Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Si Pemilik Rumah Misterius

"M-Mas..." Bella kembali berbisik di telinga Anggra dengan gestur tidak nyaman. Semua sorot penuh arti dari para lelaki itu membuatnya menggigil ketakutan. Mata tajam mereka seakan hendak meneelanjangi tubuhnya.

"Kok aku merasa dilihat dengan cara yang tidak senonohh ya?" Bella semakin mengeratkan tangannya yang melingkar di lengan Anggra. Sengaja ia sembunyikan tubuhnya di belakang suaminya itu, untuk menghindari tatapan bak serigala liar yang tak lepas terarah kepadanya.

Anggra mengecup puncak kepala istrinya. "Santai saja, Sayang. Mungkin karena kamu itu terlalu cantik dan seksi, jadi wajar kalau jadi sorotan semua orang di sini."

"Mas kok tidak merasa terganggu sih, istrinya dipelototin seperti itu sama lelaki lain?" Cebik Bella kesal. Menurut wanita bersurai ikal itu Anggra terlihat terlalu santai, bahkan terkesan tidak peduli. Bukankah seharusnya seorang suami akan merasa marah kalau istrinya ditatap dengan penuh nafsu seperti itu?

Anggra terkekeh pelan dan mengelus pipi istrinya. "Sudahlah. Yuk, kita berkenalan dengan semua anggota perkumpulan ini."

Bella pun berjalan mengikuti kemana suaminya membawa dirinya. Anggra mulai mendekati satu persatu tamu yang ada di sana, lalu memperkenalkan dirinya dan Bella dengan sopan. Lelaki itu cukup luwes juga dalam pergaulan, harus Bella akui hal itu. Ia bisa berbaur dengan kalangan atas dengan baik.

Berbeda halnya dengan Bella yang pada dasarnya pendiam jika berada di situasi yang asing baginya. Terlebih lagi, setiap kali Anggra membawanya untuk berkenalan dengan orang baru, selalu saja tatapan lekat penuh makna dari semua laki-laki yang ia dapat.

Ah ya, dan satu lagi. Para wanitanya juga terlihat sama anehnya. Mereka terlihat jijik dan tak suka pada Bella, padahal Bella pun belum pernah bertemu sebelumnya.

"Aahh!!!" Bella memekik kecil ketika seorang wanita yang menabraknya tak sengaja menumpahkan segelas wine ke gaunnya.

"Oh, maafkan aku," ucap wanita bergaun hijau yang barusan menabraknya. "Aku tidak sengaja." Wanita itu meminta maaf bukan kepada Bella, namun kepada Anggra dengan seuntai senyum manis di bibirnya.

Bella kesal sekali. Dia menabrak dan membuat gaunnya basah, tapi kenapa malah memandangi dan tersenyum kepada suaminya? Menyebalkan!

"Anda seharusnya meminta maaf dengan benar, Nyonya. Anda telah membuat gaun saya basah, tapi bukannya merasa bersalah, Anda malah menggoda suami saya! Apa seperti ini manner para wanita kalangan atas?" Sindirnya gusar.

Ia bukan tipe yang suka berterus terang seperti ini, namun kekesalan Bella sudah berada di ubun-ubun. Persetan dengan perkumpulan tidak jelas ini!

Wanita bergaun hijau itu bersidekap dan menatap Bella tajam. Netranya yang terlapis kontal lensa abu-abu memandangi Bella dari ujung kepala ke ujung kaki dengan sorot mengejek.

"Aku kan sudah meminta maaf, jadi manner seperti apa yang kamu maksud?" Balasnya dengan wajah mencemooh. "Manner rakyat jelata maksudnya??"

Bella ingin membalas, namun Anggra cepat-cepat menengahinya.

"Sudaah Sayang. Sekarang lebih baik bersihkan dulu noda gaunmu di toilet, ya?" Bisiknya seraua menyeret Bella ke arah toilet.

"Mas, kok kamu nggak belain aku sih?" Tukas Bella kesal sambil cemberut. "Apa yang aku katakan tadi kan benar!"

"Sayang, aku mohon kamu mau bersabar oke? Semua ini demi bisnis start up kita yang masih merintis dan membutuhkan suntikan modal yang banyak. Tadi aku juga sudah mengantongi beberapa nama pengusaha yang tertarik inves di perusahaan," tutur Anggra dengan wajah berbinar-binar, berbanding terbalik dengan Bella.

'Maksudnya pengusaha yang tadi memandangi setiap tonjolan di depan dan belakang tubuhku sambil menjilaati bibirnya??' Gerutu Bella dalam hati. Ia kesal sekali kepada Anggra yang tidak peka saat istrinya menjadi sasaran tatapan nakal mereka.

"Aku masuk ke toilet dulu, Mas. Tungguin ya?"

"Aku tunggu di dekat panggung saja, ya? Risih rasanya berdiri di samping toilet wanita," sahut Anggra.

Bella mendesah lelah. "Ya~ ya... terserah saja." Dasar suami tidak peka!

Beberapa menit kemudian, Bella telah selesai membersihkan gaunnya dari noda merah gelap red wine. Untung saja gaunnya berwarna perak, jadi jejak basah air untuk membersihkan noda itu tidak terlalu ketara.

Bella celingukan mencari keberadaan suaminya ketika ia telah keluar dari toilet. Saat ia berjalan ke arah panggung, Bella menahan napas kesal melihat pemandangan yang terpampang di depan matanya.

Anggra terlihat asik tertawa sambil berbisik-bisik dengan wanita bergaun hijau yang tadi menabrak dan menyiramnya dengan red wine!

Apa-apaan ini??

Dengan langkah penuh amarah, Bella pun bermaksud untuk menemui Anggra dan kali ini ia benar-benar akan memaksa suaminya itu untuk angkat kaki dari sini. Jika lelaki itu menolak, maka Bella akan pulang dengan menyetir sendiri. Persetan dengan suaminya!

Wanita itu sakit hati melihat tawa lepas Anggra bersama perempuan sialan itu.

Namun suara tepuk tangan keras yang tiba-tiba berkumandang menyurutkan langkahnya.

Dengan perasaan bingung campur penasaran, Bella pun menoleh ke kiri dan kanan untuk melihat siapakah gerangan sosok yang diberi tepuk tangan semeriah ini.

Sepasang suami istri dengan penampilan sangat memukau terlihat berjalan dari arah pintu ganda sambil tersenyum kepada semua orang.

Eh, lebih tepatnya sih istrinya yang tersenyum, sementara sang suami hanya diam dengan wajah datar.

Bella melongo melihat wajah mereka yang luar biasa tampan dan cantik.

Sang istri memiliki raut dan tubuh bak supermodel dengan rambut pirang ombre dan wajah perpaduan Eropa dan Asia, sedangkan sang suami lebih mirip aktor Amerika tampan bermata biru cerah yang Bella lupa namanya.

Wah, pasangan yang sangat sempurna! Bagaimana mungkin dua sosok tanpa cela bisa saling menemukan dan bersatu seperti ini?

Pasangan itu pun langsung dikerubuti banyak orang. Mungkin mereka selebriti? Entahlah, rasa-rasanya Bella juga pernah melihat mereka tapi entah dimana.

Tiba-tiba Bella merasakan tangannya digandeng oleh seseorang.

"Ayo Sayang, kita berkenalan dulu dengan pasangan Bradwell. Mereka adalah pemilik istana megah ini sekaligus ketua perkumpulan," ucap Anggra penuh semangat.

Bella yang masih sangat kesal dengan kelakuan genit suaminya, segera menepis tangan Anggra.

"Aku mau pulang saja, Mas," ucap Bella dengan wajah dingin. "Kalau Mas Anggra masih mau di sini, silahkan. Aku pesan taksi saja."

"Bellaaa... jangan ngambek gitu dong," Anggra cepat-cepat meraih siku istrinya yang hendak membalikkan badan. "Maaf kalau kamu nggak nyaman. Tapi aku janji kita nggak akan lama-lama di sini, oke? Tunggulah sebentar lagi ya?"

Bella menggeleng kuat-kuat. "Mas Anggra di sini saja, biar aku yang pulang sendiri. Toh, Mas juga butuh suntikan dana kan? Dan sepertinya wanita bergaun hijau itu juga akrab banget ya sama Mas? Silahkan saja kalau masih mau mengobrol lebih lanjut," sindirnya ketus.

"Bellaa... aku cuma--"

"Tuan Anggra Dwi Kusuma?"

Sebuah suara halus seorang wanita tiba-tiba menyapa Anggra yang sedang membujuk Bella.

Dan kedua suami istri itu benar-benar terkejut ketika yang menyapa adalah istri dari pasangan Bradwell!

Dengan sigap Anggra buru-buru menarik Bella mendekat, sebelum tersenyum dan membalas sapaan wanita cantik bersurai pirang panjang itu.

"Selamat malam, Tuan dan Nyonya Bradwell. Saya merasa terhormat karena Anda sudah mengundang untuk hadir di acara ini," balas Anggra seraya tersenyum sopan.

"Terima kasih karena telah hadir di sini," balas Nyonya Bradwell dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibir berpulas lipstik menyala. Sedetik kemudian ia seperti menyadari tatapan suaminya yang tak putus kepada Bella.

"Anda pasti Arabella Kanaya," ucapnya sambil mengamati gaun perak seksi yang melekat di tubuh Bella.

"Gaun itu sangat cocok dengan Anda, Arabella. Anda sangat beruntung memiliki tubuh yang bisa membuat setiap wanita iri," komentarnya sembari terkekeh pelan.

Bella membelalakkan matanya setelah menyadari sesuatu. Wanita inilah yang mengirimnya gaun dan kalung berlian lion kupu-kupu yang ia kenakan!

"Oh, terima kasih untuk kiriman Anda, Nyonya Bradwell. Gaun dan kalung yang sangat indah. Saya sangat menyukainya," tutur Bella dengan senyum manisnya yang tulus.

"Ah, Anda manis sekali!" Nyonya Bradwell tiba-tiba saja melepaskan pelukannya dari lengan suaminya, lalu menjulurkan tangannya untuk mengelus pipi Bella.

"Dan kulit Anda juga sangat halus dengan warna keemasan yang indah."

Bella terkejut mendapatkan sentuhan tiba-tiba itu di wajahnya dari orang asing. Sekilas ia melirik ke arah Anggra, namun lagi-lagi suaminya itu terlihat santai dan malah ada kilat bangga yang terpantul di dalam matanya.

"Sini, biar kuperkenalkan dengan suamiku." Nyonya Bradwell menggamit lengan Bella, lalu membawanya hingga berhadapan secara langsung dengan makhluk dengan fisik paling sempurna yang pernah Bella temui seumur hidupnya.

"Regan sayang, dia adalah Arabella. Istri Tuan Anggra Dwi Kusuma. Bukankah ia sangat cantik?"

DEG.

Bella hanya bisa menelan ludahnya yang terasa berat, ketika Tuan Bradwell itu menatapnya lekat dari balik manik sebiru lautan yang dalam dan misterius.

Ada yang aneh dari netra biru itu. Jika lelaki lain menatap Bella seeperti serigala liar yang menatap mangsanya, maka lelaki ini menatap Bella seperti... makhluk bengis nan kejam yang mengintai dari kegelapan.

Menunggu saat yang tepat untuk menghisap sari pati kehidupanmu, menikmati dirimu, lalu membuangmu jika ia bilang 'selesai'.

"Kau benar, Patricia." Suara berat itu mengalun dari bibir penuh lelaki itu yang berlekuk sseksi. Tatapannya tajam tertuju pada manik coklat Bella yang tak mampu berkedip bagai terhipnotis di bawah sorot biru itu.

"Arabella sangat cantik."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel