Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Nafsu Gila Calon Pengantin

“Owhhh....tubuhmu kekar banget Tomi!” seru Mona terbelalak sambil matanya melirik tajam ke arah selangkangan Tomi dimana terdapat senjata tegang dan berukuran besar dan panjang sudah dalam keadaan tegak berdiri.

Tanpa berkata-kata lagi, tubuh polos Tomi pun tiba-tiba telah menindih tubuh Mona yang masih berpakaian baju dan celana piyama itu.

Dengan ganas dan penuh gairah Tomi melahap bibir Mona dan kedua tangan Tomi sangat liar bergerak meraba tubuh seksi Mona dengan perlahan membuka kancing atas baju piyama milik Mona itu.

Sementara di luar kamar masih terdengar dengan volume kencang suara film dewasa yang sedang beradegan seorang pria kekar sedang bercinta dengan seorang wanita seksi yang sudah sama-sama telanjang bulat.

Suara desahan dan erangan kasar dari film itu membuat Mona dan Tomi benar-benar terhanyut malam itu.

“Eshhh..ahhh..owhhh..Tomiii..sabarrr..sayanggg...jangan sekarang kumohonnn!” ucap Mona meski kalimatnya seolah menahan tapi sangat terasa oleh Tomi kalo tubuh Mona mau menerima cumbuannya kali ini.

Tomi yang kembali terbakar birahi tingkat tinggi seolah tak perdulikan suara memohon Mona yang nampak setengah menolak itu.

Jari kemari Tomi dengan kasar membuka kancing baju piyama Mona satu per satu dan terbukalah baju piyama itu sehingga Tomi kini melihat dua buah dada ranum milik Mona yang tersembul sebagian besar dibalik BH putih yang Mona pake saat itu.

“Ceppp..Cupp..mmphh...Cupp..ahhhh!” bibir dan llidah Tomi merangsek melahap sebagian buah dada dan mengulum pentil bukit kembar milik Mona dengan menyibakkan sebagian BH yang masih dipake Mona itu.

“Eshhh..ahhh..oehhh....Tomii..ahhh..eshhh...ahhh!” Mona mencoba menahan gerakan liar Tomi di area dadanya itu. Namun, karena cumbuan itu terasa semakin nikmat Mona nampak mulai terbawa gairah Tomi.

Puas menjamah dua bukit kembar milik sang kekasih, kini tangan Tomi perlahan mencoba menarik ke bawah celana piyama yang maih menempel di tubuh Mona. Namun, kali ini Mona mencoba menahan gerak tangan Tomi itu.

“Ku mohon jangan Tomiii...aku takut gak tahan nantiii...!” pinta Mona dengan suara bergetar.

“Sedikit saja ya sayanggg..aku gak akan masukin koq!” balas Tomi juga dengan suara bergetar dan wajah memerah sementara nafasnya terasa memburu.

Akhirnya Mona pun membiarkan Tomi menarik celana piyamanya itu hingga terlepas dari pantat dan kaki Mona. Kini Mona hanya memakai celana dalam saja yang ternyata sudah mulai basah.

Tomi yang tau kalo sebenarnya Mona pun telah berhasrat juga mencoba menciumi celana dalam itu dan juga area paha serta selangkangan Mona yang putih mulus itu.

“Ceppp..Cupp..Mmpphh..Cepp..ahhh!” bibir Tomi dengan penuh nafsu melahap area disekitar selangkangan Mona dan sang wanita cantik serta seksi itu hanya memegang kepala Tomi serta mulai mendesah perlahan menahan hasrat yang terasa semakin menaik.

Kedua kaki Mona telah mengengkang karena serangan wajah Tomi di area intimnya itu. Kini Tomi pun mulai mencoba menarik celana dalam yang masih dipake Mona itu. Namun, lagi-lagi Mona mencoba menahan.

“Jangan Tomiii...eshhh..ahhh..nanti saja yahhh!” ucap Mona dengan suara yang semakin melemah karena dirinya sedang berjuang menghadapi hasrat dirinya yang juga telah mulai menjalari dirinya.

“Gapapa sayangg...kan aku sudah bilang ..gak akan aku masukin..nanti juga kamu akan merasakan nikmat deh..heheh!” balas Tomi dengan senyum menyeringai ke wajah cantik sang calon istrinya itu.

Lagi-lagi Mona pun tak bisa menahan keinginan sang kekasih, Tomi pun berhasil menarik celana dalamnya melewati pantat montok Mona dan kedua kaki Mona. Maka kini tubuh bawah Mona telah polos.

Tomi yang melihatnya semakin sering menelan ludahnya menatap betapa seksinya liang senggama Mona yang disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna hitam dan itu sangat membangkitkan birahi Tomi apalagi aroma khas vagina wanita sangat tercium oleh Tomi saat itu.

“Slerpp..Slurpp..Cupp..Ceppp...ahhhh!” tiba-tiba lidah dan bibir Tomi telah menyerang area intim Mona itu dan kedua kaki Mona ia sibakkan sedemikian rupa sehinga kedua paha mulus milik Mona telah mengengkang lebar.

“Eshh..ahhh..owhhh..ahhh..Tomiii..ahhhh!” desahan Mona membuat Tomi makin kalap untuk terus menjamah area intim itu.

Mona pun melenguh dan mendesah dengan badan dan wajahnya melenting ke atas menahan rasa geli dan nikmat yang menjadi satu. Sedangkan kedua tangan Mona terus memegang kepala dan rambut Tomi yang sedang beringas menyerang area bawahnya.

Hampir setengah jam Tomi mencumbu di area liang syyrgawi milik sang kekasih, Mona pun semakin memerah wajahnya dan ia hanya bisa melenguh, mendesah dan merintih merasakan betapa nikmatnya cumbuan dari pria pujaannya itu.

Lama-kelamaan Mona pun tak tahan lagi, tiba-tiba tubuhnye mengejang sambil merasakan kedut-kdeut di lubang vaginanya sambil merasakan cairannya keluar. Cairan kenikmatan dari lubang seorang wanita cantik dan seksi.

“Uahh..ahhh..owhhh...aku nyampee..Tomiiii...serrrr..serrr..arghhhh!” Tomi pun merasa puas banget dengan terus memainkan lidah dan bibirnya di vagina Mona yang sangat terasa berkedut-kedut saat Mona mencapai orgasmenya tadi.

Dengan nafas turun naik karena baru saja mencapai klimaksnya, Mona pun bangun dari rebahannya dan menyuruh Tomi untuk bergantian rebahan terlentang di kasur.

“Ayo sayang, kini giliranku!” ucap Mona dengan suara menggoda lalu meraih kontol tegang milik Tomi. Lalu Mona pun menungging di depan Tomi sehingga pantatnya terlihat mekar indah di mata Tomi. Kontol Tomi pun terasa makin ngaceng menatap tubuh seksi Mona dan...

“Slerppp..Slurppp...Ceppp..Cupp..mmphh..ahhhh!” kini mulut Mona telah mengulum kepala kontol tegang milik Tomi. Lidah Mona pun dengan lincah menjilat-jilat seluruh area batang tegang milik calon suaminya itu.

“Eshh..ahhh..owhh...enakk..Monaaa..ahhh..eshhh..ahhhh!” kini gantian Tomi-lah yang kakinya bergetar menahan nikmat luar biasa karena cumbuan bibir dan mulut Mona di senjata andalannya itu.

Sambil menatap betapa Mona sedang mencoba memuaskannya, mata Tomi tak berkedip menatap dua buah dada dan pantat Mona yang sedang menungging di depannya. Tangan Tomi pun tak tahan untuk sambil meremas dua bukit kembar yang menggantung indah itu.

Sesekali Tomi pun menepuk bagian bokong indah milik Mona.

“Plakkk..Plakkk..eshhh..ahhhh..pelan-pelannn Tomiii..kan sakitt..eshhh..ahhhh!” Mona menjerit manja namun itu sebenarnya sungguh nikmat bagi Mona dengan keplak tangan Tomi dibagian pantatnya itu oleh Tomi.

Akhirnya karena nafsu birahi yang telah semakin membuncah, Tomi pun mencapai klimaksnya.

“Aku mau keluarrrr...arghhh..crottt..crottt..crottt...serrrr..crottt!” sebagian peju milik Tomi pun menyembur di bibir dan wajah Mona yang cukup gelagapan menahan semburan cairan kenikmata milik sang kekasih.

“Uhhh..ahh..Tomiii..ahhhh!” teriak Mona menjerit kecil menerima semburan cairan itu.

Mona pun langsung berlari menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tomi yang masih telanjang bulat pun berlari mengejar Mona mmenuju ke kamar mandi di kamar hotel itu.

Sesampainya di kamar mandi akhirnya mereka mandi bareng sambil lagi-lagi Tomi meraih wajah Mona untuk diajaknya berpagutan mesra hingga mereka puas dan rampung membersihkan tubuh mereka di sana.

Usainya mereka pun sama-sama hanya memakai handuk saja untuk kembali ke kasur berdekapan bobo barenga hingga esok pagi datang menjelang.

Pagi dini hari mereka pun membuka mata mereka sambil tetap berdekapan dan berbincang sesaat.

“Sayang...untung semalam gak kamu masukin, makasih yah!” ucap Mona sambil membelai wajah Tomi. Tomi pun tersenyum dan berkata....

“Aku sebenarnya sudah gak tahan dan sudah pengen banget ngentot sama kamu, heheh!” balas Tomi dan kembali meraih bibir Mona dan mereka pun sesaat saling berciuman mesra.

“Cuppp..Ceppp..Cupp...!”

“Sabar ya sayang, nanti kalo sudah sah, aku kasih kapan saja kamu mau Tomi!” balas Mona dengan penuh keyakinan akan selalu melayani hasrat birahi Tomi jika telah sah menjadi suaminya nanti.

“Beneran nih? Gak tipu-tipu kan? Heheh!” timpal Tomi mencoba meledek Mona. Mona pun membalasnya dengan memanyunkan bibirnya dan mereka pun tertawa bersama untuk kembali berdekapan dalam selimut tebal di ranjang kamar hotel yang terasa sangat dingin pagi dinihari itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel