Chapter 1
Di dunia modern,
Seorang wanita kira-kira berusia 25 tahun dengan penampilan rapi, tampak tergesa-gesa berjalan keluar dari dalam rumahnya, masuk ke dalam mobil lalu menjalankannya.
Dia adalah Alexa Moen, seorang dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit ternama. Selain itu dia juga memiliki sebuah klinik pribadi yang buka ketika dia tidak sedang bertugas di rumah sakit. Sebagai seorang dokter umum, Alexa memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Namun demikian dia tetap memiliki waktu libur seminggu sekali untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas yang dia jalani.
Alexa terlahir sebagai seorang yatim piatu. Ayahnya seorang tentara yang gugur ketika dia masih ada dalam kandungan ibunya, sedangkan ibunya meninggal ketika melahirkannya. Alexa kecil tinggal dan dibesarkan oleh neneknya di sebuah kampung terpencil. Neneknya yang berprofesi sebagai terapis akupuntur membuatnya tertarik mempelajari ilmu kesehatan.
Selain seorang terapis akupuntur, nenek Alexa juga seorang ahli pengobatan yang memakai tenaga dalam dan teknik pernapasan. Sebagai orang terdekatnya, Alexa mewarisi semua ilmu yang dimiliki oleh sang nenek. Alexa juga keturunan terakhir keluarga bermarga Moen yang merupakan keturunan pendekar hebat di masa lampau.
Nenek Alexa meninggal ketika Alexa berusia 16 tahun. Sebelum meninggal dia mewariskan sebuah kitab yang dijaga secara turun temurun oleh leluhurnya. Kitab itu di tulis dengan huruf kuno, beruntung Alexa pernah belajar dari neneknya dan menyalin huruf-huruf itu ke dalam versi modern.
Dari kitab itu, Alexa mempelajari teknik-teknik pemurnian qi, pengadaptasian tubuh untuk menerima energi alam, dan penempaan tulang agar menjadi kuat. Banyak sekali jurus-jurus dan teknik mengolah ilmu tenaga dalam yang tertilis di sana. Butuh waktu sekitar sembilan tahun bagi Alexa untuk menguasai seluruh isinya. Tepat di hari ini waktu 9 tahun itu berlangsung.
Kitab yang dipelajari oleh Alexa adalah Kitab Sembilan Naga bintang tiga.
Alexa tidak pernah tahu jika leluhurnya telah memberi mantra pada kitab itu, di mana membuat pemegang kitab yang mempelajarinya dengan sungguh-sungguh harus rela menyerahkan jiwanya untuk menyatukan kembali sembilan kitab yang tercerai berai.
Drrttt ... drrttt ... drrttt!
Ponsel milik Alexa bergetar beberapa kali yang menandakan adanya sebuah panggilan masuk.
Alexa yang sedang menyetir mencoba mengabaikannya karena saat ini dia sedang berada di jalanan yang tidak memungkinkannya untuk berhenti.
Telepon itu terus berdering membuat Alexa merasa perlu untuk mengangkatnya. Setir mobil dia kendalikan dengan satu tangannya dan tangannya yang lain merogoh ponsel dari dalam tasnya. Alexa merasa kesulitan mengambil ponsel itu. Saat berhasil mengeluarkannya, ponsel itu malah terjatuh. Alexa meraih ponsel dan menggapai-gapai dengan tangannya sambil menyetir. Laju mobil Alexa menjadi oleng karena dia tidak fokus melihat ke jalanan.
Duuaarrrr! Boomm!
Mobil Alexa menabrak pembatas jalan lalu terus meluncur menghantam pagar jembatan.
Dalam kecelakaan tunggal itu Alexa meninggal di tempat.
Alexa merasa jiwanya seperti tertarik ke dalam sebuah lubang hitam yang sangat dalam dan terjatuh ke dalamnya.
Di dalam kematianya itu, Alexa tidak merasakan sakit ataupun terluka. Dia hanya merasa seperti sedang bermimpi dan menghuni alam bawah sadarnya. Sepenuhnya dia masih mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
****
Di Kekaisaran Benua Timur,
Ada sesosok tubuh seorang gadis yang sudah meninggal tersangkut di sebuah batu besar pada aliran sungai dangkal di bawah tanah yang melintasi sebuah goa.
Alexa merasakan jiwanya masuk kembali ke dalam tubuhnya yang ternyata tubuh gadis itu dan disambut dengan hawa dingin yang menyelimuti di sekujur tubuhnya.
Perlahan-lahan dia membuka mata dan mencoba untuk mellihat ke sekelilingnya. Kepalanya terasa berat dan hidungnya terasa perih ketika dia mengambil napas.
"Uhukk ... uhukk!" Alexa terbatuk dan mengeluarkan air yang tertahan di hidung, telinga, dan mulutnya.
Untuk beberapa saat, Alexa belum menyadari apa yang terjadi dengan tubuhnya karena masih sibuk mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
Matanya terbelalak ketika melihat bajunya menjadi aneh, tubuhnya menjadi lebih kecil, dan banyak lagi perubahan fisik yang tidak dia mengerti.
"Ini ... ini ... arrgh!" Alexa berteriak karena merasa frustasi saat melihat tubuhnya.
Pandangannya kemudian melihat ke sekeliling tempat dia berada sekarang.
'Goa? Aku berada di dalam goa? Bagaimana bisa? Bukannya aku tadi mengalami kecelakaan di sebuah jalan?'
Alexa mencoba berdiri namun tubuhnya terasa begitu sakit. Dia melihat luka lebam di sekujur tubuhnya dan baju yang robek dibeberapa bagian. Tulang punggungnya juga terasa remuk seperti habis terbentur benda yang keras.
Dengan susah payah Alexa bangun dan berjalan tertatih untuk melihat tempat di mana dia berada sekarang.
Semua terasa sangat membingungkan baginya, tubuh baru, lingkungan baru, semua terasa asing baginya.
Alexa berjalan dengan berpegangan dinding goa dengan bantuan cahaya temaram yang masuk ke sana melalui celah di langit-langit goa. Untuk menemukan pintu keluar, dia menebaknya dari aliran udara yang berhembus. Menurut perkiraannya, goa itu tidak terlalu dalam dan panjang mengingat sirkulasi udara di dalamnya terasa segar dan keadaannya juga tidak begitu gelap.
Tebakan Alexa benar. Setelah berjalan beberapa langkah, dia melihat cahaya terang dan mulut goa. Hatinya merasa lega. Alexa berharap bisa segera bertemu dengan orang yang dikenalinya di tempat itu.
"Akhirnya aku bisa keluar dari tempat yang gelap itu." Alexa bernapas lega dan tersenyum.
Namun, senyum itu segera memudar ketika sejauh matanya memandang yang terlihat hanyalah hutan belantara yang sangat lebat.
"Aku di mana? Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak! Tidak! Aku tidak mau di sini!" Alexa terus berteriak sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.
Rasanya percuma dia berteriak karena tidak ada satu orang pun yang akan mendengarnya. Di dalam terang kini dia bisa melihat dengan jelas tangan, kaki, dan penampilannya dengan jelas. Dia merasa aneh dengan baju yang melekat di tubuhnya.
Kaki Alexa gemetar mendapati tubuh yang dia tempati saat ini benar-benar bukan tubuhnya sebelumnya.
'Lalu siapa dia? Apa yang terjadi padanya?'
Setelah merasa sedikit tenang, Alexa berjalan mendekati sungai untuk melihat wajah barunya. Dia berdiri di tempat yang dia anggap aman dan bisa melihat pantulan wajahnya dengan jelas. Alexa terkejut melihat bayangan putri cantik di dalam air dengan usia yang masih sangat belia.
Alexa terdiam, matanya melebar dalam keheranan yang mendalam saat menyadari bahwa jiwanya telah berpindah ke tubuh seorang gadis muda yang begitu cantik. Tubuhnya yang sekarang penuh dengan nuansa kepolosan yang tidak dia kenal sebelumnya. Dalam kebingungannya, dia merasakan darahnya mengalir hangat di tubuhnya, dan menyadari bahwa hidupnya telah berubah secara drastis.
Dalam kebingungannya yang melilit, Alexa merasa pusing dan linglung, mencoba mengumpulkan pikiran-pikirannya yang tersebar dalam keadaan yang tidak dikenal. Dia merasa terpisah dari dunia yang dulu dikenalnya dan terjerumus ke dalam situasi yang jauh berbeda. Setiap langkahnya terasa tidak pasti, dan setiap detiknya penuh dengan kecemasan yang memenuhi pikirannya yang kacau. Dalam keadaan ini, dia berusaha menenangkan diri dan mencari cara untuk menemukan petunjuk yang bisa membantu memahami apa yang telah terjadi padanya.
***