Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Putra mahkota yang terbuang

Kediaman keluarga Xiao di kota Jianche, seorang pemuda tengah duduk di bangku kekuasaannya sembari menatap sombong ke arah para pengikutnya.

Xiao Fang seorang pendekar hebat yang merupakan putra pertama dari raja Zhao Ming dan ratu Miayu Ming dari kerajaan ilusi. Di usianya yang masih sangat muda ini Xiao di angkat sebagai putra pewaris tunggal di kerajaan Ilusi karena kemampuan kultivasi mencapai titik terakhir tahap kuning. Kemampuan berkultivasi itu membuatnya merasa semakin tinggi dan sombong sehingga beliau tidak takut terhadap orang-orang yang berada di bawah naungannya itu meskipun usia mereka jauh lebih tua darinya.

"Xiao Fang memang hebat, di usianya yang masih dua puluh tahun sudah mampu menguasai berbagai macam teknik bela diri, serta mampu melampaui tingkatan kultivasi tahap akhir,"

"Benar sekali, memang dia layak untuk menjadi pewaris kerajaan ilusi,"

Xiao Fang semakin angkuh mendengar celotehan orang yang tengah memujanya, dirinya semakin merasa paling hebat dan tidak tertandingi.

"Tentu saja hanya aku pewaris tunggal di kerajaan ilusi, karena putra raja ilusi memang hanya aku dan kemampuan ini pastinya turun temurun dari sang raja dan ratu yang terhormat," ucapnya dengan begitu bangga.

Raja Zhao Ming tersenyum bangga melihat putranya di sanjung banyak orang karena kelebihan yang di miliki. Tidak ada sesuatu hal yang membahagiakan kecuali melihat putranya di segani banyak orang karena kehebatan yang di miliki putranya itu.

"Tenanglah putraku, kerajaan ini nantinya akan menjadi milikmu sepenuhnya sebab pecundang itu tidak akan mampu mengelola kerajaan ini dan hanya bisa menyusahkan semua orang. Ayah tidak akan memberikan secuil harta untuknya," ucap sang ayah membela putra pertamanya.

Tanpa mereka sadari seorang pemuda tengah mendengarkan pembicaraan mereka dari kejauhan sembari menahan rasa sakit hati yang luar biasa. Amarah, kecewa hingga murka setelah semua yang telah ia lakukan sia-sia tidak ada harganya di mata mereka. Pandangan mereka tentangnya tidak pernah berubah, sampai kapan pun mereka akan terus menganggapnya sebagai sampah kerajaan yang hanya menyusahkan mereka.

Lian Wei, putra kedua raja Zhao Ming yang tidak pernah di anggap. Berbeda dengan sang kakak yang terus mendapatkan pujian, serta kedudukan yang tertinggi dalam keluarga, Lian Wei justru malah di anggap sebagai beban keluarga karena ia terlahir dalam keadaan berbeda dengan kakaknya.

"Kenapa kamu terlihat begitu gelisah Xiao Fang? Apa yang mengganggu pikiranmu?" Tanya sang ayah melihat putranya sedang kesusahan.

"Sebentar lagi pertarungan hebat itu akan tiba, tetapi aku masih belum puas terhadap kemampuan yang ku miliki,"

"Aku khawatir jika pasukan kiriman dari Xiao tidak mampu memberikan bekal banyak kepadaku untuk bertarung nanti," Xiao Fang mengutarakan kekhawatirannya terkait masa yang mendatang.

Sang ayah yang mendengar keluh kesah itu seketika tersenyum sembari menepuk pundak Xiao Fang.

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan putraku, semuanya sudah ayah persiapkan secara matang jauh hari guna memenangkan pertarungan ini. Tenang saja, semua kebutuhanmu akan terpenuhi,"

"Tapi pertarungan itu setengah bulan lagi, bagaimana mungkin aku bisa tenang?" Ucapnya khawatir.

"Kita akan memanfaatkan keluarga Rong untuk memenangkan pertarungan ini!"

"Maksut ayah?"

"Mereka menginginkan tali persaudaraan ini tidak terputus hingga akhir hayat, sebagai cara agar tetap terjalin maka keluarga Xiao Dan Rong harus memiliki ikatan suatu pernikahan. Dengan adanya pernikahan ini bisa saja keluarga Rong akan memberikan seribu kristal dan teknik bela diri ketururnannya kepada kami, hal itu bisa kamu manfaatkan untuk bekal pertarungan nanti,"

Xiao Fang menolak secara mentah-mentah ide dari ayahnya. menikah bukanlah solusi untuk mengatasi suatu permasalahan, sementara menikah melibatkan perasaan satu sama lain, ia tidak rela jika harus mengorbankan perasaannya demi kepentingan kerajaan.

"Aku tidak sudi menikahi keturunan Rong!"

"Jangan khawatirkan masalah itu karena Lian Wei yang akan menikah dengan keturuan Rong bukan kamu. Ini merupakan salah satu cara cerdik untuk mendapatkan kristal itu, dengan membuat perjanjian pernikahan,"

"Aku tidak setuju!"

Lian Wei masuk ke dalam ruangan dan dengan lancangnya berdiri di depan ayah dan kakaknya tanpa hormat.

"Pecundang tidak tahu hormat! Ulangi caramu datang ke ruangan raja!"

"Aku tidak akan melakukannya, dan jangan harapa aku akan bersikap sopan kepada kalian!" Ucap Lian Wei dengan tegas dan dingin.

"Kau-"

"Xiao Fang hentikan!"

"Ayah tidak pernah meminta persetujuan darimu! Karena sampai kapan pun ayah tidak akan pernah berubah pikiran untuk tetap menikahkanmu dengan keturunan Rong!" Ujar sang ayah tegas dan dingin.

"Tapi ayah tidak bisa mengorbankan masa depanku hanya karena kepentingan kerajaan. Aku juga manusia biasa yang memiliki batas kesabaran, selama ini sudah cukup aku mengalah dengan kakak Xiao Fang," Lian Wei menggebu.

Pandangannya kini beralih tegas dan tajam kearah Xiao Fang. "Jika memang kau menganggapku sebagai saudara, seharusnya bisa bijak dalam menghadapi permasalahan ini dengan penuh keadilan!"

Xiao Fang tersenyum kecut kearah Lian Wei. "Aku tidak pernah menganggapmu saudara! Selama ini aku sudah berjuang penuh atas kerajaan, banyak pengorbanan yang telah aku lakukan, namaku sudah cukup tinggi di kerjaaan ilusi. Lantas bagaimana denganmu? Menikah dengan keturunan Rong hanya secuil perjuangan yang tidak ada artinya sama sekali."

"Dunia ini sungguh tidak adil,"

"Ya! Dunia memang tidak adil, mereka hanya akan memandangmu ketika kau memiliki kedudukan tinggi. Sedangkan manusia lemah sepertimu tidak akan pernah di pandang ada oleh mereka sampai kapan pun!" Hina sang kakak begitu menusuk ke dalam hati.

"Aku akan membuktikan kepadamu bahwa aku bukanlah sampai di keluarga ini!"

"Hahahaha.. Lian Wei, kemampuan kultivasimu bahkan sangat jauh di bawahku, lantas apa yang akan kamu buktikan kepada kami?"

"Pecundang!"

"Lian Wei! Bersikaplah sopan kepada kakakmu!"

Bugh..

Bugh..

Bugh..

Tanpa aba-aba Xiao Fang melayangkan hantaman maut kearah Lian Wei hingga membuat tubuhnya terhuyung menatap tembok hingga menyisakan bekas punggung pada tembok tersebut. Sebelum itu ia sempat melakukan perlawanan beberapa kali, bahkan ia masih dengan jelas melihat kedua orang tuanya membiarkan dirinya terluka di tangan kakak kandungnya sendiri tanpa melerai. Hal itu semakin membuatnya murka, ia merasa di rendahkan serendahnya. Amarahnya pun pada akhirnya membabi buta, namun karena kemampuan Xiao Fang jauh di atasnya sehingga ia pun kalah dalam pertarungan ini.

Energi kultivasi tingkat akhir yang di miliki Xiao Fang ini sangat kuat, tidak sembarang orang memilikinya karena perlu perjuangan yang hebat untuk mendapatkanya. Sehingga tidak mudah bagi pendekar biasa mendapatkan tetapi tidak jarang orang yang berhasil mengalahkan energi yang di milikinya itu.

Tembok pembatas itu berlubang menyisakan darah berceceran di lantai hingga pada akhirnya Lian Wei koma karena serangan dari Xiao Fang yang sangat brutal itu. Namun satu bayangan asing yang memenuhi penglihatannya yaitu.

"Diagram Bintang.."

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel