Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 FLASHBACK *LUNA*

perasaan gue gak enak banget sih daritadi, semenjak masuk rumah ini berasa ada yang ngawasin dan merhatiin. hemmm apa perasaaan gue aja yah, aneh. batin Luna

kernyitan didahi Thania timbul ketika melihat gelagat Luna yang gelisah sedari tadi, lalu Ia menyenggol tangan Luna dengan sikutnya.

"kenapa Lun.?" tanya Thania khawatir

"heheh biasa penyakit cewek, perut gue sakit banget. padahal ga makan yang aneh - aneh hari ini." jawab Luna sembari meringis menahan sakit diperutnya

" kamu pms ya.?" tebak Thania tepat sekali dan Luna hanya menganggukan kepala nya sembari tersenyum tipis dan mendapatkan helaan napas dari Thania kemudian Ia hanya bisa menasehati sesama perempuan " hati - hati ditempat orang jangan sembarangan ya, apalagi kamu lagi pms gitu.!" dan di balas Luna dengan ibu jari nya yang diacungkannya sembari tersenyum.

emang sih pembicaraan mereka ini bisa dikatakan bisik - bisik kecil karena hanya mereka para perempuan yang mendengar.

setelah lama tidak dapat menahan lagi sang panggilan alam mungkin bisa sekalian mengganti pembalut pikirnya, Luna kemudian meraih tas nya dan berbisik ke arah Uchi meminta pendapat kembali.

*Luna pov*

"aduh... dasar ni perut ga bisa diajak kompromi, minum sedikit aja udah mau dibuang, ahhh... nyerah gue nahannya, lebih baik gue permisi deh."

"psssttttt, Chi gue pengen pipis nih, gimana dong.?" tanya gue kepada Uchi yang memang duduk disebelah gue.

"yah, permisi atuh neng.. masa lo mau pipis disini ." sahut Uchi sebal melihat Luna yang menjadi lemot gini, padahal kan predikat itu seharusnya punya dirinya. Eehhhh..??

"iya udah deh, gue pamit buat ketoilet." kemudian gue hendak berdiri namun tangan gue ditahan oleh Uchi untuk menawarkan dirinya menemani gue permisi ke toilet .

"yaudah gue temenin." ajak Uchi kemudian menahan tangan gue tapi gue cepat - cepat menolaknya dengan alasan tidak enak dirumah orang.

Lahhh apa urusannya coba Lun Lun ..batin Uchi heran melihat tingkah Luna tersebut

" pak mohon maaf, boleh saya permisi ketoilet .?" tanya gue sembari berdiri, dan dibalas oleh pak Amir , kalo gue tinggal masuk kedalam dan belok kekiri dan kalo ada pintu yang berwarna coklat itulah pintunya.

.

akhirnya gue masuk dan waw... unik banget ni rumah, banyak guci-guci besar serta ukiran- ukiran khas jawa, banyak pula poto - poto keluarga, ada sebuah poto besar di antara poto - poto kecil ini, mungkin ini istri Pak Pades dan anak nya , cantik. satu kata pas gue liat poto anak nya dan istrinya, tapi kok kayak gak asing ya.. hahhh udahlah daripada banyak mikir mending gue nuntasin yang menjadi tujuan awal gue, ke toilet.

"aduh mana ya?, ohya belok kiri." yupp pintu berwarna coklat berada diujung rumah ini.

cklek... gue ngebuka pintu berwarna coklat itu dan apa yang gue lihat jengjengjeng... hutan.! hutan...? etdah ini mah pintu belakang. mana toiletnya.? sempat gue celingak celinguk mencari pintu toilet yang sebenernya, dan yaa diujung sana deket rerimbunan pepohonan, Aduh... ribet amat cuma mau ketoilet doang, lalu gue berjalan kearah toilet itu dengan pelan dan sedikit merasa takut, mana udara dingin gini perasaan hari masih siang .

gue menginjak dedaunan yang telah mengunng dan kering terdengar nyaring ketika diinjak dan juga patahan ranting yang berasal dari rimbun pepohonan dibelakang rumah Pak Kades.

wushhhhhhh......hihihahah suara anak - anak bermain berlarian dari arah belakang gue, sontak gue menoleh kebelakang dan gue ngelihat tuh anak - anak kecil berlarian, jika dilihat secara sekilas sih ga ada yang aneh, tapi saat lo melihat dengan pasat anak itu... anak itu wajahnya aneh berlumuran darah dan wajah pucatnya seolah menatap kosong , gue bergidik ngeri melihat anak itu dengan bola mata hitam pekat anak itu tiba - tiba menabrakkan dirinya kearah pohon besar itu dan brak... hilang seketika dengan beberapa kursi kosong berhamburan jatuh ketanah yang awalnya tertata rapi itu. mungkin dulunya pernah dipake entah untuk apa, rumah makan mungkin.

Ya Tuhan apa yang barusan itu rasanya gue pingin nangis dan pingsan tapi bagaimana pun mata gue enggak bisa ketutup dan sontak saja gue langsung menuju ke toilet untuk cepat - cepat menuntaskan apa yang menjadi tujuan awal gue.

ketika membuka pintu toilet ini, kesan pertama yang gue liat lumayan bersih dan menakutkan namun lagi - lagi gue mengenyahkan perasaaan asing ini dan segera menyesaikan panggilan alam yang sedari tadi gue tahan, dan juga mengganti pembalut yang sudah sedari tadi risih gue rasain ini, hemmmm bodohnya gue ga bawak kantung kresek buat buang bekas pembalut ini. celingak celinguk gue nemuin kotak sampah dan yahhh buang ajalah yah, tapi harus dicuci dulu ni ga enak kalo langsung buang, meskipun agak merasa jijik tetapi harus gue tahan karena ini juga buat kebaikkan kan, menurut Thania sih gitu jangan sembarangan didaerah orang apalagi daerah ini terbilang angker katanya, mana banyak pohon besar dan yang pasti tuh kalo daerah banyak pohon besar - besarnya yaaa banyak penghuninya . hmmm entahlah semua ini kembali ke keyakinan diri masing - masing, tapi menjaga kebersihan dan kesopanan adalah kunci utama ketika bertandang ke daerah orang.

setelah menyelesaikan panggilan alam , gue mencoba bercermin dikaca yang tertempel didinding, kacanya terlihat tidak terurus dan banyak retakan pula, untung masih bisa ngaca samar - samar gue merasa kayak ada orang dibelakang gue , apasih halu aja kerjaan gue.

hushhhhh..... angin dingin berhembus disekitar leher gue yang membuat bulu kuduk gue meremang , astaga...

sekali lagi gue merasakan hal janggal disini, tapi saat gue menoleh tidak ada siapa-siapa, halusinasih ni gue.

namun, saat kembali gue menoleh arah cermin dan AAkhhhhhhhh astaga astag astaga siapa itu disana disudut retakan kaca ada perempuan berambut panajang menatap kosong kearah cermin dan sumpah demi apapun mata gue terpejam gemetaran untuk beberapa menit, kemudian dengan sisa keberanian yang gue punya , gue membuka mata dan melihat kembali kearah cermin dan yupp syukur deh dia udah ga ada yang otomatis membauat gue langsung tanpa babibu ngibrit dari toilet ini.

kembali masuk dengan tetap stay cool and positive thinking, mungkin hal itu tadi cuma halusinasih dan sugesti gue aja yang sering nonton film horror bareng anak - anak .

setelah gue menutup pintu sekali lagi gue dikejutkan dengan seorang gadis dan berdiri diam disudut jendela, gadis yang sama ditoilet tadi gadis berambut panjang sedang berdiri disamping pintu belakang dekat jendela, dan gue bersyukur karena dengan melihat nya gue berarti ga sedang berhalusinasi kan . mungkin saja dia tadi hendak ke toilet dan ga tau kalau ada gue.? iya iya bener - bener, hmmm lagian die maen masuk - masuk aja. gue perhatiin sedari tadi ia sepertinya sedang banyak masalah deh diem aja dan ga bosen - bosen memandang halaman belakang, perasaan ga ada yang special dihutan itu yang ada malah serem.

"ehmm permisi, kamu...." gue jadi kikuk sendiri gue sapa pun ia tetap diam, akhirnya gue ga ambil pusing dan meninggalkannya, namun perasaan penasaran gue kembali hingga gue berbalik ingin melihatnya lagi dan

"Deg." ia sudah ga ada! kemana dia..? mungkin ketoilet karena udah ga tahan..? atau.... seketika bulu kuduk gue merinding cepet - cepet gue ngibrit berjalan keruang tamu dimana temen-temen gue berada, tapi sepertinya mereka sudah mulai beranjak pergi. sesampainya gue dihadapan mereka melihat wajah - wajah khawatir

" kenapa lo Lun.?" tanya Aryo dengan wajah penasarannya.

" enggak, enggak kenapa- kenapa kok,.!" balas gue tergagap, aneh gue sulit buat sekedar ngomong perihal tadi.

"bener kamu ga papa bby..?" tambah Dimas, kali ini gue sedikit bersalah buat mengabaikan pertanyaan Dimas, namun gue hanya bisa diam entah kenapa rasanya bibir gue kekunci cuma buat balas pertanyaan Dimas, kenapa.? entahlah gue merasa ada yang berbeda dari diri gue sendiri, kemudian gue cepet - cepet dan berjalan menyusul Thania dan Uchi yang sudah berjalan didepan .

kami bergegas kerumah yang bakal kami tempati nanti, disepanjang perjalanan gue masih memikirkan gadis misterius itu kenapa tatapannya begitu memilukan sedih rasanya melihat raut pucat dan pandangan kosong itu , dan lagi - lagi mata gue bertemu dengan tatapan Dimas yang sedari tadi memandang gue terus menerus , hati gue mecelos melihat raut tatapan nya . "hmmmm maafin aku Bby, ga maksud cuekin kamu, tapi entahlah aku ga bisa bilang ini. " batinku bergumam tanpa bisa berucap langsung padanya.

to be continue*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel