Bab 9
Mengenalmu aku bahagia ... Setiap senyum yang terukir dari bibirmu mampu membuatku terhanyut akan suasana itu , bola matamu yang indah patut untuk dikagumi oleh semua kaum hawa ... Betapa bahagianya diriku dicintai oleh lelaki sepertimu .. Rayler kau adalah lelaki yang mampu membuatku berkata bahwa aku telah mampu melupakan seseorang yang pernah hadir lalu pergi meninggalkan diriku , aku tidak bisa memastikan bagaimana kah perasaan ini bahkan esok dan seterusnya tapi kau cukup tau Rayler percikan-percikan kasih sayang dan cinta telah tumbuh di hatiku .
Acellyn telah mencoret-coret buku diary nya dengan tinta hitam di dalam kamarnya.
Menutupnya dan meletakan di atas meja, jari Cellyn memencet tombol off lampu yang dari tadi menerangi kamar, menata bantal dan selimut hingga menyandarkan kepala untuk benar-benar terlelap.
15 menit kemudian...
Di dalam mimpi Cellyn...
Gadis itu melihat dari kejauhan dua pria yang saling adu pandang dengan tatapan tajam, latar belakang tempat itu adalah lapangan yang sangat luas namun di tengah tengah hanya ada dua orang lelaki yang saling adu pandang.
Celyn berjalan mendekati nya ia mengintip di balik pohon teryata itu adalah Rayler dan kakaknya Alexi Adelardo.
Merasa penasaran dengan yang dilakukan dua lelaki tampan itu ia mendekatinya, namun ketika hampir saja mendekati nya langkahnya terhenti mendengar bibir Alex.
"Kau harus menjauhi Cellyn!"
Rayler hanya tersenyum miring, "itu pasti, tapi nanti setelah Cellyn merasa hancur," Rayler memainkan jarinya seakan meremas sesuatu.
Gadis itu tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, ia berlari dan mendekati mereka berdua.
"Rayl apa yang kamu ucapkan?" Cellyn mendorong dada bidang Ray.
Tiba-tiba segerombolan teman Ray datang dan memukul habis-habisan Alex yang di belakang.
Cellyn menoleh melihat kakaknya jatuh terkapar, tangan Rayler memutar badan gadis itu.
"Lihatlah ini Lex, sekarang giliran Rayler yang memulai permainan," Rayler mencium Cellyn di depan mata Alex.
Alex yang mencoba berdiri namun tak mampu hanya mengarahkan tangan di depannya, "sekali lagi kau sentuh Cellyn Ray, Ku buat kau menyesal seumur hidup." teriak Alex di tengah-tengah kesakitan.
"Kakak." gadis itu bangkit dari tidurnya dan meminum segelas air putih yang berada di meja.
"Astaga mimpi." Cellyn mengambil ponselnya lalu menelfon seseorang.
Ia menyalakan lampu nya kembali walau kegelisahan masih terpancar.
"Ray angkat!" cemas Cellyn.
Tak ada jawaban dari seseorang yang ia telpon ia pun membuka pintu kamarnya ingin melihat apakah Alex sudah tertidur.
"Kak." mengetok pintu kamar Alex.
"Sepertinya sudah tidur." Cellyn kembali ke dalam kamarnya dan melanjutkan tidurnya dengan paksa.
***************
"Kakak akan mengantarmu," ucap Alex yang juga sudah bersiap untuk ke kantor nya.
"Baiklah,"
Alex pun mengendarai mobilnya berdua dengan Cellyn yang berada di samping.
Setelah beberapa menit kini mereka berdua telah sampai di gedung besar bertuliskan R.O.Y.A.L Group sebagai simbol dari perusahaan tersebut.
Alex membuka pintu mobil Cellyn dan membantunya turun, " hati-hati, aku akan menjemputmu nanti,"
"Baik kak." Cellyn pun berpamitan kepada kakak nya.
Seseorang dari jauh telah mengamati gerak-gerik kedua orang tersebut, tentu ia adalah Rayler. "Sial kenapa dia bersama Alex."
Segera Alex pergi memutar mobilnya dan menuju kantornya.
Gadis itu berjalan santai memasuki kantor itu, seperti biasanya menaiki lift terlebih dahulu.
Ketika pintu lift terbuka didepan berdirilah Rayler dengan wajah dinginnya, menarik tangan nya dan mengajaknya masuk kedalam ruangannya.
"Kau buru-buru?" ucap gadis itu.
Ray mendudukkan badan Cellyn ke Sofa, "nanti pulang aku akan mengantarmu,"
"Tapi nanti kak Alex menjemput ku, main? Kemana? Jangan bilang ke diskotik lagi? No ..no ..no.." mengelengkan kepalanya dan jarinya di depan lelaki itu.
"Kita nanti akan main ke area balapan mobil, aku ingin juga mengajak kekasih ku," Ray mengelus rambut Cellyn.
"Balapan?"
"Iyah balapan mobil."
Rayler mendekatkan wajahnya mencium pipi Cellyn, tangannya membuka kancing baju Cellyn yang sudah rapi.
"Ray jangan.... jangan," Cellyn menepis tangan Ray.
"Sebentar saja, sebentar saja Cellyn." meneruskan aksinya membuka kancing baju Cellyn.
Gadis itu mendorong Rayler dan berdiri membenarkan kancing bajunya, "dasar pagi-pagi udah mesum."
Ia pun pergi ke tempat kerjanya dan melanjutkan tugasnya sebagai sekretaris.
Rayler tersenyum, entah mengapa merasa gemas dengan tingkahnya.
~******************