Bab 2

Aku kembali ke rumah sewaanku yang gelap dan sempit.

Aku menemukan notifikasi beberapa panggilan tidak terjawab dan pesan di ponselku.

Dua di antaranya adalah panggilan dari Ketua Kelas semasa SMA, dan satu lagi adalah panggilan dari Adrianna.

Adrianna Pekasa adalah adik sepupuku dan Kakakku, Fernando Pekasa, tapi dia selalu dengan manis memanggil Fernando dengan sebutan 'Kakak', sedangkan memanggilku dengan sebutan 'Kakak Sepupu'.

Bagi orang yang tidak tahu mungkin akan mengira mereka adalah saudara kandung yang lahir dari ibu yang sama.

Sudut bibirku terangkat naik sambil memeriksa ponselku.

Aku menyadari ternyata mereka meneleponku dikarenakan hal yang sama.

Reuni kelas.

Perutku tiba-tiba terasa mual, sebelum aku sempat membalas mereka, aku langsung berlari ke kamar mandi dan muntah.

Tapi aku tidak makan sepanjang hari kemarin, sama sekali tidak ada yang bisa kumuntahkan.

Meski begitu, aku tidak bisa menahan rasa mual dalam hatiku.

Sampai aku memuntahkan seteguk darah, aku akhirnya terjatuh di samping jamban karena lelah.

Musim panas yang terik setelah masa SMA berakhir adalah mimpi buruk yang tidak berani kusentuh lagi dalam hidupku.

Tubuhku juga mengalami beberapa gejala somatisasi, selama aku teringat pada apa pun yang terjadi semasa SMA, aku akan muntah dan tubuhku akan gemetar.

Setelah beberapa saat, perlahan-lahan akhirnya aku menjadi tenang.

Aku kembali ke sofa, mengambil ponselku dan tanpa sadar ingin menolak.

Namun saat sudut mataku menatap laporan diagnostik di atas meja, aku terpaku sejenak.

Saat berumur 18 tahun, Kakakku mengusirku dari rumah.

Merupakan suatu kemewahan bagiku untuk bertemu dengannya.

Kakakku sangat menyayangi Adrianna, jadi dia pasti akan menemaninya ke reuni kelas.

Kakakku tidak mengizinkanku kembali ke rumahnya, jadi hanya dengan cara ini aku baru bisa menemuinya.

Mengumpulkan keberanian, aku menekan rasa tidak nyaman dalam hatiku, menanyakan waktu dan lokasi reuni pada Ketua Kelas.

Kemudian aku memasukkan laporan diagnosisnya ke dalam map, bersiap untuk memberikannya pada Kakakku untuk membuatnya bahagia.