Chapter 10 - Wanita Licik
"Chiirrsss!"
Rain dan Kayla terlihat minum bersama di sebuah bar. Keduanya tampak senang menikmati waktu bersama.
Rain tersenyum tipis melihat Kayla kembali termenung setelah perbincangan panjang mereka.
"Kamu masih memikirkan Joshua?" tanyanya usai meletakkan gelas wine pada meja di depan.
Kayla mengangguk. "Ya, aku terkadang heran pada Joshua. Sikapnya sedikit aneh sejak kami menikah. Aku kehilangan Joshua yang hangat dan penuh perhatian, seperti saat dia menjadi bodyguard pribadiku dulu."
"Mungkin itu hanya perasaanmu saja, tapi wajar jika Joshua sedikit berubah. Sekarang dia adalah suamimu, dia harus bekerja keras untuk membuatmu bahagia. Terlebih papamu telah memberinya tanggung jawab yang besar, kurasa itu tidak mudah untuknya," tukas Rain mencoba menyingkirkan prasangka buruk di hati Kayla pada Joshua.
"Mungkin," lirih Kayla. Lalu menuangkan botol wine di atas meja. Dia ingin minum sampai mabuk malam ini.
"Hei, sudah. Kamu sudah kebanyakan minum. Aku nggak mau mengantarkan wanita mabuk pulang, itu sangat merepotkan!"
Rain buru-buru merebut gelas berisi wine dari genggaman Kayla. Kepalanya menggeleng melihat wanita itu tak mau berhenti minum.
"Malam ini sangat indah! Ayo habiskan malam denganku, Sayang!"
Rain menggeleng pusing mendengar Kayla yang terus meracau tidak karuan.
Sial!
Wanita itu benar-benar mabuk berat, dan sekarang Rain sedang memapahnya menuju mobil.
Kayla membuatnya kewalahan. Bahkan wanita itu berkali-kali mencoba mencium bibirnya. Hanya saja Rain terus menolak.
"Joshua, ayo kita lakukan di dalam mobil. Kurasa itu akan sangat menyenangkan! Ayo Joshua! Cium aku, Sayang!"
Rain segera menutup pintu mobil setelah berhasil memasukkan Kayla yang sedang mabuk ke dalam.
Ya Tuhan, bagaimana ini? Kayla sudah mabuk berat, dia tidak yakin bisa mengantarnya pulang.
Dari kejauhan, tepatnya di dalam mobil yang berada di area basement yang sama di mana mobil Rain berada.
Dua orang pria saling pandang sambil tersenyum tipis. Kemudian satu orang darinya segera menunjukkan kamera SLR yang dipegang.
"Kurasa tidak ada hasil foto yang jauh lebih ambigu dari ini. Cepat hubungi pihak Media. Besok pagi foto-foto ini harus sudah muncul di majalah gosip dan televisi," ucap satu orang pria di dalam mobil pada rekannya.
"Tentu saja. Sekarang kamu hubungi juga dia. Bukankah dia yang menyuruh kita untuk mengikuti Nona Kayla dan Tuan Rain. Kurasa dia yang harus lebih dulu diberi tahu. Jangan lupa minta uangnya segera," sahut rekannya seraya tersenyum lebar.
"Ah, kamu benar. Aku akan menghubunginya sekarang!" Pria itu tampak bersemangat.
Sementara itu, Reinata sedang duduk pada sofa di kamarnya. Hanya seorang diri, karena Beni masih berada di luar kota bersama Joshua.
Wanita itu hanya mengenakan pakaian tidur yang tipis di malam yang dingin.
Segelas anggur dirinya nikmati guna menghangatkan tubuhnya yang sedang butuh belaian seorang pria.
Penolakan Joshua di Batam tempo hari benar-benar membuatnya kesal. Namun, dia belum menyerah untuk mendapatkan mantan pacarnya kembali.
Ekor matanya melirik pada ponsel pintar yang tergeletak di atas meja. Satu panggilan masuk dari nomor asing.
Bibir merah itu tersenyum tipis. Reinata segera menyambar benda pipih di hadapannya.
["Nyonya, kami sudah mendapatkan fotonya! Bahkan, kami juga sudah mengirim foto-foto itu pada Media!"]
Suara seorang pria terdengar dari seberang sana.
"Bagus! Aku akan mengirim uangnya segera." Reinata tersenyum licik usai menyudahi panggilan ponselnya.
Akhirnya dia bisa menciptakan sedikit demi sedikit keretakan pada pernikahan Joshua dan Kayla.
Setelah foto-foto itu tiba ke tangan para pembuat berita, pasti Joshua akan sangat marah pada Kayla lalu menceraikan model itu, pikirnya sudah tak sabar.
Tak membutuhkan waktu lama. Foto-foto Kayla yang sedang minum bersama Rain di sebuah bar sudah tersebar ke berbagai media online.
Foto-foto Rain yang sedang memapah Kayla menuju mobilnya dalam keadaan mabuk turut menuai konflik di antara para fans.
"Apa yang terjadi antara Kayla dan Rain? Bahkan Kayla sudah menikah. Tidak mungkin mereka sedang menjalin hubungan gelap!"
"Kayla mabuk berat dan diantar pulang oleh Rain? Waw! Ada apa di antara mereka?"
Gosip panas itu sudah menjadi tranding berita dan menjamur di seluruh kota. Bahkan sampai pada Joshua yang sedang berada di Bandung.
Scene Rain yang sedang memapah Kayla dalam keadaan mabuk menuju mobilnya diputar berulang kali pada tayangan berita di televisi saat dirinya sedang menikmati makan siang di ruang kerjanya. Dia benar-benar murka melihat berita itu.
Apa yang Kayla lakukan dengan Rain di bar itu sampai mabuk?
Joshua menggeleng tak percaya. Diraih remot control LCD besar di hadapannya. Dia segera mematikan layar. Nafsu makanya langsung hilang. Sepertinya dia harus segera pulang sore ini juga, pikirnya.
Sementara itu, Reinata yang sedang duduk pada sofa di kamarnya sangat puas melihat tayangan gosip di televisi sore itu.
Bibirnya mengulas senyum melihat banyak wartawan yang sedang mengejar Kayla di lokasi pemotretan.
"Hm, kuharap Joshua sudah melihat berita ini. Aku yakin, dia pasti sangat terkejut. Rain bahkan terlihat sangat bersemangat saat memapah Kayla menuju mobilnya. Joshua akan marah-marah pada istrinya lalu mereka bercerai, dan ... selesai. Haha!"
Gelak tawa Reinata sampai terdengar ke luar kamar. Thomas yang sedang melintas sampai dibuat terkejut mendengarnya.
Pria itu segera menghentikan langkah, mendekat pada pintu kamar Reinata yang sedikit terbuka.
Mata pelayan itu enggan berkedip melihat wanita cantik yang hanya mengenakan pakaian tidur berbahan tipis di dalam sana.
Jakunnya naik turun menelan ludah kasar. Sebagai pria normal, Thomas pun sangat tergoda melihat kecantikan dan keindahan tubuh Reinata.
Matanya naik turun memperhatikan Reinata. Dia kembali menelan ludah kasar saat matanya melihat paha putih wanita itu yang bersilang kali.
Thomas tak kuat menahan gejolak liar yang mendera jiwa. Pria itu segera memutar tubuh saat mata Reinata tertuju ke arahnya.
"Thomas?"
Reinata sangat terkejut melihat ada sosok pria yang sedang mengendap di pintu kamarnya.
Beraninya pelayan sialan itu mengintip! Dengan wajah geram Reinata bangkit dari sofa.
Thomas masih berdiri di sana, dia dibuat sangat terkejut saat pintu di depannya terbuka ke dalam.
Matanya membulat penuh sebelum menunduk ketakutan melihat Reinata sudah berdiri di hadapannya. Wanita itu sedang menatapnya penuh selidik.
"Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Thomas?" tanya Reinata dengan tatapan tidak suka pada pelayan pria di hadapannya.
Setahunya ini bukan kali pertama dia menangkap Thomas yang sedang mengintipnya.
Pria itu sudah seringkali mengendap di pintu kamar. Bahkan saat dirinya sedang bercinta dengan Beni. Benar-benar sialan!
"Maaf, Nyonya Reinata. Saya hanya ingin memberitahu kalau makan malam sudah siap."
Thomas menjawab tanpa berani mengangkat wajahnya. Matanya menatap diam-diam wanita berpakaian seksi di hadapannya itu. Benar-benar seksi dan membuatnya kepanasan.
"Aku belum lapar. Pergilah dari sekitar kamarku. Kalau aku melihatmu di sini lagi, aku akan menyuruh Mas Beni untuk memecatmu. Paham?!" Masih dengan wajah kesal Reinata berkata.
"Baik, Nyonya. Permisi."
Thomas segera mundur dari hadapan Reinata. Tanpa berani menatap wanita itu, dia segera melenggang pergi.
"Dasar pelayan mesum sialan! Mengganggu saja!"
Reinata mendengus kesal seraya menutup rapat pintu kamarnya.
Thomas tiba di kamarnya. Pria itu menutup rapat pintu dan menguncinya dari dalam.
Kemudian dia bersandar di sana. Matanya menatap dinding di hadapannya yang dipenuhi banyak foto-foto Reinata.
Rupanya diam-diam Thomas menyukai Reinata. Dia terobsesi pada istri tuannya itu. Makanya pria itu sering mengintip Reinata yang sedang bercinta dengan Beni.
"Nyonya Reinata, kapan aku bisa mendapatkan dirimu meski sekali saja. Aku benar-benar tak tahan setiap kali melihatmu. Senjataku ingin dimasukan padamu, Reinata-"
Thomas membuka ritsleting celana kainnya. Dia menyentuh benda yang mengeras di dalam sana.
Matanya terpejam tak menentu sambil mengocok miliknya sendiri, dia membayangkan Reinata dalam fantasi seksnya.
"Oh, Nyonya Reinata!"