Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Hamil anak pria brengsek

Zidan berdecak kesal, karena ia begitu ingin tau keadaan Alena yang begitu pucat seperti itu, tapi sayangnya dia tidak bisa mengetahui nya.

Theana segera menelpon ibunya terlebih dulu, tapi tidak menyangka jika yang datang ke sekolah bukan hanya ibunya saja melainkan Ayah nya.

Andri yang mendengar kabar Alena pingsan di sekolah dari istri nya, merasa khawatir dengan anaknya itu.

Seminjak kejadian dimana dia menemukan Alena yang begitu ketakutan dan meminta nya untuk menutup jendela kamarnya. Sampai Andri pun mengecek CCTV yang menuju arah kamar Alena, namun tidak ada apapun.

Tentu saja tidak ada karena Zidan begitu gesit menghindari cctv itu.

Namun Andri merasa ada yang tak beres dengan ketakutan putri nya itu.

Ia tahu, jika putri nya telah berbohong pada nya saat itu, seolah sedang menutupi sesuatu yang membuat Andri begitu penasaran hingga detik ini juga.

Andri dengan pakaian biasa saja telah tiba di sekolah Alena.

Dia tidak ingin terlihat mencolok dan akan mengundang para wartawan nantinya.

bahkan mereka berada di ruangan yang dikhususkan untuk dokter itu memberitahu apa yang terjadi pada Alena.

Agar tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi pada Alena.

" Katakan, apa yang terjadi pada anak saya." Suara yang terdengar khawatir bercampur aduk, begitupun dengan Riani yang begitu takut dengan keadaan anak nya yang akhir-akhir ini terlihat berbeda.

Seminjak Alena pulang sekolah pada saat itu, terlihat ada yang berbeda. Alena menjadi lebih murung dan mengurung diri dikamar dan tidak banyak keluyuran bersama teman-teman nya.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf terlebih dulu Tuan jika nantinya pengecekan saya itu salah atau anda tidak yakin.Tuan bisa membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut." Dokter meminta maaf sebelum berbicara karena takut jika pemeriksaan nya itu ada yang salah walaupun sudah beberapa kali dia mengecek nya dan mencoba memastikan dengan benar tetapi hasil nya tetap saja sama.

Namun dia tidak ingin terlalu menyakinkan keluarga gadis yang diperiksa nya itu setelah melihat jika orang tua dari Gadis itu bukanlah orang sembarangan dan semua orang tau pada nya.

" Baik, jika seperti itu. Sekarang katakan apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya." ucap Andri

" Saya sudah beberapa kali mengecek nya hasil nya tetap sama ternyata pasien sedang hamil dan usia kandungannya masih sangat muda sehingga dia pingsan karena kelelahan."

Dar…

Seperti ada petir yang langsung menyambar kedua orang tua Alena, mereka begitu terkejut dengan apa yang didengarnya.

"Apa! Itu tidak mungkin, anak saya tidak mungkin hamil. pasti ada kesalahan." ucap Andri begitu tidak percaya mendengar apa yang diucapkan sang dokter.

" Sebelumnya jika Tuan tidak percaya dengan pemeriksaan saya. Tuan bisa memeriksanya kembali di rumah sakit."

Dokter itu seolah sedang mengangkat tangan nya pasrah dan tidak ingin mempermasalahkan jika orang di hadapannya meragukan pemeriksaan nya.

" Baik! kalo gitu saya akan membawa nya untuk mengecek nya lebih lanjut, dan terimakasih telah memeriksa anak saya."

Walaupun Andri tidak percaya pada dokter itu, ia tidak berterima kasih padanya dan segera mengangkat tubuh Alena untuk membawa nya kerumah sakit.

Riani mengikuti nya dari belakang dia bisa berbicara apa-apa detak jantung nya masih berdetak kencang.

Sedangkan Theana yang memang tidak diijinkan masuk juga begitu terkejut saat melihat raut wajah ayah nya terlihat berbeda.

"Ibu apa yang terjadi pada Alena?" Tanya Theana

" Sayang, ibu tidak bisa memberitahumu sekarang. Kita bicara lagi nanti setelah dirumah." ucap Riani dan segera kembali berjalan.

Andri memijat pelipisnya yang terasa berdenyut dan hati yang begitu hancur setelah dokter beberapa kali mengecek hasil nya tetap sama dengan dokter yang sebelum nya memeriksa Alena.

Alena tetap dinyatakan hamil.

ia gagal menjadi seorang Ayah yang menjaga anaknya agar tidak terjerumus pergaulan bebas yang membuat nya harus hamil di usianya yang baru saja 19 tahun, bahkan ia baru saja selesai ujian dan sedang menunggu surat kelulusan keluar.

" Mas, bagaimana ini… Apa kita harus menyingkirkan janin itu." ucap Riani.

" Apa maksudmu, janin itu sama sekali tidak bersalah dalam hal ini. Kenapa kita harus menyingkirkan nya. Kita tunggu sampai gadis itu sadar." ucap Andri begitu tegas pada istri nya yang berpikir untuk menyingkirkan cucu nya sendiri.

Walaupun ia marah, benar-benar marah tapi tidak sampai berpikir sejauh itu.

" Mas, jika para wartawan tau berita kehamilan ini… maka kita akan jatuh miskin Mas, aku tidak mau jatuh miskin dan aku tidak mau juga dibicarakan oleh ibu-ibu arisan dan juga temanku yang lain. Mau ditaruh dimana wajahku ini… pokoknya kita harus membuang bayi itu."

Andri terkejut dengan perkataan istri nya.

" Kau tidak ingin jatuh miskin?" Tanya Andri dengan wajah yang sulit diartikan.

Dia benar-benar tidak menyangka dengan istri nya.

" Tentu saja aku tidak mau jatuh miskin."

Andri mengepalkan tangan nya erat, ingin marah pada istri nya itu tetapi Alena sudah tersadar dari pingsan nya sehingga Andri mengabaikan semua perkataan istri nya dan segera bertanya pada putrinya.

" Alena…"

" Ayah," gumam Alena sambil melihat seisi ruangan yang terasa aneh baginya, karena didalam benak nya ia masih berada di rumah.

" Katakan dengan jujur pada Ayah."

Alena mengernyit tidak mengerti dengan perkataan Ayah nya yang tiba-tiba berkata seperti itu.

" Apa maksud ayah?"

" Anak siapa dalam perutmu itu."

Deg!

Alena membeku dengan perkataan Ayahnya, tetapi pikiran nya teringat pada saat dia mengatasinya dengan testpack ia sama sekali tidak hamil, tapi kenapa Ayah nya berkata seperti itu.

" Alena, cepat katakan pada Ayah anak siapa yang kau kandung itu." Andri mulai menggunakan suara yang sedikit meninggi saat melihat anaknya hanya diam seperti patung, tanpa berkedip.

" Apa maksud Ayah? siapa yang sedang hamil. Aku tidak hamil Ayah, kenapa kau menuduhku."

Alena yang mengira jika dirinya memang tidak hamil tentu saja tidak akan mengakuinya, karena yang dia tau bahwa ia telah mengecek nya pada saat itu dan hasil nya negatif jadi tidak mungkin jika dirinya yang dimaksud oleh Ayah nya itu.

" Tentu saja kau, dokter telah memeriksa nya." ucap Andri

Mata Alena membulat seketika mendengar perkataan Ayah nya jika dokter telah memeriksa nya.

" Tidak, Tidak mungkin aku hamil. Dokter pasti salah." Alena masih tidak percaya, jelas-jelas waktu itu dia telah mengecek nya.

" Dokter tidak mungkin salah, karena bukan hanya satu yang mengecek nya Alena." Bentak Andri.

" Tidak-tidak mungkin… aku tidak sudi hamil anak dari pria Brengsek itu ayah… aku harus menggugurkan kandungan ini." Alena meraung keras, ia benar-benar tidak menginginkan anak yang ada di dalam kandungan nya.

" Apa maksudmu Alena?" Andri terkejut dengan apa yang diucapkan oleh anaknya sendiri yang ternyata tidak menginginkan anak nya lahir kedunia.

Membuat Andri semakin pusing belum lagi istri nya juga sama dengan hal itu.

Alena mulai menceritakan apa yang telah terjadi padanya pada malam itu.

Sambil menangis Alena menceritakan kenapa dia sampai hamil dari awal kejadian padahal malam itu.

Dadanya kembali sesak mengingat apa yang telah terjadi padanya.

****

Dua tahun kemudian.

Alena tersenyum miris saat mobil mewah melewati nya begitu saja, dulu mobil seperti itu sering sekali di naiki oleh nya.

Alena berjalan di trotoar jalan menuju arah kampus nya.

Dengan malas Alena berjalan sambil menundukkan kepalanya.

hingga tiba-tiba ada orang yang menghadang jalan nya.

Alena terkejut saat hendak menabrak orang yang ada di depan nya, ia pun mendongakkan kepalanya.

" Nona, ada harus ikut kami pergi." Ucap salah satu pria bertubuh besar dan pakaian serba hitam.

" Siapa kalian, untuk apa aku ikut dengan kalian." Ucap Alena dengan mata melihat kesana kemari. Bersiap-siap untuk meminta tolong pada orang-orang yang tidak jauh dari Alena.

" Bos kami ingin bertemu dengan anda Nona."

" Siapa bos kalian. Aku tidak punya urusan apapun dengan siapapun." Suara Alena terdengar ketakutan.

" Nona, sekarang ikutlah terlebih dulu. Biar bos kami yang menjelaskan semua nya."

" Tidak, aku tidak mau ikut dengan kalian. Lagi pula aku tidak kenal dengan kalian." Ucap Alena hendak berlari, tetapi tangan telah di pegang erat.

" Nona ikut lah dengan kami." Ucap nya sambil menyeret Alena untuk masuk kedalam mobil.

" Akhhhh…. Tolong… tolong… aku.." teriakkan Alena begitu kencang tetapi tidak ada yang mau menolong nya.

Tentu saja tidak ada yang mau menolong Alena karena Gadis itu bahkan di kucilkan di kampus nya, tidak ada yang mau berteman dengan nya karena miskin.

Air mata Alena mulai berjatuhan begitu sesak melihat orang-orang yang tak jauh darinya hanya menjadikannya sebuah tontonan tanpa berniat menolong nya.

Tak ada belas kasihan dari mereka.

Sampai akhir nya Alena hilang kesadarannya, matanya mengelap seketika.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel