Bab. 6 Adam Al-Razi
Adam Al Razi adalah seorang pengusaha muda berusia 28 tahun. Lelaki berdarah Turki-Indonesia itu merupakan seorang introvert. Selain itu dia sangat gila dalam bekerja, entah sudah berapa banyak kekayaan yang dimilikinya. Dalam usianya yang terbilang masih muda, sepak terjang Adam dalam dunia bisnis sudah tidak diragukan lagi.
Adam sangat menjaga privasinya maka dari pada itu ia tidak punya banyak teman. Hanya beberapa relasi bisnisnya saja. Jadi tidak ada yang tahu secara dalam mengenai jati diri Adam sebenarnya. Lelaki itu bisa dibilang sangat misterius sekali.
Sebagia lelaki normal untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, Adam tidak mau melakukan sex bebas karena ia sangat berpegang teguh pada prinsip dan keyakinannya. Maka daripada itu, Adam menyuruh Damar untuk mencari wanita yang bisa dinikahinya sementara karena ia belum mau untuk terikat dalam pernikahan yang sah.
“Tuan mau saya carikan wanita yang seperti apa?” tanya Damar pada awal bekerja untuk Adam.
“Tentu yang cantik, lugu dan masih gadis,” jawab Tuan Adam dengan singkat dan jelas.
Setelah berpikir sejenak Damar pun berkata, “Untuk wanita seperti itu butuh modal besar Tuan.”
“Tidak masalah yang penting mereka tidak merepotkanku,” sahut Adam sambil mengambil sebuah amplop coklat dari dalam laci. “Tugasmu adalah mencari wanita yang sesuai dengan keingainanku! Selebihnya biar aku yang urus,” ujar Adam sambil melempar amplop itu kemudian Damar menangkapnya dengan sigap.
“Saya akan mencarikan yang terbaik buat, Tuan,” janji Damar sambil undur diri.
Adam yang suka tinggal di tempat yang sunyi dan sejuk seperti kawasan puncak. Maka tidak heran ia kerap bolak-balik Jakarta –Bogor dengan menggunakan helicopter pribadinya agarr tidak terkena macet. Di tempat itu pula Adam merasa aman untuk menjalani pernikahannya. Tentu dengan paraturan yang sudah di buatnya terlebih dahulu secara sepihak.
Lalu bagaimana jika para istri Adam tiba-tiba hamil? Oh … tentu itu tidak akan terjadi. Adam tidak pernah mau memakai pengaman, tidak enak menurutnya. Maka ia menyuruh Damar mencari seorang asisten yang mengerti akan dunia medis. Pilihan Damar pun jatuh kepada Bi Euis, wanita paruh baya mantan seorang perawat.
“Bi, layani wanita yang kunikahi dengan baik dan penuhi semua kebutuhannya dan buat mereka tidak akan pernah hamil!” seru Adam dengan serius.
“Baik Tuan,” jawab Bi Euis tanpa bertanya lebih lanjut.
Kini Adam sudah menikah yang ke empat kalinya, kenapa tidak satu wanita saja? Karena adam type cowok bosenan. Ketika ia sudah jenuh dengan satu orang perempuan maka dirinya tidak mau menyentuh wanita itu lagi. Lebih baik adam keluar duit lebih banyak yang penting hatinya puas dan hasratnya terpenuhi.
“Kumohon Tuan jangan ceraikanku! Aku sudah mencintaimu.” Seorang wanita tampak mengiba ketika Adam akan menjatuhkan talak.
“Maaf aku tidak bisa, ambilah ini untukmu!” jawab Adam sambil memberikan uang senilai 50 juta, “anggap saja itu hadiah karena kau sudah menjadi istriku,” jelas Adam kemudian.
“Tapi Tuan—“
“Kau kutalak!” ucap Adam dengan lantang, “Pergilah!” serunya kemudian.
Mau tidak mau wanita cantik itu pun pergi meninggalkan kediaman Adam. Begitupun dengan istri Adam yang berikutnya sampai menangis dan bersimpuh di kaki Adam agar tidak diceraikan.
“Aku rela melayanimu selamanya Tuan,” ucap wanita itu sambil terisak.
“Cukup satu tahun saja karena aku sudah bosan denganmu,” ujar Tuan Adam dengan angkuhnya.
Sama seperti yang terdahulu wanita itu pun harus pergi juga. Ada lagi istri adam yang ke tiga. Wanita itu sampai nekat mengakhiri hidupnya agar tidak dicerai.
“Aku akan bunuh diri jika Tuan menceraikan aku,” ancam wanita itu tidak main-main.
“Itu tidak akan merubah keputusanku,” ucap Adam tampak acuh tak acuh.
Cress …!
Wanita itu pun nekat menyilet urat nadinya. Darah segar tampak mengalir di pergelengan tangan kemudian ambruk tidak sadarkan diri. Adam segera memanggil Bi Euis untuk memberikan pertolongan dan wanita itu pun dapat diselamatkan.
“Terima kasih Tuan kau sudah menyelamatkanku,” ucap wanita itu ketika siuman.
Adam hanya tersenyum simpul dan berkata, “Kau kutalak.”
“Tidak …!” Tangis wanita itu pun pecah sambil memandangi Adam yang meninggalkannya.
Ada juga seorang relasi Adam, wanita karier, cantik pintar dan seksi yang tergila-gila kepada lelaki itu.
“Aku sangat mencintaimu, Dam,” ungkap wanita itu pada suatu hari ketika mempunyai kesempatan berdua dengan lelaki itu
“Lalu?” tanya Adam acuh tak acuh dengan singkat.
“Bisakah kita menjalin hubungan lebih serius?” tanya wanita itu penuh harap.
“To the point saja!” seru Adam tidak suka basa basi.
“Aku ingin kita berpacaran, kau ingin apa pun akan aku berikan,” jawab wanita itu sambil mengimingi.
Adam tampak tersenyum simpul dan bertanya, “Termasuk tubuhmu?”
Wanita itu pun segera mengangguk tanpa ragu dan berkata, “Aku akan melayanimu atas dasar suka sama suka.”
“Maaf tapi aku tidak bisa,” sahut Adam tanpa expresi, terlihat acuh dan dingin.
“Kenapa, apa yang kurang dariku?” tanya wanita cantik itu ingin tahu karena ia merasa begitu sempurna.
“Pastinya tubuhmu sudah pernah dijamah lelaki bukan? Aku tidak suka pakai barang bekas,” cibir Adam sambil tersenyum jijik.
“Dasar sombong,” umpat wanita itu yang merasa ditolak mentah-mentah oleh Adam. Ia pun segera pergi dengan hati yang remuk.
Adam tidak pernah jatuh cinta kepada para istrinya atau wanita lain karena sampai saat ini belum ada satu pun perempuan yang dapat menaklukkan hatinya. Adam tidak takut jika hukum menjeratnya karena semua itu sudah ia pikirkan matang-matang. Tidak ada status hukum dalam pernikahnnya jadi Adam tidak perlu memikirkan hal itu.
Lalu bagaimana dengan karma karena secara tidak langsung ia telah mempermainkan perkawinan. Adam merasa pernikahannya sah secara agama dan ia menafkahi lahir batin selama wanita itu menjadi istrinya.
Tidak heran kenapa wanita-wanita yang mengenal Adam langsung jatuh cinta kepada lelaki itu. Bagi mereka Adam adalah kesempurnaan yang begitu mempesona. Bertubuh kekar, tampan dan kaya raya sehingga mampu menggetarkan setiap jiwa wanita mana pun yang melihatnya.
Tuan Adam pun yakin jika Sari akan mencintainya suatu hari nanti, tetapi entah mengapa ia merasa wanita itu berbeda. Jujur baru kali ini dirinya sangat puas sekali jika bercinta dengan istri barunya itu. Sehingga membuatnya ingin terus menyentuh tubuh indah itu. Seperti candu yang setiap hari selalu dibutuhkan. Apakah ini yang namanya cinta?
Namun, tidak bagi Tuan Adam. Ia hanya menganggap wanita hanya lah sebagai pemuas nafsu semata tidak lebih dari itu. Lelaki itu juga tidak percaya akan yang namanya cinta. Menurutnya rasa itu hanya bisa membuat lemah saja. Kita lihat saja jalan hidup Adam, apakah ia bisa menghindar dari takdir yang sudah menjadi Qadanya.
BERSAMBUNG