Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

02. Rencana Penyerangan

Pada sisi lain.

Di suatu tempat tak jauh dari gurun bunga equinox merah, terdapatlah perkampungan kecil dengan bangunan-bangunan rumah sederhana yang dijadikan tempat untuk berkumpulnya Kelompok Topeng Iblis milik Qing Yuan. Sebagian dari mereka adalah orang-orang dari Sekte Lembah Kegelapan dan sebagian lainnya dari Keluarga Qing yang rela mengikuti sang tuan muda.

Sekte Lembah Kegelapan sendiri adalah suatu perguruan bela diri milik Yang Hua yang merupakan guru dan ayah tiri dari Qing Yuan.

Yang Hua merawat, melatih Qing Yuan semenjak pemuda itu masih bayi dan memperlakukan anak tersebut sebagaimana anak kandungnya sendiri. Maka tidaklah mengherankan, jika Qing Yuan memilki kemampuan bela diri yang cukup mengagumkan.

Selain itu, Qing Yuan juga telah mempelajari sebuah teknik jurus pedang rahasia yang menurut Qing Fuyu ibunya, jurus-jurus ini tidak boleh digunakan secara sembarangan. Qing Fuyu merasa khawatir, jika anak lelakinya menggunakan semaunya, maka identitas asli Qing Yuan akan terbongkar.

Di tempat tersebut, telah menunggu seorang pria muda bernama Yang Shui yang berusia dua tahun lebih tua dari Qing Yuan. Pria berpostur tubuh tinggi dan tegap itu berdiri tegak di hadapan sepasukan orang berpakaian serba hitam dengan topeng berukir bunga equinox yang melekat di wajah masing-masing. Pasukan kecil berjumlah tak kurang dari dua ratus orang terlihat telah sangat siaga dan siap menjalankan perintah kapan saja dari sang tuan.

Tak lama kemudian, bayangan tubuh Qing Yuan dan Qing Wei terlihat berloncatan dan melayang turun dari dahan-dahan pohon hutan, lalu mendarat di atas tanah hampir secara bersamaan. Kedatangan mereka segera disambut oleh pasukannya dengan berlutut disertai salam soja. "Salam hormat, Ketua!"

Qing Yuan tersenyum tipis sambil mengangguk. Ia bahkan masih sempat membasahi bibirnya yang sedikit kering dengan usapan lidahnya. Qing Yuan dengan suara tegas berwibawa lalu berseru, "Bangunlah, kalian semua!"

Orang-orang bertopeng itu pun segera bangkit dari berlututnya dan kembali berdiri dengan tegak menunggu perintah dari sang pimpinan.

Qing Yuan lalu berjalan mendekati Yang Shui yang menjadi komandan utama pasukan tersebut. Pria muda itu tetap menundukkan wajahnya tanpa berani bersitatap dengan murid kesayangan dari Yang Hua, ketua utama Sekte Lembah Kegelapan tempat dirinya berasal.

"Kakak Shui, tugasmu malam ini adalah mempimpin sebagian pasukan untuk mengepung kediaman Keluarga Guo dari arah belakang!" Qing Yuan berucap sambil meletakkan telapak tangannya di atas bahu Yang Shui.

"Siap Ketua!" sahut Yang Shui dengan tegas. "Aku akan membawa mereka melewati jalur lain, memutar dan tiba di kediaman itu dengan tanpa dicurigai oleh para pengunjung perjamuan."

Yang Shui berkata demikian, dikarenakan dirinya memang sudah mempelajari peta wilayah yang akan menjadi sasaran penyerangan.

"Baguslah, Kakak Shui." Qing Yuan tersenyum puas.

"Ah Wei, kamu dan pasukan bayangan cukup berjaga saja dan bergeraklah saat ada tanda bahaya dariku," ujar Qing Yuan sambil berbalik dan menatap Qing Wei.

"Ketua, bukankah lebih baik Ah Wei mendampingi Anda?" tanya Qing Wei. Ada kekhawatiran dalam nada suaranya.

"Tidak perlu, Ah Wei. Aku akan bergerak dengan sepuluh orang saja. Kalian semua tinggal lakukan apa yang aku perintahkan," sahut Qing Yuan

"Tapi, Ketua ...." Qing Wei merasa keberatan dengan rencana Qing Yuan. Entah mengapa ada suatu hal yang membuatnya ingin tetap mendampingi sang ketua.

"Sejak kapan kau menjadi tidak patuh kepada perintahku?" seru Qing Yuan yang merasa sangat tidak senang jika seseorang tak mematuhinya.

"Maaf, Ketua! Ah Wei hanya mencemaskan Anda. Tidak ada niat Ah Wei untuk tidak mematuhi Ketua." Qing Wei berlutut di hadapan Qing Yuan.

"Kalau begitu, lakukan saja apa yang telah aku rencanakan! Tugasmu adalah mengawasi keadaan dan hanya boleh bergerak jika aku sudah terdesak," kata Qing Yuan. Entah mengapa hatinya merasakan ada sesuatu yang sulit untuk dijelaskan.

Kemudian, pria muda itu mengenakan topeng hitamnya. "Bersiaplah kalian semua!"

"Ingat juga, jangan sampai ada korban jiwa atau melukai para tamu jika tidak diperlukan. Tujuan penyerangan ini adalah dua orang kepala keluarga, yaitu Shen Ming dan Yu Shan. Selebihnya tidak ada lagi." Qing Yuan berkata seraya mengikat tali topengnya.

"Baik, Ketua!" jawab seluruh pasukan dengan semangat yang berkobar di dada masing-masing.

Qing Yuan tersenyum sambil berjalan beberapa langkah membelakangi pasukan Kelompok Topeng Iblis. Tangan kiri pria muda itu kembali berada di pinggang belakang dengan telapak yang terkepal kuat dibalik jubah hitam yang menutupi punggungnya.

Tiba-tiba wajah sang ibu terbayang di pelupuk mata. "Ah Yuan! Ingatlah pesan ibu, jika kamu bertemu dengan pria yang bernama Yu Shan, maka bunuhlah dia untuk ibu!"

"Baik, Ibu. Aku akan melakukannya hanya demi Ibu!" sahut Qing Yuan dengan nada tegas dan datar.

"Baguslah, Qing Yuan Anakku Sayang." Qing Fuyu tertawa panjang setelah kalimat itu berakhir dia ucapkan. Wanita itu lalu bertanya, "Ah Yuan, kamu bahkan tidak bertanya alasan mengapa ibu ingin kamu membunuh Yu Shan?"

"Jika itu adalah suatu hal yang meresahkan hati ibu dan ayah, maka Qing Yuan ini hanya perlu bertindak tanpa harus bertanya apa alasannya." Qing Yuan menjawab tanpa keraguan sedikit pun.

"Bagus! Bagus, Anaku! Ibu suka atas sikapmu, Ah Yuan-ku!" Qing Fuyu membelai rambut anaknya dan menangkupkan kedua tangannya di pipi Qing Yuan.

"Suatu saat kamu akan mengerti, mengapa ibumu ini sangat menginginkan Yu Shan mati di tanganmu," ujar Qing Fuyu sembari menatap dalam-dalam pupil mata sewarna giok hitam dari Gunung Que milik anak lelakinya.

"Bunuh Shen Ming untuk laoshi!" geram Qing Yuan dalam hati. "Dan bunuh Yu Shan untuk ibu!"

"Habisi semua orang bermarga Shen!" teriak hati Qing Yuan. "Habisi juga semua orang dari Marga Yu!"

Suara-suara dari ayah angkat dan ibunya bagai memenuhi kepala Qing Yuan. Suara itu bagai terus mendesak dan menuntutnya untuk segera bertindak malam itu juga.

"Shen Ming, Yu Shan! Aku, Yang Yuan yang akan menghabisi kalian atas nama ibu dan guruku!" gumam Qing Yuan dengan gigi saling bergemerutuk.

Pemuda itu lalu mengepalkan tangannya kuat-kuat sambil menyeringai sinis. Wajah tampan itu seketika dipenuhi oleh aura pembunuh yang sangat menakutkan. "Kalian tunggulah kedatanganku! Aku akan mencabut kepala kalian berdua dan mempersembahkannya untuk ibu dan guruku!"

Qing Yuan kemudian tertawa lepas berkepanjangan. Suaranya bagai membelah langit yang mulai berhiaskan warna jingga. Senja itu, telah tersusun sebuah rencana pembunuhan atas dua keluarga yang cukup terpandang di wilayah Propinsi Guangbei.

Pada saat yang sama, ternyata ada beberapa pasang mata tengah mengawasi mereka dari balik rerimbunan semak belukar. Para sosok manusia misterius itu saling berbisik.

"Cepatlah kau laporkan pada ketua kita, bahwa Kelompok Topeng Iblis akan bergerak menyergap kediaman Keluarga Guo malam ini juga. Aku tetap di sini untuk terus mengawasi pergerakan mereka!" bisik salah seorang dari para pengintai. "Ingatlah, sebagian dari kalian harus bisa memancing kelompok yang dipimpin oleh Yang Shui. Jangan sampai kelompok itu mendahului kita. Kita akan berpura-pura menjadi mereka sesuai perintah dari ketua."

"Baiklah. Kami akan mengatur hal ini sebaik mungkin. Kau berhati-hatilah di sini!" ujar salah seorang dari para pengintai sembari beranjak pergi dari tempat itu.

"Kelompok Topeng Iblis, sekarang mari kita berlomba-lomba, kau atau kami yang memenangkan penyerangan malam ini." Pria yang masih tinggal di semak-semak dan terus mengawasi pergerakan pasukan milik Qing Yuan terlihat begitu sinis menatap sosok-sosok di hadapannya. "Humph, kalian hanya sekelompok bandit hutan yang hanya akan mendapat kesia-siaan belaka!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel