Chapter 8
Kristal energi itu masuk dan mengalir di seluruh jalur meridiannya dan bergerak berputar-putar dengan cepat. Keringat Fang Hua mengalir membasahi wajah dan tubuhnya saat menahan panas dan rasa terbakar di dalam tubuhnya. Dengan sisa-sisa tenaganya, Fang Hua menggerakkan kakinya dan melipatnya untuk bersila.
Fang Hua harus berusaha untuk menjinakkan energi liar itu dan menyimpannya di dalam kolam energinya yang dikenal dengan dantian.
Butuh konsentrasi untuk bisa masuk ke dalam alam bawah sadarnya dan mengendalikan energi qi itu lalu menyimpannya bersama energi-energi yang lainnya.
Bagi seorang kultivator memiliki lebih dari satu jenis qi itu adalah hal yang lumrah. Beberapa qi itu jika disatukan bisa menjadi energi yang luar biasa dasyat dan mematikan. Efek menghancurkannya mampu meledakkan tempat dengan jangkauan yang luas.
Fang Hua mengeluarkan energi Awan Saljunya untuk mengikat energi Kristal Naga Hijau itu. Kedua energi itu saling berkejaran di dalam meridiannya. Tubuh Fang Hua semakin bergejolak hingga membuatnya harus tersiksa menahan rasa panas dan dingin dari kedua energi itu yang masih berputar-putar.
Merasa jika energi Awan Salju saja tidak cukup, Fang Hua akhirnya juga melepaskan energi Cahaya Emasnya untuk menangkap Kristal Naga Hijau.
Tubuh Fang Hua bergetar hebat dengan keringat yang mengucur deras. Pergumulan ketiga energi itu membuat tubuhnya serasa seperti menjadi landasan rel kereta api. Meskipun terasa menyakitkan namun Fang Hua juga merasakan efek baiknya. Seluruh jalur meridiannya terbuka dengan sendirinya setelah dilalui oleh ketiga energi itu.
Fang Hua mencoba untuk menahan rasa panas terbakar dan nyeri di ulu hatinya. Perlahan-lahan dia kembali berkonsentrasi dan menguasai alam bawah sadarnya. Kini Fang Hua mengambil jalan dengan membuka meridiannya untuk menyerap qi alam sebanyak-banyaknya.
Usahanya membuahkan hasil. Qi Kristal Naga Hijau berhasil ditekan masuk menuju dantian. Gejolak yang ditimbulkannya perlahan memudar. Di antara ketiga energi inti yang ada di dalam tubuh Fang Hua, memang kekuatan Kristal Naga Hijau yang paling besar.
Energi alam terus masuk ke dalam tubuhnya, hingga pada akhirnya energi Kristal Naga Hijau berhasil tersimpan di dalam kolam energi.
Bukan cuma tubuhnya saja yang bertambah kuat, rupanya efek dari energi Kristal Naga Hijau juga membuat luka-luka di luar tubuh Fang Hua hilang tak berbekas dan kulitnya menjadi lebih halus.
"Aku mengalami masa remaja untuk yang kedua kali." Fang Hua tersenyum setelah melihat kedua lengannya.
Sesuai rencananya, Fang Hua mengemasi barang-barang yang perlu dia bawa. Hari itu juga dia ingin meninggalkan gubuk yang menjadi ruang tahanannya. Bisa saja kultivator yang membunuhnya datang kembali ke sana untuk memeriksanya.
Fang Hua berharap akan segera bertemu seseorang yang masuk ke dalam hutan itu dan membawanya keluar.
Berjalan tanpa arah di tengah hutan yang lebat membuatnya lelah. Di sepanjang perjalanan dia mengambil buah yang bisa dimakan, juga apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk stok bahan obat. Sesekali Fang Hua berteduh di bawah pohon untuk beristirahat melepas lelah.
Tanpa terasa sudah beberapa hari Fang Hua tinggal di hutan itu dan terus berjalan mengikuti arah kakinya melangkah karena tidak tahu arah. Selama menunggu seseorang yang masuk ke hutan itu, Fang Hua meningkatkan kultivasinya dan berlatih membuat pil obat. Saat ini Fang Hua berada di ranah bumi tingkat 9. Meskipun begitu, energi dan kecepatan yang dia miliki lebih besar dari itu.
Tingkatan dalam kultivasi di alam Fang Hua terbagi dalam 5 kategori yaitu, ranah bumi tingkat 1 sampai 9, ranah langit tingkat 1 sampai 9, ranah suci tingkat 1 sampai 9, ranah surgawi tingkat 1 sampai 9, dan ranah dewa tingkat 1 sampai 9.
Butuh waktu yang panjang untuk naik setingkat demi setingkat jika hanya mengandalkan latihan saja tanpa sumber daya yang mendukung.
Seseorang yang kaya rela membeli sumber daya seperti pil, kristal energi dan artefak lain yang bisa mempercepat mereka dalam menaikkan tingkatan kultivasinya. Tidak heran jika mereka semakin kuat dan berkuasa. Namun tidak menutup kemungkinan orang biasa terlahir dengan struktur tubuh yang membuatnya cepat meningkatkan ranah kultivasinya. Mereka biasa disebut sebagai kultivator jenius dan berbakat.
Kultivator jenius juga pantas disematkan untuk Fang Hua mengingat usianya yang baru 13 tahun sudah mampu menembus kultivasi ranah bumi tahap akhir.
Tekad Fang Hua yang kuat untuk membalas dendam membuatnya ingin segera menembus ranah langit. Selama berada di dalam Hutan Bintang Selatan dia terus berkultivasi dan memakan pil penguat jiwa agar tubuhnya bisa menyerap energi alam sebanyak-banyaknya untuk mempermudahnya menembus tingkat lanjut. Fang Hua berharap dia bertemu lagi dengan binatang roh untuk diambil intinya. Sebelum mendapatkan Kristal Naga Hijau, tubuhnya masih berada di ranah bumi tingkat 3 dan energi Kristal Naga Hijau membuatnya melompat 6 tingkat sekaligus.
Kemampuan Fang Hua dalam membuat obat pun juga meningkat. Hutan Bintang Selatan ternyata menyimpan banyak sekali tanaman obat langka yang berlimpah. Fang Hua yakin jika dia akan bertemu seorang alkemis di tempat ini.
***
Tanpa terasa, Fang Hua sudah berbulan-bulan tinggal di Hutan Bintang Selatan. Kini dia sudah mulai terbiasa menjadi orang rimba dan beralih dari kehidupan sebelumnya yang sangat kontras. Rasa bosan dan kesepian seringkali menghinggapi perasaannya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa selain terus menjalani hidupnya.
Pagi ini, Fang Hua ingin mengembangkan kemampuannya untuk berburu unggas liar sebagai santapan. Fang Hua membuat senjata sederhana dari rotan yang dibentuk melengkung menjadi busur. Sebagai dawai busurnya, Fang Hua membuatnya dari serat rumput liar yang dipilinnya hingga menyerupai dadung.
Sebagai anak panahnya, Fang Hua mencari pohon bambu dan membelah-belahnya menjadi bagian-bagian kecil. Setelah dihaluskan permukaannya dan diperuncing ujungnya, anak panah dari potongan bambu itu cukup membahayakan bagi korbannya. Fang Hua membuat banyak sekali anak panah sebagai persediaan dan memasukkannya ke dalam keranjang rotan kecil hasil anyamannya.
Sebagai seorang yang telah menamatkan kuliah kedokteran, tentu saja Alexa memiliki banyak sekali keterampilan dan pengalaman. Semua ingatan Alexa yang terbawa bersama jiwanya, membuat Fang Hua yang baru berusia 14 tahun terlihat begitu hebat. Dia mampu melakukan apa yang seharusnya belum bisa dilakukan oleh anak seusianya.
Fang Hua berjalan berkeliling menyusuri kedalaman hutan untuk mencoba senjata barunya. Dia memasang telinga dan untuk mendengar suara hewan buruannya. Matanya yang jeli terus mengamati setiap gerakan sekecil apapun yang terlihat.
Senyuman Fang Hua mengembang di balik cadarnya, di kejauhan terdengar suara orang sedang bercakap-cakap. Setelah sekian lama, akhirnya hutan itu didatangi oleh manusia juga. Namun Fang Hua tidak ingin terlalu senang dulu, dia harus berhati-hati terhadap orang baru yang belum dikenalnya.
***