Senyuman
"Sakit ...!'' Bagas meringis kesakitan setelah ular itu berhasil mematuk lengannya.
Tiba-tiba terdengar suara segerombolan orang, mereka ternyata penjaga apartemen yang mendengar teriakan Bagas dari dalam kamarnya. Kemudian mereka mendobrak secara paksa pintu apartemen tersebut.
Tidak lama kemudian, Bagas pun pingsan dan tersungkur ke lantai. Para penjaga apartemen segera mengusir ular dari dalam kamar dan berniat akan membawa ular tersebut kehabitatnya.
Sementara Bagas langsung dilarikan ke Rumah sakit karena luka bekas patukan ular sangat berbisa dan dokter segera mengobati luka Bagas yang sudah cukup serius.
______________
''Bagaimana jika Bagas membuka kopernya dia pasti sangat kaget dan langsung lari ketakutan. Dia 'kan pobia ular Amira, jika aku melihatnya langsung pasti perutku ini tidak akan berhenti sakit karena tertawa menyaksikan keterkejutan Bagas,'' ucap Irsyad tersenyum ke arah Amira.
''Entahlah, mungkin Bagas akan pingsan, suruh siapa dia berani mengkhianatiku jadi semua ini terjadi karena ulahnya.'' ujar Amira lantang tanpa menatap Irsyad.
''Bagas memang sepantasnya mendapatkan karma yang setimpal. Dari awal kenal dengannya, memang hubungan aku dan dia cukup dekat, aku sendiri sama sekali tidak menyangka ternyata sifat Bagas sangat keterlaluan. Tapi untunglah kamu dan juga Papamu sudah bertindak tegas mengusir Bagas dari rumah ini dan pastinya hidup Bagas akan kembali ke masa dulu sewaktu tinggal bersama kedua orang tuanya. Atau bisa jadi dia sekarang luntang-lantung di jalanan seperti orang gila.'' pekik Irsyad menertawakan Bagas. Wajah Amira nampak senang, dia telah menutup hatinya untuk Bagas, biasanya jika ada yang menjelekkan suaminya pasti Amira akan bertindak keras. Namun sekarang sudah berbeda. Jadi Amira tidak akan merasa kesal.
''Aku juga sangat berterima kasih sama kamu Bang, jika bukan idemu untuk menyadap Whatsapnya mungkin sampai sekarang akan menjadi wanita yang paling bodoh ditipu oleh suami sendiri. Tapi sekarang aku sudah sadar, ternyata sepandainya orang menyimpan bangkai pasti akan tercium juga, begitu pula dengan Bagas, pokoknya terima kasih banyak.'' sahut Amira pada kakak sepupunya.
''Kamu jangan berterima kasih Amira, ini juga sudah menjadi kewajibanku untuk melindungimu, apalagi kamu satu-satunya adik sepupu perempuanku. Aku sudah menganggapku adik kandungku sendiri walaupun kita terlahir beda kedua orang tua,'' ujar Irsyad, mereka memang sudah seperti kakak dan adik yang sama sekali tidak bisa dipisahkan.
''Iya, Bang. Aku juga sudah menganggap Abang Irsyad seperti abang kandungku sendiri.'' sahut Amira mengulum senyum, begitu pun dengan Irsyad.
Suasana kembali hening, tidak ada percakapan antara mereka. Amira nampak sedang sibuk menatap benda pipih di pergelangan tangannya. Sementara Irsyad menatap wajah Amira terus-terusan tanpa berpaling sedikit pun.
Dalam hati Irsyad begitu sangat kagum pada Amira, Irsyad berpikir bahwa Amira adalah wanita yang sangat cerdas, cantik dan mandiri. Tiba-tiba saja perasaan Irsyad menggebu.
''Amira, hmm. Abang boleh tanya sesuatu sama kamu tidak?'' tanya Irsyad, lalu Amira menatapnya heran.
''Boleh, memangnya Abang mau tanya apa sama Amira?''
''Apa sekarang kamu masih mencintai Bagas?''
Amira menatap heran ke arah kakak sepupunya itu, dia menarik nafas pelan.
''Nggak, setelah mengetahui perselingkuhannya, aku sudah tidak mencintainya. Lagi pula untuk apa aku mencintai seorang pengkhianat? Aku sangat membenci pengkhianatan!'' seru Amira menjawab. Irsyad hanya mengulas senyum tipis di sudut bibirnya.
''Lalu bagaimana jika Bagas kembali dan meminta rujuk dan bukankah dia meminta upah talak padamu?'' tanya Irsyad membuat Amira merasa tak nyaman dengan pertanyaannya.
''Aku tidak akan mungkin mau kembali dengannya dan untuk uang talak permintaan Bagas, memang sewajibnya aku harus membayar uang talak tersebut, karena aku yang meminta cerai darinya. Akan tetapi jika Bagas tetap memaksa uang talak dariku, dia pasti akan kalah sebab tidak akan mungkin berhasil di pengadilan karena Bagas sama sekali tidak pernah memberikan aku uang sepeser pun, padahalkan kami menikah sudah dua tahun. Seharusnya Bagas mampu memberi nafkah untuk tapi ini terbalik, malah aku yang memberi nafkah padanya dan aku sangat yakin, itu tidak akan terjadi. Aku punya semua bukti transfer setiap bulannya ke nomer rekeningnya dan apalagi dia sudah berselingkuh di belakangku. Jadi aku tidak akan takut sama ancamannya.''
Amira begitu sangat percaya diri, dia tidak akan mungkin menjadi wanita lemah dan gampang percaya pada orang lain. Tekadnya sudah bulat tidak akan mau kembali pada Bagas karena dia sudah menggoreskan luka yang paling dalam di hatinya.
Tidak seperti kebanyakan wanita lain, mungkin wanita lain akan mampu menerima lelaki yang telah menyakiti perasaanya dengan malah bermain cantik dan membalaskan dendamnya atau dengan menyelingkuhi balik. Akan tetapi Amira hanya bisa bersabar dan merelakan Bagas untuk bersama dengan wanita idaman lain dan mengusir Bagas dari rumahnya dan membiarkan lelaki yang sudah menjadi suaminya itu miskin seperti dahulu.
Sekarang Amira hanya ingin meneruskan karir Papanya dan tidak ingin menjalin hubungan dengan lelaki lain, tak terkecuali dengan Irsyad. Amira begitu sangat menyayanginya begitu pun sebaliknya.
Awalnya perusahaan Hartawan akan jatuh ke tangan Bagas, karena dia satu-satunya menantu lelaki. Namun semuanya sudah terungkap dan kini Bagas telah pergi karena diusir oleh keluarga Hartawan.
''Abang sangat bangga sekali padamu Amira, semoga kamu bisa mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari Bagas. Apalagi sekarang kamu sudah bisa berjalan dengan normal, pasti semua lelaki akan langsung terpana dan jatuh cinta terhadapmu,'' ujar Irsyad memuji Amira.
''Bang Irsyad bisa saja, Amira belum ingin memikirkan lelaki, baru juga ngajuin gugatan cerai ke pengadilan agama. Masa iya ada lelaki yang suka sama janda seperti Amira,'' Amira tertawa, merasa lucu akan ucapan Irsyad.
''Ya pasti ada yang mencintai kamu Amira, kamu 'kan belum punya anak, apalagi kamu cantik dan berkarir lagi. Pastinya semua orang pasti mengira kamu belum pernah menikah,'' cecar Irsyad, namun Amira hanya menganggap ucapan kakak sepupunya sebagai lelucon saja.
Amira memang menikah secara syah menurut agama dan negera, namun Amira menyangka bahwa tidak akan ada lelaki yang mau menerimanya kelak karena dia sekarang sudah menjadi janda walaupun belum mempunyai anak.
Amira hanya akan berfokus pada perusahaan seperti dahulu sebelum menikah dengan Bagas.
BERSAMBUNG...
_____