Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 2 Keberanian Daniel

Saat Daniel dan Stefany menikmati siang yang tenang di bukit belakang sekolah, kebahagiaan mereka terganggu oleh kedatangan dua anak lelaki remaja bernama, Pablo dan Abner. Kedua anak itu dikenal sebagai pengganggu di sekolah, seringkali melakukan tindakan jahil dan mengganggu ketenangan orang lain.

Mereka mendekati Stefany dengan senyum licik di wajah keduanya, Abner dan Pablo berencana untuk mengganggu gadis itu dengan cara yang tidak menyenangkan.

"Hei, apa kabar, Stefany?" sapa Pablo dengan nada licik, sementara Abner tertawa di belakangnya.

Stefany membalas sapaan keduanya dengan senyuman tipis, namun ada kekhawatiran yang tersembunyi di matanya saat melihat kedua anak lelaki itu mendekat ke arahnya. Dia tahu betul reputasi mereka di sekolah.

Daniel, yang sebelumnya sedang duduk bersandar di atas rumput, segera menyadari kehadiran Pablo dan Abner. Dia merasa khawatir dengan niat mereka yang jelas ingin berbuat jahil kepada Stefany. Tanpa ragu, Daniel berdiri dan berjalan mendekati mereka dengan langkah mantap.

“Woi, apa yang sedang kalian rencanakan?" hardik Daniel dengan suara tegas, anak lelaki itu mencoba menutupi kekhawatirannya.

Pablo dan Abner tertawa dengan nada meremehkan Daniel.

“Ha-ha-ha! Kami cuma ingin bersenang-senang sedikit dengan Stefany di sini," jawab Pablo sambil menyeringai.

Tapi Daniel segera dapat membaca maksud sebenarnya di balik kata-kata mereka.

"Aku tahu betul apa yang kalian sedang rencanakan, dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi," tegasnya.

Stefany merasa lega melihat Daniel berdiri di sampingnya, siap membela dan melindunginya dari kejahatan kedua anak lelaki itu.

Pablo dan Abner, meskipun terkesan oleh keberanian Daniel, namun tidak mau menyerah begitu saja.

“Daniel! Jangan menjadi lemah, ayo ikut serta bersama kami!” ajak Abner.

Mereka mencoba meyakinkan Daniel untuk bergabung dengan mereka dalam aksi jahilnya, namun Daniel menolak dengan tegas.

"Aku tidak akan ikut serta dalam hal-hal seperti itu. Stefany adalah sahabatku. Aku pasti akan melindunginya!" ujar Daniel lagi dengan tegas.

"Kalian bisa pergi dan mencari sasaran lain untuk jahilin. Stefany dan aku hanya ingin menikmati siang ini dengan damai." usir Daniel kepada keduanya.

“Cih! Hei! Daniel Alexander! Sejak kapan kamu telah menjadi pesuruh Stefany?” kesal Pablo.

Lalu keduanya mulai berdiri mendekati Daniel. Sementara Stefany berada di belakang anak lelaki yang berperawakan tinggi itu, mencoba berlindung dari Pablo dan Abner yang ingin mengganggunya.

Menyadari akan hal itu, tanpa ragu Daniel juga ikut berdiri menantang keduanya. Anak lelaki itu pun berkata,

“Saya bukan pesuruh Stefany. Tapi saya adalah sahabatnya! Jika kalian ingin menjahilinya, maka kalian akan berhadapan denganku!” seru Daniel sambil mulai memasang kuda-kudanya.

Pablo dan Abner seketika gentar. Keduanya tahu jika Daniel sangat jago karate. Apalagi anak lelaki berambut coklat itu, lebih tinggi dari mereka.

“Dasar kamu, Daniel!” teriak Pablo.

“Tunggu saja pembalasan dari kami!” ujar Abner lantang lalu mulai pergi dari bukit hijau itu.

Pablo dan Abner, sangat kecewa karena tidak berhasil menjahili Stefany. Akhirnya keduanya menyerah dan pergi dengan perasaan kesal.

Stefany tersenyum kepada Daniel, merasa berterima kasih atas dukungan dan perlindungannya.

"Terima kasih, Daniel. Aku benar-benar senang kamu melindungiku dari Pablo dan Abner." ucap Stefany dengan nada tulus.

Daniel tersenyum kembali kepadanya.

“Itu memang kewajibanku, Stefany. Seorang sahabat akan selalu melindungi sahabatnya, bukan? Sekarang mari kita kembali menikmati pemandangan indah di bukit ini."

Mereka berdua kembali duduk di bawah pohon, dan menikmati ketenangan dan kebersamaan itu, dengan keyakinan bahwa persahabatan mereka lebih kuat daripada gangguan apapun yang mungkin datang dari luar.

Setelah Abner dan Pablo pergi, suasana kembali tenang di atas bukit di belakang sekolah. Daniel dan Stefany merasa lega, bisa melanjutkan hari mereka tanpa gangguan dari kedua anak lelaki tersebut. Mereka terus duduk bersama di bawah sebuah pohon yang rindang, menikmati semilir angin musim panas yang menyegarkan.

Daniel tersenyum ke arah Stefany. Sembari berkata,

"Phew! Pablo dan Abner selalu saja usil, huh!"

Stefany mengangguk setuju.

"Iya, aku sangat bersyukur kamu ada di sini, Daniel. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak ada bersamaku."

Daniel menggelengkan kepala.

"Tidak perlu berterima kasih, Stefany. Sudah menjadi kewajibanku untuk menjagamu, selalu! Nah … sekarang, mari kita kembali menikmati sisa siang hari ini tanpa gangguan."

“Iya, Daniel. Aku sangat senang bisa menghabiskan waktu bersamamu di sini,” sahut Stefany penuh semangat.

Tak lama setelah itu, Daniel meraih tasnya dan mengeluarkan sebuah harmonika kesayangannya dari dalamnya. Harmonika itu adalah hadiah ulang tahun dari Stefany untuknya yang selalu dirinya jaga dan rawat dengan baik.

Daniel pun tersenyum ke Stefany sambil memegang alat musik itu dengan lembut.

"Bagaimana kalau aku menambahkan sedikit musik untuk menemani pemandangan indah ini?"

Stefany tersenyum cerah.

"Aku suka ide itu! Ayo mainkan sebuah lagu Daniel!"

“Tentu, Stefany! Ask you want, Dear!”

Daniel pun mulai memainkan harmonikanya dengan keahlian yang menakjubkan. Melodi yang dimainkan olehnya terdengar indah dan menenangkan, mengikuti irama semilir angin musim panas yang berhembus di sekitar mereka. Stefany merasa hatinya tenang dan pikirannya tentram saat mendengarkan suara harmonika Daniel.

Tiba-tiba, Daniel memulai melodi dari grup band Coldplay yang terkenal, di Inggris berjudul ‘Yellow’

Dia melantunkan melodi yang penuh emosi dengan perasaan mendalam, mengalirkan semua aura positifnya kepada Stefany. Daniel menatap mata Stefany dengan tulus saat melanjutkan memainkan lagu itu.

Look at the stars

Look how they shine for you

And everything you do

Yeah, they were all yellow

I came along

I wrote a song for you

And all the things you do

And it was called Yellow

So then I took my turn

Oh, what a thing to have done

And it was all yellow

Your skin, oh yeah, your skin and bones

Turn into something beautiful

And you know, you know I love you so.

Stefany tersenyum lembut, tergerak oleh keindahan musik yang Daniel mainkan untuknya.

"Melodinya indah sekali, Daniel. Terima kasih telah membagikan momen ini dengan aku."

“Tentu saja, Stefany! Aku akan selalu ada untukmu, itu janji setiaku kepadamu!” ucap Daniel dari kesungguhan hatinya.

Daniel tersenyum balik kepadanya, melanjutkan permainannya dengan penuh semangat. Mereka berdua saat ini seolah-olah sedang terperangkap ke dalam dunia musik, melupakan segala kekhawatiran dan gangguan di sekitar mereka.

Keduanya terus menikmati saat itu, di atas bukit yang hijau, di bawah sinar matahari yang hangat, dengan musik yang mengisi udara di sekitar mereka.

Setelah melodi selesai dimainkan oleh Daniel dan Stefany duduk dalam keheningan, menikmati sisa-sisa kebahagiaan yang terpancar dari harmoni alam dan musik.

Keduanya tahu jika tak ada yang lebih baik daripada berbagi momen indah seperti ini, bersama teman terbaiknya. Meskipun ada beberapa orang yang usil dengan persahabatannya namun keduanya akan selalu menemukan cara untuk kembali ke kebahagiaan dan kedamaian yang mereka miliki bersama.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel