Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Pada hari reuni, aku bergegas ke restoran sesuai jadwal.

Tapi entah kenapa, reuninya sudah dimulai.

Fernando sedang mengupaskan udang untuk Adrianna.

Mataku mulai memanas, Kakakku jelas-jelas alergi pada udang.

Dulu aku juga suka makan udang, dan setiap kali aku selalu merengek dan meminta Kakakku mengupasnya untukku.

Meskipun Kakakku alergi pada udang, tapi dia tetap mengupasnya untukku secara pribadi dengan ekspresi penuh kasih sayang.

Hanya saja, kemudian orang tua kami meninggal.

Kakakku menjadi acuh tak acuh dan kesal padaku, semenjak itu tidak ada lagi udang di atas meja.

Aku sedikit mengangkat kepalaku, berusaha untuk menahan air mata, melihat kembali orang-orang yang ada dalam ruangan itu.

Suara tawa dalam ruangan tiba-tiba berhenti.

Semua orang menatapku dengan aneh.

Hanya Kakakku saja yang tidak mengangkat kepalanya, tapi rahangnya yang terkatup rapat sudah cukup untuk menunjukkan rasa jijiknya padaku.

Napasku tercekat.

Adrianna berdiri pada waktu yang tepat dan berjalan ke arahku dengan ramah, "Kakak Sepupu, kami pikir kamu tidak akan datang."

Aku menatap ke arah Ketua Kelas dengan sorot mata bertanya-tanya.

Jelas-jelas aku memberi tahu Ketua Kelas bahwa aku akan datang, bahkan juga memastikan waktunya berulang kali.

Namun, Ketua Kelas langsung memalingkan wajahnya dengan ekspresi bersalah, tidak berani menatapku.

Mata Adrianna memerah seolah dia teraniaya, "Kakak Sepupu, kamu kenapa? Apa kamu marah?"

Sebelum aku bisa mengatakan apa pun, Fernando tiba-tiba berdiri dan menarik Adrianna ke sisinya.

Dia berkata dengan nada dingin dan dipenuhi rasa jijik, "Dia terlambat datang dan dia masih berani marah?"

Untuk sesaat, sepertinya aku telah memahami sesuatu.

Saat SMA, Ketua Kelas memiliki hubungan paling baik dengan Adrianna, dia selalu mengikuti pengaturan Adrianna dalam segala hal.

Aku menoleh untuk menatap Adrianna, bersiap untuk bertanya, tapi dia malah sudah menangis lebih dulu.

"Kakak Sepupu, hari ini adalah reuni kelas, jangan marah dan jangan membuat semua orang menjadi tidak bahagia."

Bahkan sebelum aku berbicara, Adrianna sudah menyalahkanku.

Ketika Fernando melihat air mata Adrianna, dia menjadi semakin kesal padaku, "Jika kamu tidak ingin datang, kamu boleh pergi, jangan merusak suasana di sini."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel