Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

"Yang istimewa, akan kalah dengan yang selalu ada."

-anonym-

Darren menatap layar ponselnya dengan napas yang berderu kasar. Seseorang mengirimkan foto Rachel dan Aldi yang sedang berjalan-jalan di mall.

Tentu saja itu membuat Darren kesal, karena bagaimana pun juga Rachel adalah kekasih Darren. Ia tidak suka miliknya disentuh orang lain, walaupun perasaan Darren ke Rachel tidak sebesar itu.

Mengetahui fakta bahwa gadis penakut yang hampir selalu menunduk jika berhadapan dengannya, kini tertawa bersama lelaki lain benar-benar membuat Darren naik pitam. Bagaimana bisa Rachel tersenyum dan tertawa sebahagia itu saat bersama Aldi?

Apa kata orang kalau ada yang melihat hal itu? Tentu harga diri seorang Darren sebagai Ketua Geng GASTRA yang tidak pernah kalah akan terluka karena tandanya ia telah kalah dari Aldi. Apalagi dalam urusan perempuan!

Darren segera membuka kontak, mencari nomor Rachel dan mendial-nya. Cowok itu menunggu beberapa saat, Rachel tidak kunjung mengangkat teleponnya.

Percobaan telepon Darren yang pertama gagal karena Rachel tidak mengangkat. "Sibuk sama Aldi sampai telepon gue ngga diangkat?" ucap Darren kesal.

Darren kembali mencoba menghubungi Rachel untuk yang kedua kalinya, namun gadis itu masih tidak mengangkat. Tiga kali, empat kali, bahkan sampai telepon yang ke lima Rachel tidak kunjung mengangkat teleponnya.

Hal itu membuat Darren berdecak kesal. "Lo mau bales gue ya, Rachel?"

Beberapa detik kemudian, ponsel Darren berdering. Cowok itu langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang telah meneleponnya.

"Posisi," sambar Mika saat Darren baru saja mengangkat teleponnya.

"Rumah," sahut Darren dengan nada kesal, ternyata bukan Rachel.

"Cendrawasih nyari gara-gara," ucap Mika yang langsung membuat Darren bangkit dari posisinya.

"Mereka ngapain lagi?" tanya Darren terpancing.

"Salah satu anak Alardo yang sekolah di sana, nyerempet Bara. Mereka sengaja."

"Kita balas," ujar Darren seraya mengepalkan tangan.

"Jangan sekarang, besok, ataupun lusa," balas Mika yang membuat dahi Darren mengernyit, "sabar dulu, Dar. Gue belum selese ngomong."

"Apaan?" Darren berucap malas.

"Anak-anak udah punya rencana, buat balas Alardo di saat yang tepat."

"Lo semua bikin rencana tanpa persetujuan gue?"

"Santai, Bos. Lo bakalan setuju dengan cara ini, gue jamin," ucap Mika dengan yakin.

"Dan, kalau seandainya gue nggak setuju?" tanya Darren dengan nada menantang.

"Gue bakalan umbar hubungan gue sama Luna, nggak backstreet lagi," sahut Mika dengan nada yakin.

"Nggak menguntungkan," balas Darren.

"Ntar aja itu kita pikirin, gue masih ada kabar lain," lanjut Mika.

"Apa?"

"Bu Fero nyuruh kita jadi team keamanan buat acara camping di puncak, nanti. Katanya, kita lebih nyeremin daripada seksi keamanan di OSIS."

"Dia kira kita bodyguard? Ogah," tolak Darren, Bu Fero kira anak Gastra itu apa? Kemarin bersikeras untuk membubarkan, sekarang malah minta bantuan.

"Ini ada hubungannya sama kelulusan kita, njir. Kalo sampe kita nggak mau, habis dah kita nggak lulus. Lo tau sendiri 'kan, catatan kenakalan kita itu sudah seberapa tebel?"

"Harus banget jadi bodyguard anak-anak camping?" gerutu Darren tidak suka.

"Ya, mau gimana lagi, lah. Pasrah aja, daripada kita nggak lulus," oceh Mika.

"Kapan acaranya?" tanya Darren.

"Belum dikabarin Bu Fero, ntar deh gue tanyain lagi. Udahan, yak. Gue lagi pusing,"

"Kenapa lo?"

"Luna minta putus, kampret. Kaga ada angin kaga ada hujan,"

"Mampus." Darren terkekeh.

"Halah, tunggu aja Rachel juga minta putus. Mampus lo," sewot Mika.

"Nggak bakal," balas Darren yang tiba-tiba berubah serius. Teringat kejadian tadi.

"Serah." Mika langsung menutup sepihak teleponnya.

Saat sambungan teleponnya terputus, ponsel Darren langsung dipenuhi spamchat dari Rachel.

Rachel Annatasia :

Kamu kenapa nelfon?

Dar, aku telepon balik tapi sambungannya sibuk. Kamu lagi teleponan sama siapa?

Darren?

Kamu kenapa?

Kamu ngga pernah nelfon sebanyak ini, aku jadi khawatir. Kenapa?

Darren kemudian mengetik balasan.

Darren :

Jangan pernah jalan sama cowok lain selama lo masih jadi cewek gue. Gue nggak suka itu.

Rachel :

Aldi, ya? Aku udah lama mau cerita ke kamu kalau Aldi itu sahabat aku dari kecil. Tadi dia minta aku temenin dia beli kado buat mamanya, maaf aku ngga bilang ke kamu dulu.

Kamu marah, ya?

Darren :

Lo itu cewek gue. Gimana kalau temen atau musuh gue liat lo sama cowok lain? Habis harga diri gue, Chel.

Rachel :

Tapi, kamu sama Lisa? Kamu sering bareng sama Lisa, anter jemput dia. Aku ngga pernah marah atau ngelarang. Gimana harga diri aku di depan teman-teman kamu?

Darren :

Jangan pernah samain lo sama Lisa, Chel. Lo berdua beda.

Rachel tersenyum miris. "Lisa cantik, kaya, populer. Dan Aku bukan apa-apa."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel