiknya.

Bugh.

Shit..

"Rupanya koma membuatmu hebat ya! Tetapi ingat tugasmu, hanya mendapatkan energi itu tidak untuk menguasainya!"

"Awas saja kalau sampai kau lebih hebat dariku!" Ancam Xiao Fang sembari mencengkeram pundak Lian Wei.

Lian Wei menghempas tangan nakal dengan kasar kemudian menatap pemuda itu dengan tajam.

"Benar kata kakakmu, kamu harus memberikan energi itu kepada kakakmu."

"Berhenti menasehatiku! Aku bukanlah anak kecil yang kalian atur sesuka hati. Masa depanku milikku, kalian tidak berhak ikut campur!" Ucapnya tegas.

Prosesi demi prosesi berlangsung dengan cepat dan lancar. Kini Lian Wei resmi menjadi suami Wuling dan mulai sekarang ia resmi menjadi keturunan Rong. Banyak pasang mata yang ikut merasakan kebahagiaan mereka, hanya ada satu pemuda yang tidak suka dengan pernikahan ini yaitu Rong Long. Selama prosesi pernikahan tidak ada senyuman di wajahnya, hanya rasa dendam dan amarah yang tersimpan dari benaknya.

"Rong, aku titip putraku kepadamu. Tolong didik dia dengan baik, tegur jika salah dan jangan segan untuk memberitahuku jika putraku membuat keributan kepadamu,"

Rong tersenyum ramah. "Tenang saja dia anak baik, aku percaya dengan adanya pernikahan ini mereka akan bahagia begitu juga dengan harapanku semoga keluarga kita tetap terjalin hubungan dengan adanya pernikahan ini,"

Xiao Fang mengulurkan tangan tepat di hadapan Rong Long. Senyuman licik terpancar di wajahnya, sementara Rong Long hanya menatap sengit kearah Xiao Fang.

"Mulai sekarang kita saudara, jadi kau harus bersikap sopan kepadamu!"

Rong Long mengernyitkan dahinya. "Kita? Jangan mimpi!"

"Sampai kapan pun aku tidak akan terima kau sebagai saudaraku apalagi adik pecundangmu itu!" Ancamnya.

Xiao Fang tersenyum. "Cepat atau lambat adikku akan mendapatkan warisan dan kemampuan kita akan setara, lihat saja!"

"Jangan mimpi!"

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel